36. Cinta Yang Terkutuk

382 51 28
                                    

"Mereka memiliki rasa yang sama tetapi tak akan bisa bersama."

-Psychopath Romance

***

"Aquila, I love you!"

Kevan tersenyum bahagia menatap Aquila, kedua tangannya dipenuhi bucket bunga mawar yang memang sedari awal ingin diberikannya untuk Aquila.

Aquila terseyum kecil, wajahnya ia tundukan menghadap lantai. Bulir-bulir air mata semakin menggenang di pelupuk matanya. Aquila sadar, rasa cinta yang diberikan Kevan padanya hanya akan menimbulkan lautan rasa sakit penuh darah.

Cinta yang Aquila dan Kevan rasakan bagaikan kutukan. Mereka memiliki rasa yang sama tetapi tak akan bisa bersama. Dengan senyum hangatnya Kevan membawa kebahagiaan, di sisi lain keluarga Aquila selalu menabur kesedihan. Ada tembok pembatas tak kasat mata yang menegaskan kutukan hubungan mereka.

Aquila mendongakkan wajahnya menatap kornea hitam Kevan yang berbinar, dengan lemah mulutnya menyunggingkan senyum tipis, serta matanya bekerja keras membendung buliran air mata yang akan jatuh. Dengan sorot sedih Aquila bergumam, "Jangan mencintaiku ..., Kevan."

Air mata Aquila sukses berjatuhan saat dilihatnya Ray yang semakin mendekati Kevan dengan semua cairan yang ada disaku jasnya. Aquila menahan pergelangan tangan Ray, dengan iba memohon, "Bebaskan dia, aku mohon padamu."

Dengan sunggingan senyum di mulutnya, Ray melepas tangan Aquila. "Tuan akan sangat gembira jika aku membawa tubuh busuk Kevan di hadapannya. Jangan menghalangi jalanku ..., jadilah gadis baik," bisik Ray ke arah telinga Aquila dengan serak.

Ray semakin mendekat ke arah Kevan, Aquila mengatupkan kedua matanya rapat-rapat saat dengan kasarnya Ray menghunuskan suntik berisi cairan mematikan ke arah leher Kevan.

Arghhh

Kevan terduduk lemas, matanya terpejam rapat, alisnya berkerut menahan rasa sakit yang kian membakar seluruh organ di tubuhnya.

Kevan teringat akan perkataan Aquila yang berulang kali menegaskan untuk jangan mencintainya, kala itu Kevan sungguh tak ambil pusing dengan semua ucapan yang Aquila lontarkan. Hingga saat ini dia tak pernah mengira akan jatuh cinta pada seorang iblis kecil yang berhati rapuh semacam Aquila, tapi Kevan tidak pernah menyesali keputusan itu. Justru keputusan Kevan memberikan cinta pada Aquila adalah keputusan paling sempurna dalam hidupnya.

Masyarakat terlalu sibuk mendorong Aquila menjadi sosok yang sempurna, hingga tanpa sadar mereka merubah jiwa Aquila menjadi gelap dan hancur sehancur-hancurnya.

Selama ini Kevan hidup bahagia dengan dunia, kali ini Kevan ingin menjadi alasan seseorang ingin bertahan hidup di dunia. Walaupun untuk mewujudkannya, hidupnya di dunia harus berakhir.

Hati Aquila rasanya sangat sakit, bak sedang dihunus pisau ribuan kali ketika melihat seseorang yang dicintainya bersusah payah memberikannya senyum hangat di tengah rasa sakit yang mendera tubuhnya. "I'm Sorry ...," cicit Aquila ditengah tangis tanpa suaranya.

"I'm O-okay ...."

Aquila semakin merasa sakit di hatinya, saat Kevan terus meyakinkan Aquila bahwa dirinya baik-baik saja disertai dengan senyum ngilunya saat menahan nyeri. Aquila berjalan perlahan mendekati Kevan yang berusaha berdiri dengan sempurna.

Aquila tersenyum, matanya yang teduh menatap Kevan. Tangannya ia ulurkan mengambil bucket bunga yang sebelumnya dibawa Kevan, "Terimakasih, Priaku ...."

[END] Pshycopath RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang