0.1

95.4K 14.1K 10.8K
                                    

"Bangsat."

"E-eh, sorry gue gak sengaja."

"Gak sengaja lo bilang? Denger ya, gue gak mau tau. Lo harus bersihin sepatu gue."

"T-tapi, gue gak sengaja."

"Bersihin sepatu gue! Gak pake air, jilat!"

"Lo kira gue hewan yang mau nurut sama lo, hah?!"

"Cut cut cut! Beomgyu, disini peran lo jadi korban bully."

"Gak gak gak, tukeran peran! Taehyun aja yang jadi korban bully, gue ogah."

Para peserta drama yang ada disana menghela nafas lelah untuk yang kesekian kalinya. Sudah berapa kali Beomgyu melenceng dalam memerankan perannya.

Seharusnya dia yang jadi korban bully, tapi dia malah kelihatan seperti si pembully.

"Gyu, kita capek. Lo akting yang bener, dong."

"Gue gak mau jadi korban bully! Taehyun aja, sih. Mukanya cocok tuh," tolak Beomgyu dengan ngegasnya.

Soobin, si pembuat naskah geleng-geleng kepala. Dia kira Beomgyu orangnya kalem dan nggak banyak omong. Taunya malah ngegas dan nyolot.

"Ya udah, biar Taehyun yang gantiin peran lo. Lo setuju gak, Tae?" Soobin bertanya dengan malas karena sudah lelah berada disana seharian.

"Ogah, gue gak mau ya disuruh-suruh sama si Beomgyu." Bukannya mengiyakan, Taehyun malah menolak.

"Astaga, terus maunya gimana?"

"Taehyun aja."

"Dih ogah, kita semua udah dibagiin peran secara merata. Lo harusnya bertanggung jawab menjalankan peran lo, bukannya marah ke Kak Soobin."

"Gue gak mau! Lo mau aja napa sih!"

"Apaan lah, gue tetep gak mau."

"Lo tau kan gue gak suka orang yang gak nurut sama omongan gue?"

Orang-orang yang ada disana langsung merasakan hawa-hawa emosi dari Beomgyu. Mereka semua memilih mundur untuk cari aman.

Beomgyu emang terkenal suka bully orang, walaupun nggak parah-parah banget, tetap aja dia tukang bully. Makanya mereka mundur, karena sebagian dari mereka pernah jadi korban bullynya Beomgyu.

"Tau kok, lo kira gue gak punya telinga buat denger semua gosipan anak-anak di sekolah?" Balas Taehyun dengan angkuhnya.

Kalau Beomgyu tukang bully, Taehyun itu si penentang bully. Dia doang yang berani sama Beomgyu, karena mereka sempat temenan, makanya nggak ada takut-takutnya sama tuh orang.

Tapi sayang, Taehyun itu orangnya agak angkuh dan cuek sama hal di sekitarnya.

"Gosip? Gue jadi bahan gosip?!"

"Iya lah, emangnya siapa lagi yang cocok jadi bahan gosip. Pembully berwajah bocah, kelakuannya juga kayak bocah."

"Kalian mau berantem atau main drama? Lebih baik kalian pulang, ganggu aja."

Mereka berdua terkejut melihat kedatangan si ketua klub dengan wajah datarnya.

"E-eh, Kak Yeonjun," keduanya menunjukkan cengirannya bersamaan.

"Kalian mau main drama yang sesungguhnya? Boleh, tapi di hutan aja, ya."

"Oke, cut!"

Ketiganya serentak menghela nafas lega dan saling bertos ria dengan gembira.

"Nah, gitu dong. By the way, kalian jangan gitu lagi di dunia nyata, ya," pinta Kai yang dibalas anggukan oleh ketiganya.

Jadi, mereka sedang berlatih drama untuk pentas seni yang akan dilaksanakan empat bulan lagi. Peran yang mereka mainkan adalah diri mereka sendiri di dunia nyata.

Tapi tenang aja, Beomgyu sama Taehyun sekarang temenan, kok. Beomgyu juga udah berhenti bully orang, itu pun harus disadarkan Taehyun berkali-kali.

Tapi sifat Taehyun yang angkuh udah nggak ada lagi, kok. Sekarang dia baik ke semua orang, tapi kadang-kadang masih aja cuek.

"Sumpah, gue deg degan pas liat aktingnya Beomgyu sama Taehyun. Gue kira mereka mau berantem lagi kayak dulu," celetuk Soobin seraya berjalan menghampiri mereka.

"Ho oh, gue aja sampe mau nyuruh mereka berhenti." Kai menyahut setuju.

"Eh, lo udah gak apa-apa kan, Kak?" Tanya Beomgyu pada Yeonjun, yang membuat Soobin, Kai, dan Taehyun menatapnya tajam.

"Lo ngapain nanya itu, sih?" Desis Taehyun sambil mencubit lengan Beomgyu. "Gue udah berusaha bikin dia gak depresi lagi, sampe Kak Yeonjun kenapa-napa gue sumpahin kepala lo botak."

"Taehyun, gue gak apa-apa, gak usah marahin Beomgyu. Lagipula, emang salah gue karena nyusahin kalian berempat," ucap Yeonjun seraya tersenyum tipis.

"Enggak kok, itu udah tugas kita sebagai temen. Oh ya, besok kan gue sama Taehyun ada ulangan fisika, Kak Yeonjun sama Kak Soobin mau ngajarin kita, gak?" Tanya Taehyun.

"Gue mau ikut, dong. Kebetulan besok gue juga mau ulangan," sahut Kai.

"Boleh aja sih, asalkan ada makanan, gue siap dateng."

"Yeu, makanan mulu, nanti gendut tau rasa."

Mereka langsung tertawa, kecuali Soobin yang langsung melirik Yeonjun kesal. "Udah tau gue pecinta makanan. Kak Seokjin yang makan terus gak lo ledekin," katanya.

"Lo mau kita jadi anak durhaka yang ngeledekin orang tua?" Balas Yeonjun. "Nanti gak dikasih makanan gratis tau rasa lo."

"Ya itu sih berlaku bagi kita, kecuali Beomgyu. Dia mana ada takut-takutnya sama orang yang lebih tua. Nih gue kasih tau, kemaren siang aja dia ngerjain guru. Dia taruh ular mainan di tempat spidol," cerita Taehyun dengan antusiasnya.

"Wah parah lo, kak. Awas gak naik kelas," kata Kai menakut-nakuti.

"Halah, gue anak berprestasi sekaligus punya wajah yang tampan dan rupawan. Mana mungkin seorang Choi Beomgyu gak naik kelas," balas Beomgyu dengan sombongnya.

"Iya deh, capek gue ngomong sama lo, kak." Kai langsung menghembuskan nafas lelah.

"Eh, kita kan dikasih libur dua minggu. Gimana kalo kita liburan bareng, gabut gue kalo di rumah doang," kata Yeonjun tiba-tiba.

Soobin mengangguk setuju lalu bertanya, "mau liburan kemana?"

"Gimana kalo kita ke luar kota aja, ke pedesaan gitu?" Tanya Kai.

"Boleh tuh, tapi kemana?"

"Ke rumah kakek gue aja, kebetulan dia tinggal sendirian. Sekalian nemenin kakek gue," tawar Beomgyu.

Taehyun menautkan kedua alisnya heran. "Tumben banget lo ngajakin kita kesana, waktu itu gue yang ngajak lo kesana gak mau."

"Itu kan waktu itu, kalo sekarang beda lagi. Jadi gimana, setuju gak?"

"Gue sih setuju aja," jawab Yeonjun yang dibalas anggukan oleh Soobin dan Kai.

"Oke, sekarang gue mau pulang dulu. Kasur gue udah nungguin."

"Tidur mulu lo."

"Ish, apaan sih lo!"

Di saat Beomgyu dan Taehyun asik berantem, ponsel mereka berlima berbunyi disaat yang bersamaan. Mereka berlima saling melempar pandang kebingungan.

"Kok bisa, ya?" Tanya Yeonjun kebingungan.

"Entah, coba liat dulu."

Pas mereka lihat siapa yang menelpon, ternyata hanya nomor asing. Tapi anehnya, yang menelpon mereka berlima ternyata sama.

"Sumpah, ini serem woi. Kok bisa dia nelpon kita berlima disaat yang bersamaan?" Beomgyu bergidik ngeri.

"Gyu."

Nggak cuma Beomgyu, yang lain ikutan noleh pas Taehyun manggil Beomgyu dengan suara yang terdengar cemas.

"Jangan bilang, ini orang yang nelpon lo kemaren?"

The Phone | TXT ✓जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें