0.4

48.6K 11K 7.4K
                                    

"Kai, lo kenapa? Kok pucet gitu?" Yeonjun yang sedang bersantai di sofa ruang tamu terkejut melihat Kai yang baru saja tiba dengan wajah pucat pasi.

Yang pasti, dia terlihat ketakutan.

"Sini duduk. Tae, tolong bikinin teh, ya," pinta Yeonjun pada Taehyun seraya membantu Kai duduk di sampingnya.

Taehyun yang terlihat khawatir segera pergi ke dapur untuk membuatkan teh hangat.

"Kai, lo kenapa hmm? Lo bisa cerita ke gue," bujuk Yeonjun sambil mengelus pelan pundak Kai yang terlihat gemetar.

"Kak Yeonjun, tadi dia nelpon gue. Gue gak angkat, terus dia ngirim pesan, dia bakal bunuh gue hari ini kalo gue gak angkat telponnya." Sorot mata Kai terlihat sangat ketakutan, hati Yeonjun mencelos melihatnya.

"Lo tenang aja, disini ada gue, ada yang lain juga. Dia gak bakal berani ngelakuin itu. Sekarang lo tenang, ya."

Kai mengangguk. Tak lama kemudian, Taehyun datang dengan secangkir teh hangat.

"Nih, minum dulu." Taehyun memberikan teh tersebut kepada Kai. Setelah itu, dia duduk di samping Kai.

"Soobin sama Beomgyu kemana?" Tanya Yeonjun pada Taehyun karena tidak melihat kedua temannya sejak tadi.

"Katanya Soobin mau benerin listrik, katanya agak korslet. Kalo Beomgyu, dia lagi chatan sama temennya, masalah futsal katanya."

"Ohh, ya udah kalo gitu. Kalian istirahat dulu gih. Tae, lo temenin Kai, ya. Gue mau liat-liat rumah dulu."

Taehyun mengangguk sebagai jawaban, kemudian mengajak Kai untuk ke kamar yang ditempati mereka.

Setelah kepergian mereka, Yeonjun bangun dari duduknya untuk melihat-lihat rumah kakeknya Beomgyu yang menurutnya unik itu.

Unik? Iya, rumahnya terlihat berbeda dari rumah lainnya. Rumah tersebut bergaya klasik dan sederhana. Rumah tersebut juga memberi kesan berbeda ketika ia pertama kali menginjakkan kaki disana.

Tapi ada satu hal yang terus terpikirkan oleh Yeonjun sejak tadi, rumah tersebut agak kotor dan banyak sekali bagian yang rusak.

Awalnya dia sempat mikir kalau rumah tersebut adalah rumah tak berpenghuni, karena dari luar kelihatan begitu.

Tapi setelah mendengar penjelasan Beomgyu saat mereka hendak masuk tadi, dia mengangguk maklum. Kakeknya Beomgyu sudah tua, wajar kalau dia malas mengurus rumahnya, pasti kelelahan.

Saat berjalan-jalan, atensinya berpusat pada sebuah foto besar yang dipajang di dinding. Di foto tersebut, terdapat satu pasangan suami istri yang tersenyum bahagia dengan seorang bayi di gendongan istrinya.

Melihat ada tulisan kecil di sudut kanan bawah, Yeonjun yang penasaran membacanya.

"Hari pertama putra kami lahir. Ohh, jadi foto ini diambil pas anak pertama mereka lahir, cakep juga anaknya."

Yeonjun berdecak kagum melihat wajah sang bayi yang menurutnya memiliki ketampanan yang sama dengan dirinya.

Yeonjun jadi pingin punya anak, eh?

Srek srek

Yeonjun yang baru saja mau pergi, langsung mematung di tempat. Matanya langsung terfokus pada foto di depannya.

Srek srek

Yeonjun berharap kalau itu hanya halusinasinya saja, tapi ternyata tidak. Suara tersebut berasal dari balik foto tersebut.

Yeonjun berusaha untuk tidak takut, pelan-pelan tangannya terjulur ke depan untuk mengintip apa yang ada di balik foto.

Semakin dekat.

The Phone | TXT ✓Where stories live. Discover now