2.3

34.1K 8.7K 3.8K
                                    

Yeonjun menangis dalam diam. Kakinya tak kuasa menahan berat badannya lagi. Akibatnya, dia langsung jatuh bersimpuh ke lantai, menimbulkan bunyi yang cukup keras dan membuat Taehyung berbalik ke arahnya.

"Gimana? Hasil karya gue bagus, kan?"

Kepala, tangan, dan kaki Soobin terpisah dari badannya. Darah masih mengalir deras membanjiri lantai dan dinding.

Taehyung tertawa, dia puas akan apa yang dia lakukan.

"Lo mau nyusul dia? Boleh kok, sini biar gue bunuh lo."

Yeonjun marah, benar-benar marah. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Taehyung memegang gergaji mesin yang bisa memotong tubuhnya kapan saja.

"Taehyun sama Kai ada di dapur, kan? Kalau lo pikir mereka selamat, lo salah besar. Beomgyu dan Ryujin lagi kesana," kata Taehyung dengan senyum kemenangan.

Yeonjun mengepalkan tangannya erat, rahangnya mengeras, giginya bergemelatuk, wajahnya merah padam.

"Lo bisa mengecoh gue dengan ngirim setan yang mirip Taehyun, tapi gue bakal bangkit dan lawan lo sampe mati," gumam Yeonjun berapi-api ketika setan-setan yang dimaksud berdatangan dan muncul di samping Taehyung.

"Sok berani banget, nanti mati langsung nyesel," ucap Taehyung dengan dramatis.

Tatapan tajam dan menantang Yeonjun tunjukkan, dia berdiri tegak dengan kedua tangan terkepal di samping badan.

"Gergaji mesin, mati."

Tepat setelah itu, gergaji mesin yang dipegang Taehyung tiba-tiba mati. Taehyung terkejut dan berusaha menyalakannya, tapi anehnya tidak bisa.

"Sekarang," Yeonjun tersenyum miring. "GUE BAKAL BUNUH LO!"

Tanpa aba-aba Yeonjun berlari maju dan melayangkan pukulannya ke wajah Taehyung, menyebabkan gergaji mesin yang dipegangnya terlempar jauh.

Setan-setan di sekitar mereka menggeram marah dan langsung menyerang Yeonjun.

Tapi aneh, mereka semua terpental dan terlempar jauh.

Taehyung yang melihat itu terbelalak tak percaya. "Gi-gimana bisa?"

"Gue punya jimat," jawab Yeonjun santai, lalu kembali memukul Taehyung.

Merasa ada kesempatan, Taehyung balas memukul Yeonjun dan menendangnya. Kemudian dia berdiri dan segera mengambil gergaji mesinnya.

Tapi tidak semudah itu.

Sebelum dia berhasil meraih gergaji mesin tersebut, kepalanya lebih dulu merasakan sakit yang luar biasa sebelum tubuhnya ambruk ke lantai.

Semua itu ulah Yeonjun yang dengan sigapnya melempar pecahan vas bunga yang tajam dan menancap tepat di kepala bagian belakang Taehyung.

"Sorry, ini semua demi keselamatan gue, Taehyun, dan Kai. Soobin, makasih buat semuanya."

Kemudian dia mendobrak pintu dan berlari pergi, menyusul Kai yang lebih dulu kabur dengan Taehyun digendongannya atas perintah dirinya.

Tanpa tahu kalau ada sosok hitam yang mengawasinya dan berniat menangkapnya.

Tanpa tahu kalau ada sosok hitam yang mengawasinya dan berniat menangkapnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
























































Kai memelankan laju langkahnya. Dia was-was terhadap kondisi di sekitarnya.

Pohon yang lebat dan menjulang tinggi di sekitarnya membuatnya dan Taehyun merinding.

Rumah kakeknya Beomgyu dan Taehyung benar-benar jauh dari pemukiman warga.

"Tae, lo masih kuat, kan?"

Taehyun mengangguk lemas. Dia dapat merasakan darah terus keluar dari tempat dimana kakinya hilang. Tapi dia berusaha sebisa mungkin untuk tidak memejamkan matanya, dia takut tidak bisa kembali lagi.

"Kai, Kak Yeonjun mana, ya?"

Kai menggeleng tanda dia tak tahu.

Setelah itu hening. Hanya terdengar desiran angin dan suara jangkrik yang bersahutan menciptakan irama horor yang mampu membuat bulu kuduk berdiri.

Sebentar lagi pagi. Kai hanya butuh sedikit waktu lagi untuk pergi dari sana secepat mungkin.

Semakin lama, area di sekitarnya mulai terlihat. Rumput ilalang berukuran sepinggangnya dia lalui.

Tapi entah kenapa dia merasa ada yang mengawasinya sejak tadi. Seperti ada sepasang mata yang tak ingin membiarkan mereka pergi.

Kai mempercepat kecepatan kakinya. Disaat itu juga dia mendengar suara gemerisik dari semak-semak di kanan dan kirinya.

Semakin lama, langkah kakinya semakin cepat. Suara dari semak-semak tersebut juga semakin keras dan berisik.








































Akhirnya, Kai memutuskan untuk lari.

Takut.

Itu yang melandanya sekarang.

Dia panik sembari mempertahankan posisi Taehyun digendongannya.

"Kak Yeonjun, lo dimana?"

Kai bersumpah melihat ada kepala yang muncul di balik pohon dengan seringaian mengerikan seolah-olah hendak menerkamnya saat itu juga.

"Kai, gue denger suara keramaian," bisik Taehyun. Kai mengangguk setuju.

Kai semakin semangat berlari untuk sampai ke tujuan. Dia harus meminta bantuan orang-orang dan membawa Taehyun ke rumah sakit.

Semakin lama, suara bising roda sepeda dan perbincaan orang-orang mulai terdengar.

"Taehyun, kita berhasil!" Senyum Kai merekah.

Beberapa saat kemudian, mereka tiba di luar hutan dengan senyuman bahagia yang terukir di bibir mereka.

Kai pun jatuh tersungkur ke tanah, membuat semua perhatian berpusat padanya.

"Astaga, apa yang terjadi pada kalian?!"

Kai senang, begitu juga dengan Taehyun.











































































Mereka selamat.

The Phone | TXT ✓Where stories live. Discover now