1.3

35.1K 8.9K 3.3K
                                    

"Kak Taehyung, tolongin gue," pinta Beomgyu dengan pipi yang basah karena air mata.

Taehyung yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk mengernyit tanda tak mengerti.

Jadi, saat ini mereka berlima berada di rumah Taehyung untuk memberi tahu apa yang terjadi. Si pemilik rumah yang baru saja selesai mandi langsung membuka pintu karena kaget mendengar gedoran yang cukup keras.

"Tolong apa ya?" Tanya Taehyung setelah diam beberapa saat.

"Kakek gue meninggal!"

"Hah?!"

Kedua mata Taehyung langsung membola. Mulutnya menganga karena terlalu terkejut.

"Lo bohong, kan?" Tanya Taehyung sesaat kemudian. "Gue gak bakal ketipu sama prank lo lagi ya, Gyu."

"Gue gak bercanda ya bangsat, dan semuanya gara-gara lo! Kalo lo biarin kakek gue pulang, pasti sekarang dia lagi meluk gue karena cucu kesayangannya liburan ke rumahnya!"

"Gyu, tenang dulu. Lo gak boleh begini."

Taehyun berniat untuk menenangkan. Namun Beomgyu langsung menghindar dan menatapnya tajam.

"Diem, pencuri."

"Heh bocah, siapa yang ngajarin lo ngomong begitu, hah?" Omel Taehyung sambil menjitak kepala Beomgyu.

Taehyun menundukkan kepala. Padahal Beomgyu yang menyuruhnya, tapi kenapa dia terus disalahkan?

Drrt drrt

Ponsel Kai bergetar. Dia menatap teman-temannya sejenak sebelum memilih menjauh untuk mengangkat telponnya.

"Halo, ini sia-"

"Gimana kejutan dari gue? Bagus, kan?"

Tubuh Kai menegang.

"Tapi gue belum puas, nih. Nanti malem gue mau adain permainan, pukul 10. Selamat menanti, Hueningkai."

Setelah itu telepon terputus.

Kai menggigit bibir bawahnya gelisah. Firasatnya benar-benar buruk mengenai permainan yang akan diberikan si pelaku nanti malam.

Dengan rasa cemas yang luar biasa, dia menatap teman-temannya bergantian. Tidak ada yang memegang ponsel, hanya dirinya saja.

Untuk keempat temannya, dia tahu nomor telepon mereka berapa. Jadi tidak mungkin mereka yang menelpon.

Begitu juga dengan Taehyung. Sedari tadi dia terus mengeringkan rambutnya dengan handuk sambil mengomeli Beomgyu yang bersikap tidak sopan.

Kalau begitu, siapa yang selama ini menelpon mereka?




















































Beomgyu menghempaskan dirinya ke sofa sambil menghembuskan nafas berat. Dirinya kesal setengah mati karena diomeli habis-habisan sama Taehyung karena sikap kurang ajarnya.

Sementara itu, Soobin berusaha menghubungi ambulan dan polisi. Namun sinyal disana mendadak hilang.

Yeonjun hanya menatap pemuda itu dari tangga. Dia tidak berani mendekat karena Beomgyu masih marah padanya.

Taehyun pergi ke dapur untuk makan sekaligus menjauh dari Beomgyu yang marah padanya juga.

Kalau Kai, dia berdiri di samping Soobin dengan perasaan campur aduknya.

"Gimana? Bisa gak?"

Soobin menggeleng menjawab pertanyaan Kai, yang langsung dihadiahi helaan nafas dari pemuda yang lebih muda darinya itu.

"Kak Beomgyu," panggil Kai.

"Hmm?"

"Ini daerah atau kota mana?"

"Daegu."

"Lo punya saudara sepupu yang tinggal di kota ini selain Kak Taehyung, gak?"

"Punya, namanya Kak Yoongi."

"Dia tinggal dimana?"

"Argh, bacot anjing! Diem atau gue robek mulut lo!" Bentak Beomgyu marah.

Kai seketika diam membisu. Beomgyu kalau marah memang sering mengeluarkan kata-kata kasar yang membuatnya takut.

"Beomgyu, kakek lo baru aja meninggal. Tolong jaga perkataan lo, jangan sampe membawa hal-hal buruk yang gak diinginkan," tegur Soobin.

Beomgyu mendecih tak suka lalu pergi dari sana. Kai dan Soobin menatap temannya tersebut dengan sendu, karena mereka mengerti bagaimana perasaan Beomgyu sekarang.

"Btw, tadi lo kenapa nanyain tentang sepupunya Beomgyu?" Tanya Soobin memecah keheningan.

"Tapi, lo jangan kasih tau yang lain, oke."

Soobin mengangguk.

"Jujur, gue curiga sama Kak Taehyung."

"Kenapa? Perasaan perilaku dia biasa aja."

"Justru itu, dia keliatan tenang. Dia juga selalu kasih alesan pas Kak Beomgyu mau ketemu sama kakeknya. Aneh, kan?"

"Terus apa hubungannya sama sepupunya Beomgyu yang satu lagi?"

"Gue juga curiga sama dia. Kalo bukan Kak Taehyung, siapa lagi yang kenal sama Kak Beomgyu."

Benar juga. Kalau bukan Taehyung, pasti pelakunya tidak jauh dari kalimat 'orang yang berhubungan dengan Beomgyu'.

Walaupun Kai ragu, tapi dia tidak bisa membendung rasa curiganya lagi.

"Terus sekarang mau gimana?" Tanya Soobin yang tampaknya bingung mau merespon seperti apa.

"Kita ikutin aja permainan yang mau dia kasih ke kita. Semoga aja besok kita nyawa kita masih ada."

Soobin menghela nafas, lalu mengangguk.

"Semoga aja."


The Phone | TXT ✓Where stories live. Discover now