2.2

34.5K 8.9K 5.1K
                                    

⚠⚠⚠




Soobin berlari dengan harapan bisa keluar dari rumah ini secepatnya. Tapi sayang, pintu utama rumah tersebut terkunci.

"Ah, sialan."

Soobin kalang kabut ketika mendengar suara langkah kaki dari belakang. Dia langsung berlari ke jendela. Tapi jendela tersebut ternyata diberi kayu di bagian luarnya.

"Soobin, lo mau kemana?"

Sontak Soobin berbalik badan dan melihat Beomgyu datang bersama Taehyung dan seorang wanita yang sangat asing baginya.

Soobin menelan salivanya, ketika melihat gergaji mesin di tangan Taehyung.

"Ohh, lo takut liat ini?" Tanya Taehyung santai sambil mengangkat gergaji mesin tersebut.

"Kalian semua udah gak waras, ya?" Tanya Soobin dengan nada dinginnya. "Terutama lo, Beomgyu. Gue gak nyangka lo tega ngelakuin hal ini."

"Gimana ya, dari dulu kan udah pekerjaan gue," balas Beomgyu sambil memandangi kuku di jarinya.

"Asal lo tau aja ya, sebelum kenal sama lo semua, Beomgyu itu pembunuh bayaran," kata perempuan di sampingnya.

Soobin menatap perempuan tersebut dari atas sampai ke bawah.

Baju serba hitam. Dua tindikan di telinga, tato di tangannya, pakaiannya benar-benar mencerminkan kalau dia adalah seorang gadis yang sering keluar malam!

"Jadi lo yang namanya Ryujin?"

"Iya, gue kesini mau bantuin Beomgyu bunuh kalian semua sekaligus bales dendam ke temen lo yang berambut biru itu!"

Soobin tidak suka. Dia tidak suka dengan gadis bernama Ryujin itu. Dia terlihat tidak baik bagi Beomgyu, tapi kenapa Beomgyu mau dengannya?

"Alasannya simpel, gue suka Ryujin, Ryujin suka gue. Dan kita adalah partner kerja di masa lalu," kata Beomgyu yang nampaknya tahu apa yang dipikirkan Soobin.

"Kai, Taehyun, dan Yeonjun ada di ruangan rahasia di dapur."

Mendengar informasi dari Taehyung, Beomgyu langsung marah. "Kenapa Taehyun bisa bareng mereka, hah?! Bukannya udah lo sembunyiin?!"

Soobin tersenyum lega. Dia senang ketiga temannya berkumpul bersama lagi. Setidaknya, mereka semua selamat, tanpa dirinya dia ikhlas.

"Karena lo ada di depan kita sekarang," Taehyung memberi jeda ucapannya sejenak, lalu menyalakan gergaji mesinnya.

"Lo yang mati pertama."






ZRENG!












Tangan Soobin bergerak untuk mendorong Taehyung agar mundur, tapi tidak bisa. Tangannya seperti ada yang menahannya.

Kakinya juga terasa kaku, tidak bisa digerakan. Dia tidak bisa kemana-mana!

"Ada ucapan selamat tinggal?"

Soobin mengabaikannya, dia terus menggerak-gerakan tangan dan kakinya. Tapi tetap tidak bisa.

"Gak ada? Oke." Taehyung mengedikkan bahunya acuh.

Tanpa aba-aba, Taehyung mengarahkan gergaji mesinnya ke kaki kiri Soobin.

"ARGH!"

Soobin berteriak ketika gergaji mesin tersebut mulai menembus kulitnya.

Darah menyiprat kemana-mana.

Soobin berusaha lari, tapi badannya tidak bisa bergerak.

"Gue mohon berhenti-ARGH!"

Soobin terus berteriak. Sakit, sakit sekali sampai dia tidak mampu untuk berdiri lagi.

Namun Taehyung tetaplah Taehyung. Bukannya berhenti, dia melanjutkan kegiatannya.

Gergaji mesinnya terus menembus kulit dan daging Soobin. Darah dimana-mana, namun hal itu membuatnya senang.

Soobin berteriak lebih keras lagi ketika merasakan gergaji tersebut mulai mengenai tulang kakinya.

Sampai akhirnya, dia tidak dapat merasakan kaki kirinya lagi.

Tapi Taehyung tidak berhenti sampai disitu. Dia mengarahkan gergaji mesinnya ke tangan kiri Soobin. Lalu mulai melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.

"ARGH! GUE MOHON BERHENTI!!!"

Soobin meronta-ronta kesakitan. Mulutnya terus mengeluarkan teriakan dan erangan kesakitan ketika rasa sakit yang luar biasa menyerangnya.

Yang Beomgyu dan Ryujin lakukan adalah menyaksikannya dengan tawa yang membuat perasaan benci mulai timbul di hati Soobin.

"Kalian urus yang di dapur, dia urusan gue," suruh Taehyung yang dibalas anggukan setuju oleh sepasang kekasih tersebut.

"Malang banget nasib lo," gumam Taehyung pura-pura kasihan. "Tapi tenang aja, lo gak mau hidup dengan kondisi kayak begini, kan? Jadi, habis ini gue potong kepala lo, ya?"

Sakit. Tapi Soobin tidak mampu untuk mengeluarkan suara lagi. Tubuhnya lemas tak berdaya dengan mata yang mengarah pada kaki kirinya yang terpisah dari badannya.

Dia pasrah. Kalau dia mati hari ini, dia menerimanya dengan lapang dada.

"Yes, tangan kiri lo udah nih haha!"

Taehyung tertawa, Soobin hanya diam dengan tatapan kosong. Wajahnya pucat pasi bagaikan mayat. Badannya lemas sekali. Dia benar-benar sudah pasrah akan hidupnya.

Soobin mengerang kesakitan ketika kulit lehernya mulai ditembus oleh gergaji mesin tersebut.

Pandangannya memburam. Suara dengingan yang keras terdengar di telinganya. Kepalanya terasa berputar-putar.



































































Tapi, dia melihat sesuatu berwarna biru melihatnya dari balik tembok.

Kemudian, dia tersenyum.

"Yeonjun, lo satu-satunya harapan gue. Bawa Kai dan Taehyun pergi dari sini, ya."













































Setelah itu, pandangannya berubah menjadi putih.

Kemudian gelap.

The Phone | TXT ✓Where stories live. Discover now