2.0

33.8K 9K 4.9K
                                    

Yeonjun terbatuk-batuk sambil mengipaskan tangannya ke depan. Ruangan ini berdebu, banyak sekali perabotan yang sudah rusak dan kotor.

Dengan segenap keyakinan, dia menggeser kembali lemarinya agar menutupi pintu masuk ke ruangan tersebut, kemudian barulah dia menutup pintunya.

Gelap. Gelap gulita. Yeonjun tidak bisa melihat apapun, disini benar-benar gelap.

Namun ruangan yang gelap tersebut tidak segelap masa lalu Taehyun yang kelam.

Hanya dia yang tahu, semuanya.

"Disini ada lampu gak ya?"

Tangannya meraba-raba dinding di sampingnya. Sebelum akhirnya menekan saklar lampu dan membuat ruangan tersebut menjadi terang.

Banyak sekali barang antik yang berdebut dan tertata rapih. Selain itu, dia melihat pintu lain di ujung ruangan.

Wah, jangan-jangan pelaku yang selama ini menelpon mereka tau semua aktivitas mereka lewat ruangan rahasia ini?

Bisa jadi, siapa tahu pintu tersebut mengarah ke ruangan yang lain juga.

"Kok gue jadi takut ya." Yeonjun bergidik ngeri.

Kaki jenjangnya melangkah maju untuk mencari tahu ruangan apa yang ada di balik pintu misterius itu.

Tapi dia agak ragu. Kan Beomgyu pernah bilang rumah ini banyak hantunya. Nanti kalau hantunya muncul kan tidak lucu.

"Kenapa barang-barang disini ditutupin pake kain putih, sih? Bikin kesan horornya makin kerasa."

Entah kenapa, suasana horor disana terasa mencekam. Apalagi disana banyak lukisan kuno yang terasa sedang menatapnya.

Walaupun takut, Yeonjun berusaha sebisa mungkin menepis rasa takutnya itu.

Tapi, salah satu benda di samping lemari besar menarik perhatiannya. Benda tersebut tertutup kain juga, tapi anehnya bagian atasnya terlihat seperti kepala.

Pikiran negatif mulai menyerang batinnya. Apa itu kepala manusia?

Dia ingin pergi, tapi rasa penasarannya mengalahkan rasa takutnya.

Dengan hati-hati dia melangkah kesana, menghampiri benda mencurigakan itu.

Pelan-pelan, tangannya terangkat untuk membuka kain tersebut.












































Semakin dekat.









































Yeonjun dapat merasakan detak jantungnya yang berdetak cepat.















































Hap


Tangannya meremas kuat kain tersebut.

"Gue bakal buka kainnya."


































Srak!





































Kedua mata Yeonjun membulat sempurna. Kain digenggamannya jatuh begitu saja ke lantai. Mulutnya menganga tak percaya dengan apa yang dia lihat.


































































































"Ta-Taehyun?!"









































"K-Kak Yeonjun, pergi... dari sini... sekarang."

































































Yeonjun terlalu terkejut sampai akhirnya dia jatuh terduduk ke lantai.












































































"Ta-Taehyun, ka-kaki kanan lo k-kok gak ada?"

The Phone | TXT ✓Where stories live. Discover now