II. A dream

4.3K 839 100
                                    

sosok berseragam sekolah itu kini sampai di tempat tujuannya. sebuah kedai minum bubble tea di persimpangan jalan dekat sekolahnya. ia sendirian, tak satu pun temannya pergi menemani. sosok itu duduk dekat pintu masuk, membuatnya dapat dengan mudah memperhatikan orang yang lalu lalang di sepanjang jalan. waktu saat itu memasuki sore hari sehingga keadaan jalan cukup ramai.

"hyeongjun kok sendirian?"

si pemilik nama menoleh kala seorang dengan seragam bergambar logo bubble tea datang membawa pesanannya. hyeongjun tersenyum ramah.

"minhee ada latihan baseball, nanti nyusul" jawabnya lalu mengucap terima kasih. pelayan muda itu tersenyum lalu kembali ke tempatnya.

hyeongjun menyesap menuman dengan rasa strawberry milk tea itu perlahan, meninggalkan rasa manis yang sangat ia suka. mata hyeongjun melirik jam yang menempel di dinding kedai. hampir pukul 5 sore. hyeongjun duduk tegap saat matanya menangkap sosok laki-laki muda dengan hoodie dan celana jeans yang berjalan sendirian dengan headset menyumpal kedua telinganya.

ketika laki-laki itu hendak menyeberang, sebuah mobil sedan berwarna hitam tampak tak mengurangi kecepatannya berjalan menembus ramainya jalanan sore itu. tanpa dapat dicegah, mobil yang tak diketahui siapa pengemudi di balik stirnya itu menghantam sosok laki-laki yang dari tadi menjadi objek pengelihatan hyeongjun.

laki-laki itu terkapar di atas aspal dengan luka di kepala. pejalan kaki di sekitar persimpangan mulai berkerumun, tak sedikit yang berusaha menghubungi ambulans untuk segera datang. mobil sedan itu yang selanjutnya menjadi sasaran orang-orang yang berkerumun. si pengemudi terlihat linglung ketika diseret keluar oleh seorang laki-laki paruh baya.

hyeongjun menatap kerumunan orang di sana. tak berkeinginan untuk menghampiri. ia hanya ingin memastikan sesuatu di sana, oleh karena itu ia pergi ke kedai sore ini. semuanya sama seperti dalam mimpinya. sosok laki-laki, kecelakaan, mobil sedan hitam, semuanya tampak sama persis. hyeongjun hanya seperti melihat reka ulang sebuah film pendek sore itu.

hyeongjun kembali menyesap bubble teanya yang masih tersisa setengah gelas. manisnya menyegarkan, membuat hyeongjun ingin membeli beberapa lagi untuk dibawa pulang. mungkin nanti ia akan bawa juga untuk kakak-kakaknya di rumah. ketika hendak mengambil dompet, sosok yang tak asing memasuki kedai. hyeongjun melambaikan tangannya sembari tersenyum.

"udah minumnya?" tanya sosok itu sembari duduk di depan hyeongjun.

"aku udah, minhee mau beli juga?"

minhee menggeleng sebagai jawaban. kemudian sosok tinggi itu hanya memperhatikan hyeongjun yang berjalan ke counter  dan kembali memesan bubble tea untuk dibawa pulang.

"minhee beneran gak mau?" tanya hyeongjun setengah berteriak.

"engga, jun"

tatapan minhee tersita pada kerumunan orang di sekitar persimpangan. nampaknya baru saja terjadi kecelakaan karena polisi juga ada di sana. minhee berjengit kala matanya tak sengaja melihat darah segar di atas aspal tak jauh dari kerumunan di sana.

"tadi ada kecelakaan"

minhee menoleh saat sosok hyeongjun kembali ke meja mereka bersama dengan pesanannya.

"udah kan? pulang yuk"

"ayo"

keduanya berjalan keluar dari kedai dengan langkah perlahan. minhee menyerahkan jaketnya pada hyeongjun dan mengambil plastik berisi bubble tea itu untuk ia bawa. hyeongjun memakai jaket itu tanpa penolakan.

"aku mimpi"

"mimpi apa lagi?"

"mimpi temennya kak wonjin yang minggu lalu main ke rumah kecelakaan"

minhee melirik hyeongjun yang berada di sampingnya dengan enggan. sosok tinggi itu mulai paham maksud hyeongjun.

"yang tadi ya?" tanya minhee dengan suara pelan.

hyeongjun mengangguk, lalu menoleh ke arah kerumunan yang tak seramai tadi. minhee mengikuti arah pandang hyeongjun dan mendapati sosok laki-laki muda tengah berdiri tak jauh dari kerumunan. sosok itu memandang kosong seorang polisi yang tengah bicara pada beberapa orang di sana.

saat sosok laki-laki muda itu mengalihkan tatapannya pada minhee, minhee menghindari tatapannya. tangan minhee beralih merangkul hyeongjun untuk kembali berjalan.

"minhee liat sesuatu ya?" tanya hyeongjun kala mereka telah sampai di halte bus. minhee mengangguk malas, terlihat enggan untuk kembali membahas hal tersebut.

"kakak itu meninggal"

"kakak itu meninggal"

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

song hyeongjun


.

.

.

tbc

-godfelx

• b r o t h e r • starship/pdx101Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz