XXII. Nightmare

2.2K 642 211
                                    

(boleh minta vote comment gak biar aku semangat nerusin ini huhu)

.

jungmo tak henti menatap wonjin yang duduk diapit oleh hyunbin dan hyeongjun. tak sepatah kata pun keluar dari mulut wonjin sejak kejadian beberapa saat lalu.

kala itu suara teriakan wonjin membuat jungmo dan hyeongjun berlari ke luar dari rumah mereka. didapatinya wonjin jatuh terduduk dengan bagasi mobil yang terbuka. saat jungmo melihat apa yang ada di dalamnya, si sulung tercekat. ia menarik hyeongjun untuk tak mendekati mobil dan menyuruh si bungsu untuk membawa wonjin masuk.

tak lama hyunbin keluar dan kedua sulung ini masih tak percaya dengan apa yang ada di dalam bagasi mobil adik mereka. hyunbin menatap binatang yang terlihat tak sadarkan diri itu.

"ini gak beres," ucap hyunbin.

"makanya, gua rasa juga gak mungkin aja wonjin bawa ginian ke rumah. lu liat aja dia paniknya kayak apa,"

"tapi ini mau diapain?" hyunbin merujuk binatang itu, membuat jungmo mau tak mau kembali menatapnya.

"sekarat" gumam jungmo. "gua ada ide tapi ini rada jahat sih"

"apa?"

"dibikin gak sekarat, bin"

hyunbin paham betul apa yang dimaksud oleh jungmo. namun ia menggeleng keras, menolak ide gila saudaranya itu. sudah lama sejak terakhir kali ia menggunakan kemampuan mengerikannya itu dan hyunbin tak ingin lagi berurusan dengan hal tersebut. walau tak bisa hilang, paling tidak ia ingin hidup normal seperti manusia pada umumnya.

"gila ya lu?" ucap hyunbin.

maka akhirnya hewan itu kini berada di pekarangan belakang rumah mereka, telah diobati dengan obat yang tersedia. sayangnya satu pun dari mereka tak menaruh harapan besar atas kesembuhan binatang itu. kemunculannya saja sudah memunculkan tanda tanya besar.

lebih baik tak lagi berurusan dengan binatang berbulu hitam legam itu, pikir mereka.

kembali pada wonjin yang kini masih tak kunjung bicara. minhee menatapnya penuh rasa khawatir, begitu pula hyeongjun.

"jin, lu mau istirahat aja gak?" tanya jungmo.

wonjin hanya menghela napas, kemudian menatap jungmo.

"gua gak pengen sendiri kak, gua takut" ucap wonjin.

hyeongjun memeluk sosok kakaknya itu, berusaha membuatnya merasa tenang.

"malem ini lu tidur di kamar gua dulu deh" ucap jungmo.

setelah itu wonjin pergi untuk membersihkan diri, hyunbin dan jungmo mengurusi pekerjaan mereka, menyisakan kedua bungsu di ruang tengah kediaman mereka. hyeongjun menatap minhee yang sedang memijat pelipisnya. si bungsu mendekati minhee, memberi gestur bagi yang lebih tinggi untuk berbaring di pahanya. minhee menurut.

perlahan jemari hyunjeong memijat kepala minhee, membuat sakit kepala yang beberapa bulan lebih tua darinya itu perlahan mereda.

"minhee liat sesuatu gak?" tanya hyeongjun setelah keduanya lama terdiam.

minhee menggeleng.

"tapi gua rasa kita harus buang apapun itu yang ada di pekarangan belakang,"

"kenapa?"

"gatau, feeling gua gak enak"

lalu keduanya kembali tak bicara. minhee merasa sesuatu yang tak baik akan datang, dan itu membuatnya tidak tenang. ia tak melihat apapun sejak kedatangan wonjin beberapa saat lalu, namun minhee tau ada yang mengintai mereka.

dan itu berbahaya.

apapun itu, pastilah mengincar wonjin.

.

hyeongjun berjalan sendirian di pekarangan rumahnya. gelap menyelimuti, membuat si bungsu dengan ragu menoleh ke sekitarnya. tempat ini benar kediamannya, namun hyeongjun merasa ada yang asing.

sepi.

keadaan begitu hening hingga hyeongjun dapat mendengar detak jantungnya yang perlahan mulai berdegup dengan kencang.

saat kaki hyeongjun melangkah, membawa dirinya berkeliling, si bungsu itu melihat siluet yang tak begitu jelas dalam dalam pandangannya. siluet itu semakin terlihat berbentuk seperti seseorang yang sedang berjongkok tak jauh darinya.

hyeongjun tak sadar keringatnya perlahan turun.

tangannya mendingin, dan terasa kebas.

sosok itu nampaknya sibuk dengan dirinya sendiri sampai tak sadar bahwa hyeongjun telah berada di belakangnya.

saat menyadari siapa orang yang ia lihat di sana, kaki hyeongjun melemas.

itu hyunbin. si sulung sedang memegang pipi minhee yang berbaring di depannya.

sayangnya,

hyeongjun dapat melihat tubuh minhee membiru dan kaku. mungkin sudah tak bernyawa.

dan tepat saat hyeongjun terkesiap, hyunbin menoleh.

si bungsu bukan lagi berhadapan dengan kakaknya,

itu bukan hyunbin yang akan memeluknya saat ia menangis, bukan hyunbin yang akan menjemputnya saat pulang sekolah, bukan hyunbin yang akan memasak makan malam untuk mereka berlima,

yang dilihat hyeongjun adalah monster.

monster yang mungkin baru saja menghilangkan nyawa saudaranya.

hyeongjun berteriak sekeras yang ia bisa dan tepat saat itu hyunbin menatapnya dan semua menjadi gelap.





















"hyeongjun!"

suara itu terasa familiar di telinga hyeongjun. tangan seseorang yang membawanya dalam dekapan hangat, sedikit tergesa-gesa namun hyeongjun perlahan merasa terlindungi.

hyeongjun terbangun dan disadari olehnya, jungmo berada di sana, memeluknya dengan napas terengah-engah.

"kakak?"

"kamu gapapa?"

"kakak kenapa?"

jungmo memberi jarak untuk dapat menatap adik bungsunya itu.

"tadi kakak denger kamu teriak," ucap jungmo sembari menyeka dahi hyeongjun yang berkeringat. "kamu mimpi apa?"

dan hyeongjun kembali bergidik saat bayangan hyunbin dan minhee muncul dalam pikirannya.

.

.

.

tbc

-godfelx
p.s halo halo! maaf ya aku jarang update huhu btw mau tanya, pick kalian debut gak gengs?

• b r o t h e r • starship/pdx101Where stories live. Discover now