XVIII. Monster

2.2K 562 102
                                    

"kamu punya misi baru," ucap seorang laki-laki paruh baya pada anak laki-laki yang berlutut di depannya. anak itu tak menjawab, karena semuanya percuma. ini perintah dan jika ia menolak, preman yang kini berdiri di kedua sisi tubuhnya akan langsung memukulinya.

atau yang lebih parah, ia akan akan dikurung dalam ruangan yang mereka sebut black room. tempat untuk menyiksa seseorang yang melakukan kesalahan. membuat siapa pun yang ditempatkan di dalamnya bahkan tak akan sanggup meminta ampun.

ia belum pernah berada disana, dan walaupun ia tak pernah bersyukur pernah dilahirkan ke dunia, mati dengan cara itu bukan menjadi pilihannya.

hyunbin, anak laki-laki yang berlutut itu kini berdiri tegak lalu berjalan keluar dari ruangan gelap yang minim penerangan itu. ia berjalan menuju tempat yang disebut oleh laki-laki yang menampungnya selama ini.

kaki hyunbin berhenti di depan gerbang tinggi sebuah rumah mewah, targetnya ada di dalam sana. tanpa pikir panjang hyunbin masuk ke dalam rumah itu. hingga seorang penjaga rumah menghadangnya. kala penjaga rumah itu menanyai kepentingan hyunbin, anak laki-laki itu menatapnya.

hyunbin tak mengatakan sepatah kata pun, tak bergerak barang satu senti, ia hanya menatap penjaga rumah itu hingga laki-laki bertubuh tinggi di depannya tersungkur di atas lantai sembari memegang dada kirinya.

hyunbin tak pernah menyentuh targetnya. cukup dengan menatap, hyunbin bisa memberikan penderitaan bagi siapa pun itu yang menghalangi jalannya.

hyunbin berjalan melewati tubuh laki-laki yang sekarat itu.

tak butuh waktu lama, hyunbin menemukan targetnya. seorang wanita pemilik perusahaan ternama di pusat kota. wanita itu terkejut saat hyunbin muncul di hadapannya.

"kamu siapa?"

hyunbin tak menjawab. ia mendekati wanita itu dan menatapnya. kala hyunbin siap menghantarkan wanita itu pada maut, ekor matanya justru menangkap sosok anak laki-laki berdiri di ambang pintu.

anak laki-laki yang terlihat lebih muda darinya itu memakai piyama dan memeluk boneka beruang kecil.

"mama,"

anak itu berjalan mendekati mereka. wanita itu segera mendekap sosok kecil yang sekarang menatap hyunbin. tangannya melambai pelan saat hyunbin tak kunjung bicara.

"halo kakak"

wanita itu masih menatap hyunbin bingung saat tiba-tiba hyunbin pergi dari sana.

hyunbin melangkah menjauhi rumah besar itu. pergi sejauh mungkin yang ia bisa. ia tau kegagalan dalam misi ini akan berbuah hukuman besar. sebab ia dilarang untuk gagal. mungkin ia akan mati.

hyunbin tau ia monster.

tapi kali ini ia benar-benar tak bisa begitu saja membunuh wanita itu. ada seorang anak yang bergantung pada wanita itu dan hyunbin ternyata masih memiliki cukup kewarasan untuk tak menyakiti targetnya.

tatapan anak itu membayangi hyunbin.

tatapan lugu itu membuatnya merasa jadi manusia untuk pertama kali.
bukan lagi monster yang diperalat untuk menghabisi nyawa seseorang.

hyunbin berhenti melangkah kala sosok-sosok familiar bertubuh besar berdiri menghadang jalannya. lalu tak lama muncul sosok laki-laki paruh baya yang selama ini memberinya misi.

"kamu gagal,"

hyunbin tersenyum getir. tak menyangka ia akan ditemukan secepat ini. saat mata hyunbin menangkap sosok wanita muda di samping laki-laki itu, hyunbin tau hukumannya telah datang.

tepat saat itu hyunbin merasakan jantungnya bak diremas. rasa sakit yang menjalar itu bahkan membuat tubuhnya tak mampu lagi berdiri. hyunbin jatuh di atas aspal. ia ingin berteriak, tapi tak ada yang keluar dari mulutnya.

hyunbin bukan satu-satunya monster di sana.

wanita muda itu jauh lebih mengerikan darinya.

"bawa dia ke black room,"

hyunbin masih sempat mendengar suara wanita itu sebelum akhirnya semua menjadi gelap.

.

setiap detik yang hyunbin lalui adalah rasa sakit. mungkin sudah berbulan-bulan ia disiksa, hyunbin bahkan tak tau berapa lama pastinya. hingga akhirnya ia lelah dan menyerah. berpikir bahwa tak ada yang bisa ia lakukan selain mati. sayangnya sebelum ia sempat menemui ajal, ia dibawa oleh beberapa orang yang ia ingat baik merupakan bawahan dari laki-laki paruh baya yang 'memeliharanya'.

tubuh hyunbin dilempar begitu saja dekat sebuah pasar gelap di tengah malam. mobil yang membawanya pergi dari sana dan hyunbin hanya bisa menatapnya dengan tubuh penuh luka.

siksaan yang diterima hyunbin bukan main. jika ada orang yang mengetahui apa yang sudah dilalui sosok remaja laki-laki itu, mungkin sulit diterima akal bahwa hyunbin saat ini masih bisa membuka matanya.

hyunbin tak bergerak, karena jujur ia tak sanggup. ia pikir tulang-tulangnya sudah tak bisa menopang tubuhnya.

hyunbin perlahan menghitung mundur... mungkin ini saatnya, saat yang lama ia tunggu-tunggu.

namun malam itu alam sepertinya memberi hyunbin kesempatan untuk hidup.

karena tak berselang lama sebuah mobil mewah berhenti. seorang laki-laki paruh baya turun dari mobil tersebut dan menghampiri hyunbin. tangan laki-laki itu terulur untuk memapah tubuhnya.

○○○

hyunbin masih tak kunjung bicara, bahkan saat hyunbin perlahan pulih dan laki-laki itu membawa hyunbin dari rumah sakit menuju kediamannya.

"namamu hyunbin, kan?"

hyunbin menatap laki-laki itu lalu mengangguk pelan. laki-laki itu tersenyum lembut dan membantu hyunbin turun dari mobil. hyunbin duduk di atas kursi rodanya sementara laki-laki itu mendorong kursi roda hyunbin masuk ke dalam rumah.

saat memasuki rumah, hyunbin mendapati dua orang anak laki-laki tengah berdiri bersisihan. mereka tersenyum ramah pada hyunbin.

"halo, aku jungmo terus ini wonjin, nama kamu siapa?" ucap yang lebih tinggi.

hyunbin menatap keduanya. tak sadar senyum terbentuk di kedua belah bibirnya. rasanya hangat saat kedua anak laki-laki itu tersenyum menyambutnya.

"hyunbin,"

"hyunbin, mulai sekarang kita jadi saudara ya!" ucap jungmo lalu mendekati hyunbin dan memeluknya.

selama ini hyunbin tak tau apa arti rumah sebenarnya, namun pelukan yang ia terima dari jungmo menyadarkan hyunbin,

orang-orang di tempat ini adalah rumahnya.

"hyeongjun sini! ayo kenalan sama hyunbin!"

suara jungmo membuat hyunbin menoleh pada sosok yang kini berjalan mendekati mereka dengan piyama masih membalut tubuh kecilnya. hyunbin tercekat.

mungkin hyeongjun tak lagi mengingatnya. tapi hyunbin tak sehari pun lupa pada sosoknya.

tatapan yang membuat hyunbin tau bahwa ia bukan lagi monster.

.

.

.
tbc

-godfelx


• b r o t h e r • starship/pdx101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang