VI. Something New

2.7K 698 112
                                    

"wonjin?"

"ya?"

"mulai hari kamu punya keluarga. sekarang kemasi barang-barang kamu ya"

sejak hari itu ham wonjin memulai lembaran baru hidupnya. panti asuhan di sebuah desa dekat kaki gunung itu semakin mengecil dalam pandangan wonjin yang kala itu berusia 6 tahun. mobil mewah yang membawanya terasa asing dan membuatnya seakan terlempar dalam dimensi yang berbeda.

sosok laki-laki paruh baya yang duduk tenang di sampingnya memandangi wonjin yang menatap deretan pepohonan rindang di luar sana. tangan laki-laki itu mengelus rambut wonjin lembut, membuat si empunya menoleh.

"mulai saat ini kamu gak akan sendiri"

wonjin terbangun di tengah malam. keringat dingin perlahan mengalir melewati pelipisnya. wonjin tak takut, tapi tubuhnya merespon sebaliknya. tangan wonjin beralih mengambil kaca mata di atas meja nakasnya dan berjalan keluar kamar. ia butuh air mineral karena tenggorokannya terasa begitu kering.

ketika turun ke lantai dasar, wonjin melihat seseorang duduk di sofa dengan posisi membelakanginya. tebakan wonjin itu adalah jungmo. kakaknya memang sering tertidur saat menonton variety show kesukaannya. wonjin yang berniat mengambil air dingin akhirnya memilih untuk berjalan menghampiri jungmo terlebih dahulu. sesuai tebakannya jungmo tertidur di depan televisi.

"kak, bangun. pindah ke kamar sana"

jungmo tak memberi respon. wonjin kembali memanggil jungmo, namun lagi-lagi yang lebih tua tak memperlihatkan tanda-tanda akan bangun dari tidurnya. wonjin mengernyit bingung. jungmo biasanya tak sulit dibangunkan, bahkan terbilang sensitif jika mendengar bunyi saat tidur.

ada yang tak beres.

ketika hendak kembali membangunkan jungmo, minhee muncul dari kamarnya dengan setengah sadar. wonjin secara otomatis memanggil adiknya yang langsung menoleh.

"sini dulu cepet!"

minhee segera menghampiri wonjin yang terlihat mulai panik. perlahan minhee mengumpulkan kesadarannya.

"ada apa?"

"ini kak jungmo gua bangunin gak bangun dari tadi"

minhee menatap bingung wonjin. lalu ia menepuk-nepuk bahu jungmo sembari memanggil nama kakaknya itu. di luar dugaan, jungmo segera bangun setelahnya.

"pindah ke kamar, kak" ucap minhee.

jungmo hanya mengangguk lalu berjalan terseok menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua. wonjin menatap jungmo sampai kakaknya itu menghilang dari pandangannya.

wonjin menghembus napas lega lalu kembali menatap minhee yang sedang menatapnya juga dengan terkejut.

"heh kenapa lu?" tanya wonjin.

minhee tak menjawab dan kini justru memandang ke sekelilingnya, seakan mencari sesuatu. wonjin yang awalnya hanya bingung, kini justru takut melihat reaksi minhee.

"kak lu gak seharusnya di sini," ucap minhee terlihat ketakutan. "cepet balik!"

"balik apa? gua gak ngerti maksud lu"

"balik kak! cepet bangun!"

"hah? apa sih maksud lu?!"

minhee kini memegangi kedua bahu wonjin tanpa memutus tatapan keduanya.

"bangun kak!"

bak dijatuhkan dari gedung yang tinggi, wonjin merasa dadanya nyeri hingga ia kesulitan bernapas. wonjin dengan terburu-buru menghirup udara seakan pasokan udara dalam paru-parunya baru saja disedot habis. keringat dingin terasa kembali mengalir melewati pelipisnya.

wonjin kembali tercekat kala tangannya menyentuh permukaan ranjang yang terasa lembut. ia berada di atas ranjangnya, masih terbalut selimut. persis seperti saat ia memutuskan tidur beberapa jam lalu.

wonjin berusaha berpikir jernih. mungkin itu mimpi. mimpi yang sangat aneh karena wonjin kelelahan mengerjakan projectnya di kampus. ia hanya kurang tidur dan butuh istirahat.

sayangnya kemunculan minhee di depan pintunya kamarnya beberapa saat setelah ia terbangun membuat wonjin kini tak sadar jadi merinding.

"kak, tolong jangan jalan-jalan di rumah tanpa badan lu. gua beneran panik"

.

.

.

tbc

-godfelx

• b r o t h e r • starship/pdx101Where stories live. Discover now