🍁🍁🍁 Chapter-32

1.8K 55 0
                                    

"Beberapa Jalan Yang Indah Tidak Dapat Di Temukan, Tanpa Tersesat Terlebih dahulu"

- Varrelian Argantara Abrian

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Vanessa meringis saat melihat luka-luka diwajah tampan Varrel yang sedang dia obati, dan itu membuat Varrel terkekeh geli melihat wajah Vanessa yang memerah karena melihat luka-luka itu. Mungkin bagi gadis itu lukanya mengerikan Entahlah

"Malah ketawa, emang gak perih nih luka?!" Tanya Vanessa sebal karena dia sudah mati-matian menahan mual karena melihat darah dan Varrel malah menertawakan dirinya Benar-benar Sial.

"Ini aku yang luka tapi kamu yang meringis!! Aneh banget" cibir Varrel membuat Vanessa semakin kesal.

"Ness---"

"Kenapa!?"

"Kamu beneran udah tunangan sama laki-laki yang mukulin aku tadi?!" Tanya Varrel lirih ada rasa sakit dihatinya saat menanyakan sesuatu yang mengusik otak nya dari tadi

Vanessa mengangguk membuat hati Varrel terasa teremuk-remuk, kemudian Varrel tersenyum tipis.
"Kenapa tadi gak ngejar dia!! Dia kayak nya benci banget sama aku. Padahal aku gak pernah ketemu apalagi punya urusan sama dia." Vanessa yang mendengarnya
merasa tidak enak, walaupun bukan dia yang melakukan tapi orang yang memukul Varrel itu orang yang dia sayangi.

"Maaf ya kak aku jadi ngerasa gak enak sama kak Varrel!! Aku juga gak tau akhir-akhir ini kak Kevin suka gitu, suka sensi sendiri." Jelas Vanessa dengan murung bahkan dia merasa hubungan nya dengan Kevin sedikit merenggang.

Varrel yang melihat Vanessa murung mengelus rambut gadis itu dengan lembut.
"Mungkin dia cemburu!!" Vanessa mendongak menatap Varrel yang sedang tersenyum kearah dirinya

"Jangan pernah menyembunyikan kesedihan kamu sama aku Ness, klok emang pengen nangis!! Nangis aja. Kamu bisa menipu semua orang klok kamu emang gak sedih tapi kamu gak akan pernah bisa menipu diri kamu sendiri." Ucap Varrel karena Varrel bisa melihat gurat letih dan kesedihan di mata Vanessa.

Sementara Vanessa langsung menangis di pelukan Varrel menumpahkan semua keluh kesah yang dia rasakan saat ini.

"Vanessa---" panggil Varrel membuat Vanessa menoleh

"Iya kak!!" Varrel tersenyum kemudian menangkup kedua sisi wajah Vanessa dengan lembut

"Jangan hidup berpura-pura lagi berlarilah tanpa ada penyesalan lakukan yang terbaik seolah besok enggak ada lagi waktu. Dan selalu bersyukur dengan apa yang kita punya seolah-olah kita orang paling beruntung di dunia---"

Varrel tersenyum
"Aku tau selama ini senyum kamu untuk menutupi seribu luka yang gak bisa dijelasin dengan kata-kata!! Tapi ada kala nya seseorang itu lelah, orang nangis bukan berarti lemah Ness!!" Ucap Varrel membuat Vanessa tertegun.

Vanessa sadar terlalu banyak topeng yang dia gunakan untuk menutupi banyak luka.
Hingga mereka semua tak tau dirinya yang sesungguhnya.

Dering ponsel Vanessa membuat kedua orang itu menoleh, dengan cekatan Vanessa mengambil ponselnya yang terletak dimeja

RanggaAlvaro

Nessa, cepet Dateng ke sini Jl.XXXXX. Kevin Butuh Lo.

Wajah Vanessa berubah menjadi pucat setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh Rangga.
Dia baru ingat tadi Vanessa meninggalkan Kevin dengan keadaan laki-laki itu sedang dalam emosi yang di ambang batas.

"Kenapa!?"

Vanessa menoleh berusaha bersikap tenang.
"Aku harus pergi, kak Kevin butuh aku--" Ucap Vanessa.

🍃🍃🍃

Suara musik DJ mengalun dengan mengerikan ditelinga Vanessa bahkan bau alkohol langsung menyeruak memasuki Indra penciuman nya membuat gadis itu sedikit sesak.
Mata nya menjelajah setiap manusia yang ada di sana, Vanessa sedikit muak melihat para wanita-wanita yang sedang meliuk-liukkan tubuhnya di Dance Floor.

Vanessa sudah melanggar janjinya sendiri untuk tidak pernah lagi menginjakkan ketempat terkutuk ini setelah kejadian beberapa bulan yang lalu. Tapi Vanessa tidak perduli yang ada di otak nya saat ini adalah Kevin.

Bagaimana kondisi laki-laki itu?!

"Vanessa itu mereka--" ucap Varrel sambil menunjuk ketiga laki-laki yang berada di sofa, dan salah satu di antara nya sedang memegang botol, yang Vanessa yakini itu adalah minuman keras.

Memang Vanessa kesini dengan Varrel tentu saja karena paksaan laki-laki itu. Awalnya Vanessa menolak dengan keras karena sudah cukup dia merepotkan orang lain, tapi laki-laki itu terus memaksa dan sedikit membuat Vanessa jengkel tapi setelah itu dia mengijinkan karena itu juga demi keselamatannya, dan Vanessa tidak mau mengambil resiko seperti beberapa bulan yang lalu.

Vanessa dan Varrel sedikit berlari untuk sampai dimana ketiga laki-laki itu berada.
Rangga dan Devan menoleh menatap Vanessa dan juga Varrel dengan tatapan yang sulit di artikan.

Tapi Vanessa bisa melihat tatapan tidak suka yang di layangkan oleh Rangga dan Devan untuk Varrel.

"Kak? Kenapa kak Kevin bisa di sini!?" Tanya Vanessa lirih

Devan yang mendengar nya tersenyum sinis, kemudian matanya menahan menatap Vanessa.
"INI SEMUA SALAH LO!! TERNYATA LO SAMA AJA YA KAYAK CEWEK-CEWEK YANG LAIN MURAHAN. UDAH PUNYA TUNANGAN AJA MASIH GATEL LO, GAK TAU DIRI!!" bentak Devan, dia tidak terima melihat kondisi sahabatnya yang seperti orang hilang akal hanya karena cinta

Vanessa merasakan sakit saat Devan membentaknya apalagi saat mendengar kata-kata yang menusuk hati nya.
Vanessa tersenyum tipis dia tidak ingin menangis sudah cukup Varrel saja yang tau betapa lemahnya dirinya saat ini, sedangkan orang lain tidak perlu.

Rangga dan Varrel juga sama merasakan sakit saat gadis yang mereka cintai dihina, tapi beda dengan Rangga laki-laki itu juga kecewa saat melihat Vanessa malah bermesraan dengan laki-laki lain. Sedangkan Varrel merasakan bagai di cambuk ribuan pecut saat melihat senyum Vanessa yang dia yakini memiliki berjuta air di dalamnya, jika boleh meminta Varrel akan melakukan apapun untuk membuat gadis itu bahagia. Sekalipun dengan nyawanya. Varrel tidak peduli.

Vanessa berjongkok di hadapan Kevin yang sedang duduk di sofa sambil mengigau dan menyebut namanya berkali-kali, ada rasa sakit yang tidak dapat dijelaskan oleh nya saat melihat kondisi laki-laki yang di cintai dan sayangi.

"Vanessa sayang!! Jangan tinggalin aku demi laki-laki brengsek itu---" Kevin kembali mengigau membuat rasa bersalah di dada Vanessa semakin membuncah.
Ada alasan kenapa Vanessa sedikit menjaga jarak dengan Kevin?
Ada alasan kenapa Vanessa bisa dekat dengan Varrel?! Tapi Vanessa tidak bisa memberitahu itu semua. Menurut Vanessa biarlah seperti ini dulu, akan ada saatnya semua berjalan dengan seharusnya.

"Kak Kevin sekarang kita pulang ya?!" Ucap Vanessa dengan lembut, tangan halusnya membelai rahang Kevin yang terlihat kokoh.

"Jangan tinggalin aku Ness!!"

"Aku gak bakalan ninggalin kak Kevin, sekarang kita pulang ya" Vanessa dengan sekuat tenaga memapah tubuh Kevin Rangga dan Varrel sempat menawarkan bantuan tapi Vanessa menolaknya.

•••••

Maaf Klok Jelek
Baru Belajar Soalnya

Lampung Selatan, 08 Juli 2019

KevNessWhere stories live. Discover now