Part 24: Wizard Life

7K 351 10
                                    

Malam bulan purnama yang terang ini suasana hati Wells sedang di ambang kecemasan tentang istri dan anaknya, ia tidak ingin sahabt lamanya itu datang sekarang, di saat istrinya baru selesai melahirkan anak perempuannya.

"Aku hanya berharap dia tidak datang ke kota dan membuat keributan lagi," gumam Wells, pandangannya menegadah menghadap bulan besar yang sangat cantik.

Ia masih memikirkan tentang batu jiwa miliknya yang di ambil oleh sahabatnya sendiri, oh atau orang yang ia kira sebagai sahabtnya. Itu kalimat yang lebih tepat. Batu jiwa itu kunci dari segel portal roh yang ada di dimensi atas. Tapi Victor mengambilnya, ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika segel portal benar-benar terbuka. Itu akan sangat buruk.

KRIET

Pintu terbuka menampakkan sosok laki-laki kecil dengan surai toska. Pipi tembam yang menghiasi wajah tampannya membuat laki-laki kecil itu terlihat tampan dan lucu di saat yang bersamaan. Bocah laki-laki itu mendekati pria yang berdiri tegap menghadap jendela itu.

"Ayah," panggilnya dengan binar polosnya.

"Pangeran ayah datang," sambut Wells, ia berjongkok untuk menyamai tinggi putranya.

Bocah kecil membuka tangannya lebar meminta untuk di gendong dalam dekapan sang ayah. Wells terkekeh, ia mengangkat putra kecilnya lalu kembali memandang keluar jemdela.

"Nama adik siapa yah?" tanya si bocah.

Hembusan angin membuat surai ayah dan anak itu berkibar berantakan. Ezka—bocah kecil itu mengelus-elus rambutnya agar kembali rapi.

"Kita pikirkan besok saja bersama dengan ibumu juga," tutur Wells dan Ezka mengangguk patuh.

"Jika Ezka sudah besar, Ezka akan menjadi pimpinan klan Wizard untuk menggantikan ayah. Jadi aku akan menjaga ayah, ibu dan adik," mata ezka berbinar semangat.

"Baiklah, ayah suka dengan ambisimu itu. Suatu saat nanti semua Wizard akan menyerukan nama Alezka Serapahim sebagai pemimpin, bukan lagi Wllstone Serapahim," tukas Wels. "Para penyihir agung juga akan ada di belakangmu," terang Wells, ia mencium pipi putranya itu dengan sayang. Tidak tahu kenapa firasatnya mengatakan akan sesuatu yang terjadi.

DUAR

Sebuah suara ledakan yang memekakkan telinga itu berasal dari mansion mewah milik Wels, tepatnya mansion selatan yang di tempati istri dan putrinya yang baru lahir. Mendengar ledakkan itu rasanya membuat Jantung Wells berhenti berdetak karena takut nyawa istri dan anaknya dalam bahaya.

"Ayah, rumah kita.. disana ada ibu dan adik," bocah kecil itu berkata dengan takut.

"Mereka akan baik-baik saja," kata Wells, ia melepaskan Ezka dari gendonya, setelah itu ia berteleportasi dengan cepat.

Terlambat. Bangunan mansionnya yang berada di selatan sudah terbakar hangus. Pikirannya tak karuan ia tidak bisa berpikir jernih jika anak dan istrinya itu berada di tempat penuh api begitu. Hingga satu ide beruntung menghampirinya, Wells menggerakkan tangan kananya memutar membentuk pusaran air yang mengguyur mansionnya, membuat api itu padam seketika.

Baru saja Wells akan berlari masuk, tapi mansion itu di bakar dengan api putih. Matanya membulat, pikirannya sudah melayang kemana-mana, harapannya hanya satu. Myth.

"Kau tidak akan bisa menyelamatkan mereka!" suara itu berseru licik, lalu suaranya tergantikan dengan tawa yang menggelegar.Wells tidak peduli dengan ucapan penyihir sialan itu, ia hanya fokus dengan pikirannya untuk menyelamatkan putrinya. Ia hanya punya satu pilihan, dan dia berniat pasti untuk menyelamatkan putrinya.

"Myth.. keluarlah, jadilah nyata, kemarilah, selamatkan putriku, lindungi dia. Myth, Myth, Myth.. jadilah nyata," Wells melapalkan itu dengan konsentrasi yang hampir tak sempurna karena hawatir. Tapi syukurlah Myth berhasil muncul.

Di samping itu, sosok kecil Ezka sedang memperhatikan pergerakan sang ayah, bocah itu berniat untuk berlari menghampiri ayahnya, ingin tahu bagaimana kondisi sang adik dan juga ibunya. Tapi matanya sudah di aliri air mata tatkala ia melihat ayahnya tergeletak tak berdaya, rohnya di hisap oleh Goshirer.

Ezka hendak melangkah kan kakinya menghampiri sang ayah, tapi ada sebuah tangan yang mencekal langkahnya, tangan yang sedikit lebih besar dari miliknya.

"Ezka, jangan kesana," tukas bocah yang terlihat sedikit lebih besar dari Ezka.

"Denzy aku mau kesana," ucap Ezka. Denzy tersenyum. "Percaya pada ayahmu, dia pemimpin yang hebat," katanya.

BRAG

Tubuh Wells dibanting keras oleh Victor. Denzy melihat Ezka yang menangis dan meronta-ronta ingin menghampiri ayahnya tapi ia tidak bisa membiarkannya, ia tidak bisa membiarkan Ezka lari menghampiri ayahnya karena itu akan berakibat buruk untuk Ezka.

Reza secara diam-diam berusaha mencari istri dan anak Wells, ia menajamkan indranya hingga menelusuri mansion itu. Ia menemukan istri Wells, tapi tidak anaknya.

"Kemana dia?" gumamnya.

-*-

"Ayah!" seru seseorang yang langsung mengerjapkan matanya. Wajah tampannya di penuhi peluh, nafasnya terengah.

Ya, dia baru saja bermimimpi. Mimpi buruk yang sering menghantuinya.

Tentang ayah, ibu dan adiknya. Hingga akhir-akhir ini laki-laki itu lebih sering memimpikan seseorang gadis yang memiliki simbol klan wizard di lehernya—sama seperti yang dia miliki.

Simbolnya kira-kira kayak gini.

Laki-laki itu mengusap wajahnya kasar, setelah itu beranjak dari ranjang tempatnya berbaring

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Laki-laki itu mengusap wajahnya kasar, setelah itu beranjak dari ranjang tempatnya berbaring.

"Kenapa mimpiku semakin aneh saja tiap harinya," katanya gusar.

Pria itu sudah bersiap, ia mengenakan jubah pemimpin wizard, wajah tampannya terlihat semakin jelas ketika sinar pagi sang surya menyentuh wajahnya—wajah tampan yang terukir ketegasan. Manik toskanya berkilat tajam .

Alezka Seraphim, itu namanya. Seorang laki-laki muda, yang berumur tigaratus tahun lebih muda dari sahabatnya Denzy. Atau dalam umur manusia ia berumur 19 tahun.

Umur yang lama bukan? Tentu saja, namun umur yang sangat lama itu waktu terasa bergerak sangat lambat, hingga menimbulkan aura kelam tersendiri pada laki-laki itu.

Hanya karena manusia dan ketamakan penyihir sialan itu ia kehilangan semua keluarganya. Ia benci mereka, karena manusia dan penyihir tamak itu ayah dan ibunya tewas dan adiknya menghilang. Hingga membuat sosok polos Ezka kecil mendapat tuntutan menjadi pemimpin.

"Dimana Denzy paman?" tanya Ezka pada seseorang paruh baya yang ia panggil dengan sebutan paman.

"Dia menemui ayahnya, katanya ada hal aneh," jawab pria paruh baya itu.

"Dia tidak mengatakan apapun padaku," kesal Ezka.

"Mungkin tak sempat."

"Aku akan menyusulmu Denzy," katanya lalu meninggalkan orang yang ia panggil paman. 













Tbc..

Hair colour Academy [1 :: END ; Revisi]Where stories live. Discover now