PART 27: About New Brother

6.7K 444 14
                                    

Tap

Tap

Tap

Langkah tegas itu bergema di area koridor yang menghubungkan area ruangan dewan inti dan academy. Seorang pria berseragam academy memasukki wilayah resmi Hair Colour Academy. Beberapa orang yang melihat turut berbisik pelan dari telinga ke telinga untuk membicarakan pria itu.

Di belakang pria itu terdapat dua pria lainnya yang sudah familiar di mata penghuni academy. Sorotan mata mereka tajam dan tidak berekspresi, berbeda dengan Denzy yang tersenyum ria dengan gaya sok-sokan.

Pria bertubuh sedikit lebih pendek dari Felix dan Ezka itu juga menjadi pusat perhatian sekarang, jangan salah, meski menyebalkan dan cukup songong, Denzy juga punya aura memikat yang luar biasa, terlebih ketika ia tersenyum dan menampakkan eyes smilenya dan tampang polos yang di buat-buat seperti baby face. Benar-benar akan membuat siapa saja tidak tahan untuk tidak berteriak di detik itu juga.

"Kenapa academy ini selalu memunculkan lelaki tampan."

"Ah aku benar-benar tidak tahan sekarang."

"Siapa orang di sebelah Denzy itu?"

"Astaga, dia tampan sekali."

"Denzyku hari ini sangat manis."

"Felix selalu keren ya."

"Pasti dia sulit di dekati seperti Felix."

Begitulah puja-puji kaum hawa yang menyorot langkah mereka bertiga.

Jika kaum hawa sangat senang dengan pria tampan yang menjadi pencuci mata hari-hari melelahkan di academy, maka kaum adam sedang menangis cina karena mengancam eksistensi mereka secara kualitas.

"Ck, aku tidak tahu aku setampan ini," kata Denzy bangga dengan ekspresi wajah yang kelewat songong.

"Biasa saja," tukas Felix dingin.

"Ck, kau tidak seru sekali," Denzy mendengus karena suara kata-kata dingin Felix.

"Dimana gadis bernama Keryl itu?" Ezka bertanya dengan tidak sabar.

"Mana ku tahu, aku baru datang bersamamu," jawab Denzy sekenanya.

-*-

Keryl berada di belakang gedung tengah academy. Hari ini dia latihan harus melatih kekuatan sialannya lagi dengan guru yang berbeda. Kali ini dia berlatih dengan Elena setelah lusa bersama dengan Zanen.

Mungkin karena itulah hal sialan yang menempel di tubuhnya sedikit lebih membaik daripada sebelumnya, walau jujur saja emosi masih bisa mengontrol gerak tubuhnya secara kasar tanpa perasaan. Bibit emosinya kadang tumbuh begitu cepat tumbuh dengan masalah sepele yang sebenarnya tidak penting. Maka dari itu pengendalian secara mental menjadi poin penting di sini selain fokus dan fisik.

"Tunjukkan kekuatanmu hingga batas, usahakan kau tetap sadar dalam kondisi itu!," Elena berseru agak keras.

"Apa aku bisa?" batin Keryl hawatir. Dia takut mengecewakan lagi setelah banyak hal yang ia buat menjadi kacau tak terkendali, termasuk harapan tiga Penyihir Agung itu.

"Jangan ragu, itu hanya akan membuat konsentrasimu pecah!" Elena kembali berseru meyakinkan.

Dengan perasaan ragu dan yakin yang bercampur aduk Keryl menutup matanya untuk mencari ketenangan dan mendinginkan pikirannya sementara. Ia berharap dengan sangat agar ia tetap sadar dan tidak membuat kekacauan seperti biasa atau yang di lebih baik parah dari sebelumnya.

Jantungnya berdegup tidak karuan—sangat gugup—hatinya juga ketar-ketir takut jika dia akan gagal dan tudak bisa memenuhi harapan banyak orang.

"Aku bisa," gumamnya pelan.

Hair colour Academy [1 :: END ; Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang