Part 26: This Love is Different

6.4K 439 15
                                    

Setelah beberapa saat Ezka berdiri menonton adu mulut dua temannya itu, akhirnya Felix dan Denzy menyadari keberadaanya.

"Kau kemari?" Denzy membuka jalan percakapan.

Ezka mengangguk, "Kenapa?" Denzy kembali bertanya.

"Hanya ingin melihat apa yang terjadi," jawab Ezka singkat.

"Yaya terserah saja," akhirnya Denzy menyerah. Karena ia sadar seberapa keras dia memnyangkal perkataan pemimpin Wizard yang notabenya juga teman dekatnya itu akan sama saja karena laki-laki itu sangat keras kepala.

"Jadi apa yang kalian bicarakan?" tanya Ezka.

"Hanya hal kecil," jawab Denzy.

"Jangan menyembunyikan hal apapun dariku."

"Tidak."

"Katakan."

"Tidak ada."

Menyaksikan pereebatan antara dua temannya itu, Felix hanya menonton. Ia samasekali tidak berminat dalam mengikuti perdebatan lain untuk sekarang. Felix sudah cukup lelah dengan berdebat bersama Denzy, jadia ia tidak akan menambah lawan debat lagi. jadi Felix memutuskan untuk berbalik arah dan kembali ke academy, itu satu-satunya pilihan paling bagus saat ini, ia sangat yakin jika dua temannya itu akan mengikuti langkahnya.

"Hei Felix!" Denzy berseru jengkel. Bagaimana bisa Felix pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.

Denzy dan Ezka berlari menyusul Felix. "Kau mau keman?" tanya Denzy.

"Academy," lagi-lagi Felix menjawab dengan begitu hemat.

"Astaga bagaimana bisa aku berteman dengan kalian?!" Denzy berucap jengkel. Ia kesal di acuhkan begini, dua temnnya ini sangat berhemat dalam berbicara, bahkan ia tidak yakin jika Ezka dan Felix memiliki selera humor, karena mereka tidak pernah tertawa dan menunjuukan giginya.

-*-

Mereka bertiga berada di ruangan Reza—ayah Denzy—membicarakan satu topik yang sama tentang Tearston dan Goshirer.

"Yeza itu Myth?" tanya Ezka memastikan telinganya tidak salah dengar.

"Ya dia adalah Myth yang ayahmu buat," Reza menjelaskan.

"Tidak mungkin," kata Ezka masih tidak percaya. Kenapa banyak mahluk dongeng yang menjadi nyata? Bahkan dari dulu ia tidak pernah berpikir hal-hal seperti itu bisa menjadi nyata bahkan dengan sihir sekalipun.

"Tidak mungkin bukanlah jawaban," kata Reza.

Ezka menatap Reza dengan ekspresi yang menuntut penjelasan.

"Kau tahu struktur dunia ini? Dimana semua akan terjadi, dimana semua saling melengkapi dan melindungi." pria setengah baya itu mengalihkan pandangannya ke luar jendela kaca.

"Ingatlah, dunia ini akan selalu seperti itu, semua akan terjadi jika kalian mau dan berusaha. Dan sebaliknya, jika kalian mau tapi tidak berusaha maka itu akan jadi kata asap. Kata yang keluar dan hilang setelahnya," jelas pria itu menunjukkan sisi dewasanya.

"Aku tidak mengerti," ujar Denzy.

"Intinya kau hanya butuh kemauan dan sisanya adalah usaha untuk mewujudkan keinginan," terangnya lagi.

Denzy, Ezka dan Felix terdiam, mereka mencoba untuk mencerna ucapan Reza satu persatu, menelaah dan memahami setiap kata yang keluar dari bibir pria itu.

"Meski dia hanya mahluk imajinasi, tapi dia terhubung dengan mendiang ayahmu," lanjut Reza.

Mereka masih diam tanpa mengatakan apapun, tampaknya mereka bergulat dengan pikiran masing-masing, hingga Denzy mengingat kejadian tadi siang bersama Keryl. Ia jadi ingat tanda yang tidak sepenuhnya jelas itu, tapi terasa familiar untuknya.

Hair colour Academy [1 :: END ; Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang