15th: Reunion

50 9 0
                                    

Sepanjang hidup, kita pernah terikat dengan banyak kelompok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepanjang hidup, kita pernah terikat dengan banyak kelompok. Meski kemudian berpisah, kelompok-kelompok itu setidaknya pernah memberikan kita status sosial: sebagai siswa, sebagai mahasiswa, sebagai teman, sebagai sahabat, sebagai anggota geng, sebagai teman satu divisi, sebagai teman satu UKM, atau bahkan sebagai best friend forever!

Ya, memang banyak. Karena semakin tua usia, semakin banyak kelompok yang pernah kita masuki.

Tapi kemudian kita menempuh jalan masing-masing, sebagian di jalan yang sama, dan sebagian lain tidak. Karena tenyata embel-embel forever di kelompok manapun itu, tidak terlalu membantu untuk membuat ia bertahan melewati banyak fase kehidupan. Meski begitu, kabar baiknya, akan selalu tiba masa saat jalan kita semua dipertemukan kembali dalam satu acara. Bertajuk: reuni.

Acara reuni pada dasarnya menyenangkan. Karena ia menjadi tempat melepas masa rindu dan nostalgia tentang masa lalu yang pernah dilewati bersama. Tapi segala yang manis, kalau terlalu banyak bisa menjadi pahit. Begitu pun reuni yang memang bisa mengisi kembali rasa rindu, tapi semakin lama kita melakukannya, kita akan mulai diserang penyakit bernama membandingkan.

Sebenarnya ini adalah aturan tak tertulis, tapi reuni kadang menjadi ajang untuk memperlihatkan pencapaian apa yang sudah diraih sejak titik awal perpisahan. Waktu berpisah setahun, lima tahun, sepuluh tahun, tentu menjadi menyenangkan untuk membawa serta pasangan dan anak, bisa menggunakan mobil, mengenakan pakaian bagus, memberikan kartu nama perusahaan sendiri, membawa segudang cerita tentang perkuliahan di luar negeri, atau mungkin perkerjaan di pemerintahan.

Kita dan kelompok yang tengah melakukan reuni, pernah berada di titik awal yang sama. Hingga membuktikan pencapaian yang lebih pada mereka, tentu menghadirkan rasa bangga. Tapi bagi mereka yang terseok dan tak punya kecemerlangan masa depan yang sama, ajang reuni tidaklah semenyenangkan itu. Godaan untuk membandingkan dan menyesali kehidupan bisa betambah dua kali lipat.

Butuh kebiijaksanaan dan keberanian untuk ikut dalam reuni. Entah itu untuk hal berlapang dada, atau untuk menahan diri. Apalagi semakin dewasa, sekali lagi, kelompok sosial kita semakin besar dan ajang reuni akan semakin sering kita hadapi.

Selamat berjuang.

25 Things on 25 Years Old (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang