Sebuah kado kecil untuk diri siapapun yang tengah bertemu dengan usia seperempat abad.
==
Pernah di:
Peringkat #1 dalam Psikologi
Peringkat #1 dalam Pengembangan Diri
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Katanya setiap manusia pasti terlahir baik. Akan seperti apa ia setelah dewasa, itu adalah hasil dari warna yang ia dapat dari lingkungan sekitarnya.
Kebaikan akan selalu ada di sana, tersentuh atau tidak, ditemukan atau tidak, kebaikan akan tetap sama. Yang membedakan adalah, warna yang dibawa manusia saat melakukan kebaikan. Ada yang berbuat baik karena takut dibilang jahat, ada yang berbuat baik karena orang lain melakukan hal yang sama, ada yang berbuat baik karena berharap mendapat kebaikan di masa depan, ada yang berbuat baik karena itu adalah kebiasaan sejak lama.
Jadi, akan selalu ada yang menjenguk atasan yang sakit hanya karena ikut-ikutan melihat rekan kerjanya juga menjenguk, ada yang memberi hadiah dengan harapan akan diberi hadiah yang sama suatu saat nanti, ada yang ikut menyumbang bencana karena takut disangka tidak peduli, ada juga yang senantiasa ramah menyapa karena memang sudah jadi kebiasaan dan bukan karena ingin dianggap baik.
Lalu apakah menjenguk, menyumbang, memberi dan bersikap ramah bukan kebaikan?
Tentu saja kebaikan. Tapi warna apa yang dibaliknya, hanya manusianya yang tahu.
Semakin kita dewasa, kebaikan memang jadi punya banyak arti. Dia tidak lagi murni berwarna putih, karena telah diwarnai oleh orang yang menujukkannya. Bahkan saat kita sendiri yang melakukan kebaikan itu, kita yang tahu persis warna apa yang kita berikan.
Dunia memang tidak sekejam itu, tapi menganggapnya sebagai tempat yang baik dan aman bukanlah hal yang tepat. Mungkin karena itulah dulu malaikat khwatir manusia akan menumpahkan darah saat Tuhan menjadikannya penghuni bumi. Karena bagaimanapun manusia bukan malaikat, tidak akan bisa selalu berbuat baik.
Hanya saja, ketika seorang manusia berbuat baik, maka nilainya menjadi jauh lebih berharga. Karena berbagai pilihan untuk tidak menjadi baik selalu ada, dan ketulusan, adalah hal paling berharga yang dimiliki hati manusia. Apalagi bagi kita, si manusia yang semakin bertambah usia, yang harus melewatkan banyak kepentingan dan pengorbanan, hanya demi satu buah kebaikan yang menyertakan ketulusan.
