23rd: Society

42 5 0
                                    

Sayangnya, kita tak hidup sendiri, dan memang tak mungkin hidup sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sayangnya, kita tak hidup sendiri, dan memang tak mungkin hidup sendiri. Apalagi di lingkungan kita yang sepudar apapun kebersamaannya, individualisme tidak akan pernah bisa benar-benar mengambil alih nilai di masyarakat. Gotong royong, kerja sama, persatuan dan kesatuan, adalah nilai-nilai yang baik yang ditanamkan sekitar pada kita. Memang menyenangkan, hanya sampai kita mulai merasa jika nilai-nilai sosial itu kemudian ikut mengendalikan nilai individu yang kita miliki.

Padahal, semakin kita dewasa, semakin kita menemukan pandangan dan nilai yang berbeda, yang unik, independen, dan tak biasa. Nilai penerimaan kelompok semakin berkurang karena kita tanpa sadar mulai mengeliminasi orang-orang di sekitar dengan orang-orang yang kita yakini benar-benar baik dan positif. Maka yang terjadi, kita akan selalu berada dalam persimpangan. Memilih seberapa besar toleransi antara mempertahankan keunikan diri atau membaurkan diri dengan lingkungan.

Dan barangkali, memilih presentase toleransi terhadap tuntutan sosial inilah yang akan menjadi hal paling melelahkan saat usia kita semakin dewasa. Karena ucapan jadilah diri sendiri-pun berasal dari masyarakat, dan masyarakat pula yang menilai seberapa samanya kita dengan nilai-nilai yang mereka miliki. Memang benar jika kita tak perlu memenuhi semua standar yang ada di lingkungan sosial kita, namun kita juga tak bisa menyangkal jika akan lebih nyaman jika berhasil memenuhi standar itu.

Sememuakan apapun, setidaknya, jika bukan saat kita masih hidup, kenyamanan yang dimaksud akan terjadi saat kita tak lagi bernyawa. Sehingga ketika saat itu tiba, kita bisa pergi dengan tenang, diiringi doa dan hantaran banyak orang. Karena suatu saat kita akan mengerti, jika kehidupan bukan hanya tentang hari ini, juga bukan hanya tentang diri sendiri.

Semoga saja kita akan menemukan formula yang tepat, untuk bisa tetap berdikari, tanpa perlu teralienasi.

25 Things on 25 Years Old (Completed)Where stories live. Discover now