26 회

9.6K 1.4K 95
                                    

Sebelum membaca part ini pastikan jika umurmu sudah legal, belum imsak, dan sudah memasuki waktu berbuka haha!

Setiap adegan yang diciptakan penulis punya maksud dan tujuan tersendiri, semoga dapat dipahami.

Pemilihan kata sudah diperhalus sedemikian rupa, namun jika terdapat kesalahan mohon dikritisi sebagai masukan.

Are you ready?

Happy reading!

Sepasang mantan suami istri yang tengah terlentang di atas tempat tidur menatap lurus ke arah langit-langit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sepasang mantan suami istri yang tengah terlentang di atas tempat tidur menatap lurus ke arah langit-langit. Sudah hampir lima menit berlalu sejak keduanya masuk kedalam kamar, berbaring berdampingan kemudian terdiam. Tak ada yang berani memulai meski diruang tengah tadi Taeyong dengan gamblang berkata bahwa ia mengingkan sang mantan suami. Sangat mustahil jika Jaehyun tak paham makna kalimat itu.

Meneguk ludah, Taeyong melirik sosok disampingnya. Memerhatikan Jaehyun melalui sudut mata besarnya sembari mengulum bibir. Namun, ia buru-buru mengalihkan pandangan kembali pada langit-langit saat sang mantan suami juga ikut meliriknya.

Jaehyun refleks tersenyum tipis. Ia bisa melihat semburat merah jambu menghiasi pipi sang mantan istri. Kedua ujung bibir CEO muda itu semakin melengking bak bulan sabit ketika iris kecoklatannya menangkap senyum malu-malu Taeyong.

"Taeyong-ah..."

"Hm?"

Jaehyun mengulum bibir sejenak, "Apa kau tidak bercanda dengan ucapanmu tadi?"

Wajah Taeyong semakin memanas. Bahkan ia sendiri malu ketika mengingat kalimat yang ia lontarkan di ruang tengah kepada mantan suaminya. Padahal saat di apartement Jaehyun pagi tadi ia sempat menolak ketika lelaki itu ingin menyentuhnya. Namun setelah mendengar penjelasan Jaehyun tentang wanita yang berbagi tempat tidur dengannya, Taeyong justru merasakan sebagian ruang dalam hatinya yang hampa otomatis terisi penuh dengan bunga-bunga,

Oh, apa ini yang disebut jual mahal karena cemburu buta? Pikirnya.

Merubah posisi menjadi berbaring menyamping hingga membelakangi Jaehyun, lelaki mungil berahang tegas itu menutup wajahnya dengan bantal guling.

"Lupakan," gumam Taeyong dan mati-matian menahan pekikan, "Aku malu."

Melihat tingkah lelaki mungil itu sontak membuat Jaehyun gemas. Bahkan giginya telah mengeluarkan bunyi gemertak. Dengan sigap ia mendekati tubuh sang mantan istri lalu melingkarkan lengan pada pinggang Taeyong dari belakang.

"Jangan malu," bisik Jaehyun sensual tepat disamping telinga Taeyong, "Kita sudah sering melakukannya dulu."

"Jaehyun...ahhh!"

When We Meet | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now