5. Menunggu

8.9K 1.7K 352
                                    

"Oh lihat itu! Gege! Itu lotus phinexya yang kemarin disajikan pada kita!" Teriak Chenle dengan semangat. Cerianya memotong udara jauh diatas gunung Phoebi dimana Renjun dan Chenle sekarang sedang terbang mengitarinya.


Di atas gunung Phoebi terdapat lahar api, tetapi di satu sisi ada danau kecil dengan air yang terus meletup mendidi. Uapnya terlihat jelas. Di dalam danau itu terlihat adanya tanaman berwarna merah kirmizi yang mengambang dan bersinar. Kelopaknya merah sedangkan di ujungnya terlihat ke-emasan.


Chenle merendahkan jalurnya untuk melihat lebih dekat. Renjun mengikuti Chenle dari belakang.


Dapat terlihat bagaimana antusiasnya Chenle dengan hal baru yang mereka lihat. Hidup di Croastrow yang tidak memiliki afiliasi apapun dengan negara lain membuat mereka terus menerus hanya dapat menjelajahi kerajaan mereka sendiri.


Mereka sebenarnya punya kesepakatan tak tertulis dengan Mermadia jadi mereka dapat terbang di zona udara milik kerajaan tetangga itu, namun tetap saja, kedua kerajaan berada di benua yang sama dengan iklim yang serupa.


Kebanyakan warna tertera dalam putih salju, biru langit, hitam dan coklat tua pohon yang kering, hijau tua daun yang dapat bertahan dan warna-warna lainnya yang cukup suram dibandingkan warna yang dapat dijumpai di Phinexya.


Merah, emas, kuning, dan semua warna yang ramai dan mencolok ada di Phinexya. Warna yang agak asing bagi mereka para Croastrow.


Semakin Chenle terbang mendekat, senyuman perlahan luntur dari wajahnya. "Ughhh suhunya terlalu panas disini."


Sayapnya ia kepakan lebih cepat untuk mengurangi suhu panas dari kawah dan danau mendidih yang ada dibawahnya. Sayangnya usahanya tidak memberikan hasil karena suhu itu tak dapat dihindari.


Hampir saja Chenle jatuh karena badannya mulai basah dengan keringat dan sayapnya sudah berat dengan uap ketika Renjun dengan cepat terbang menukik ke arahnya, memegang Chenle dengan kedua tangan, lalu terbang lurus keatas dengan cepat.


Chenle menghela nafas lega ketika udara yang perlu dia hirup tidak berat dan lembab lagi. "Lebih baik, terima kasih ge."


Renjun lalu melepaskan pegangannya pada Chenle. Chenle terjatuh agak kikuk sebelum sayapnya dapat kembali menyesuaikan.


Chenle tersenyum berterima kasih kepada kakaknya yang hanya menggangguk dan menunjuk sebuah arah dengan telunjuknya. Chenle balas menggangguk lalu mengubah arah terbangnya sedikit menyerong ke kiri, Renjun mengikuti disampingnya.


"Kau tak perlu mengimbangi kecepatanku Renjun-ge. Terbanglah, aku pasti akan menyusul." saran Chenle yang menunjuk ke depan dengan dagunya.


Tubuh kedua kakak beradik itu hanya berbeda sedikit, malahan sedikit lagi Chenle akan melampaui tubuh mungil Renjun, hanya saja dilihat darimanapun, sayap Renjun jauh lebih besar, lebar, dan gagah dibanding sayap Chenle maupun sayap Croastrow yang lain.


Itulah kenapa ketika Chenle tadi hampir terjatuh karena suhu dan uap yang mulai menempel padanya, Renjun dapat menukik dan terbang seperti biasa sebab kekuatan sayapnya lebih besar dari kapasitas kekuatan sayap Chenle.

Imperial Shadow ≡ NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang