17. Bebas

6.7K 1.4K 578
                                    


Hari ini tidak seperti biasanya yang dia bangun ketika matahari sudah diatas, Lee Jisung bangun dan memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi istana.


Dia ingat terakhir kali Jisung terbangun sepagi ini adalah ketika para Croastrow melakukan rutinitas mereka di halaman belakang kerajaan dan hampir menciptakan tornado.


Sejujurnya sejak saat itu Jisung tidak pernah lagi menjumpai mereka?


Semua seakan memiliki kesibukan mereka sendiri. Ya Jisung juga sibuk sih, dengan dia yang sedikit lagi akan memasuki akademi. Akademi apapun nanti yang dia pilih, atau mungkin tidak memasuki akademi? Ntahlah, Jisung sebagai anak bungsu memiliki kebebasan yang cukup besar akan hidupnya sendiri.


Mengeratkan kain yang dia bawa untuk membantunya menghalangi angin subuh yang menyerang, Jisung masih tetap bergidik kedinginan.


Masih dengan tubuh yang kedinginan, Jisung terkejut ketika melihat sesosok manusia di ujung koridor yang sedang dia lewati. Ya Dewa, ujian macam apa ini?! Dewa Phoenix apa tidak tahu bahwa Pangeran Bungsunya itu agak sedikit penakut.


Jisung memberhentikan langkahnya begitu dia ada disamping pintu menuju halaman. Jisung sudah sangat siap lari bila sosok itu melayang, atau sesuatu.


Memasang kuda-kuda, Jisung menyipitkan matanya yang sudah sipit juga, kotoran mata karena baru bangun juga tidak membantu Jisung untuk melihat dengan jelas.


"H-hyung?!" teriak Jisung yang kaget begitu sosok yang mendekatinya dapat ia kenali.


"Oh Jisung, selamat pagi." sapa Jeno dengan senyuman ringan.


Tunggu, apa Jisung salah lihat?


Bukan saja senyuman yang ada di bibir Jeno pada SUBUH HARI! Tolong dicatat poin itu, tapi juga Jeno yang sudah lengkap dengan rambut yang diatur, pakaian rapi dan sepatu yang disemir.


Jisung yang semakin sadar memperhatikan baju Jeno. Bukankah Jeno berpakaian terlalu simpel seakan dia bukan seorang Pangeran? Dan bukankah Jeno biasanya bangga dengan pilihan modisnya?


Pada pagi ini dihadapan Jisung, Jeno hanya memakai selapis kemeja merah tua berlengan panjang yang lengannya digulung sampai siku dan tidak disisipkan ujungnya ke dalam celana hitamnya.


"Hyung kenapa sudah bersiap?" dan kenapa terliat senang? Bukankah terakhir bertemu kita agak canggung? Adalah kalimat yang ingin juga ditanyakan oleh Jisung tetapi dia menahan dirinya.


Jeno makin mendekat dan mengacak rambut Jisung yang memang aslinya sudah seperti sarang burung ketika baru bangun. "Rutinitas pagi." katanya seakan menjelaskan semuanya.


Di detik itu, Jisung juga melihat mata Jeno yang beralih menatap sesuatu dibalik pundak Jisung. Jisung membalikkan badannya penasaran.


Disana, di halaman kerajaan ada sekelompok orang dengan sayap hitam: Croastrow dan seekor kuda hitam yang menggoyangkan kepalanya.

Imperial Shadow ≡ NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang