CINTA. ( Part 3.)

1.3K 63 3
                                    

   Paman Lee yang berusaha mengejar Mad jo, malah tersesat di dalam lorong yang penuh jebakan dan percabangan itu. Butuh waktu berjam-jam untuk bisa keluar dari sana, itu pun keluar dengan ujung loronh yang berbeda dengan Mad jo. Akhir nya karena tak bisa menemukan Mad jo dia memutuskan untuk kembali ke sarang para perampok itu, untuk menunggu Mad jo. Dia yakin jika Mad jo pasti akan datang ke sana, setelah berhasil menyelamatkan sandara itu.

   Saat tiba di sana, sudah hampir jam dua pagi. Ada beberapa polisi yang menghentikan nya. Mengintrogasi nya, lalu malah ingin menangkap nya. Karena dia tidak ingin membuka sweater dan masker nya. Dia di curigai sebagai mata-mata rampok.

   Tapi lagi-lagi Gilang, Moko dan Risa, yang melihat ke gaduhan itu, segera meluruskan salah faham yang terjadi. Gilang dan Moko menjelaskan bahwa orang ini yang telah banyak membantu mereka berdua saat menghadapi para perampok. Lalu mengejar pimpinan perampok yang melarikan diri. Setelah salah seorang dari mereka mengejar terlebih dulu.

   "Jadi gimana? om berhasil mengejar topeng tengkorak merah itu?" tanya Moko kepada paman Lee.

   "Aku gagal! aku malah tersesat di dalam lorong bawah tanah itu, yang penuh percabangan, sampai berjam-jam!" terang paman Lee.

   "Paman tidak bertemu Tim kepolisian, yang belakangan ikut masuk ke dalam lorong bawah tanah?" tanya Gilang.

   "Tidak! aku sama sekali tidak bertemu mereka, lorong bawah tanah itu seperti nya sangat luas, juga banyak terdapat jebakan maut!" kata nya menjelaskan situasi dalam lorong bawah tanah itu. Semua yang ada di situ jadi berpikir, jangan-jangan Tim kepolisian terjebak di dalam sana.

   "Mudah-mudahan mereka tidak terkena jebakan maut itu!?" kata Risa sedikit cemas.

   "Ya ku harap demikin, mudah-mudahan gusti Allah menyelamatkan mereka semua!" kata paman Lee menimpali perkataan Risa.

   "Oya, bolehkah saya tau nama paman, kata Risa? tanya nya hati-hati takut menyingung nya. Sambil memperhatikan orang di hadapan nya, yang berpostur tinggi besar.

  "Tentu saja boleh, tapi kalian harus berjanji tidak akan membocorkan identitas ku kepada siapapun juga, termasuk orang terdekat kalian!" kata paman Lee tegas memandang mereka semua bergantian.

   "Baik,om! kami paham, dan gw Moko berjanji tidak akan membocorkan identitas om, kepada siapapun juga, termasuk orang terdekat gw!" kata Moko tegas dengan janji nya. Di ikuti Gilang, dan Risa.

   "Nama ku Lee, tepat nya Cheen Lee!" kata paman Lee membuka jati diri nya, di hadapan mereka bertiga tanpa membuka masker nya. Takut terlihat orang lain, tanpa sengaja.

   "Kalo teman paman yang satu lagi, kami boleh tau nama nya tidak?" kata Gilang penasaran.

   "Wah, kalo itu aku tidak bisa jawab! Kalian tunggu saja nanti jika dia sudah datang ke sini! hehehe!" seru paman Lee sambil tertawa dari balik masker nya walau tidak ada yang lucu. Dia hanya berpikir jika dikasih tau mereka pasti kaget, karena Mad jo adalah sahabat baru mereka.

   "Oya, om pasti belum makan, tunggu sebentar om, gw ambil makanan dulu di dapur umum!" kata Moko lalu segera berjalan menjauh dari meja tempat mereka mengobrol.

   "Hehehe! Tau saja kau anak muda! aku sangat lapar!" kata paman Lee tanpa basa-basi.
***

   Tim kepolisian juga mengalami hal yang sama, walau mereka sudah membawa tim K-9 untuk melacak jejak Nita, tapi semua nya tanpa hasil. Bahkan mereka tersesat di dalam lorong itu, untuk waktu yang lebih lama dari paman Lee.

   Beberapa kali juga mereka sempat terjebak disana, terkurung dalam lorong, oleh pintu batu yang tiba-tiba tertutup, karena pemicu nya terinjak salah satu anggota tim. Untung nya beberapa anggota tim membawa granat. Dan menghancurkan pintu batu itu.

Mad jo si manusia ajaibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang