KELINCI VS HARIMAU (Part 1.)

1.3K 53 0
                                    

   Mad jo, di bantu Gilang, dan Nita. Telah membeli sebuah rumah di Jakarta, atas usulan Nita, yang menurut nya terlalu boros jika harus tinggal di hotel. Jika membeli sebuah rumah, bisa sekalian infestasi jangka panjang. Atau jika ada urusan di Jakarta, tidak repot, sudah punya tempat tinggal. Mad jo cuma menurut saja apa kata Nita, yang sekarang adalah kekasih nya.

   Bangunan rumah itu bergaya minimalis, berhalaman luas yang di tata apik membentuk sebuah taman. Di tanami aneka bunga. Permukaan tanah nya di lapisi rumput jepang, dengan jalan setapak dari paving block segi enam.

   Di sebelah kanan bangunan utama terdapat gazebo model Japanis, yang di bangun di tengah kolam dengan beberapa air mancur berbentuk putri duyung, di setiap sudut nya.

   Di sebelah kiri menyatu dengan rumah utama ada sebuah garasi mobil yang lumayan besar, dengan akses jalan lurus ke gerbang.

   Di halaman belakang terdapat kolam renang kecil dan memanjang. Yang di hias dengan tanaman bonsai di beberapa bagian nya, yang di tata dengan apik menambah kesan artistik nya.

   Rumah utama terdiri dari dua lantai. Lantai bawah terdiri dari beranda, ruang tamu, dua kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Lalu lantai atas terdiri dari balkon, dan dua kamar tidur, dengan toilet di tiap-tiap kamar.

   Rumah ini sebenar nya rumah idaman Nita kata nya. Setelah mengatur semua perabotan di dalam nya, Mad jo cuma tersenyum melihat semua tingkah Nita. Dia merasa seakan sudah memiliki istri. Tepat nya Nita selayak istri bagi nya. Mengatur ini dan itu dengan trampil dan sangat apik.

   Bahkan setelah semua selesai, dia terlihat sibuk di dapur. Memasak makanan untuk dimakan mereka.

   Gilang yang sedari tadi juga melihat tingkah nya cuma bisa senyam- seyum ngga jelas, sesekali melirik Mad jo, dan mengedipkan mata nya meledek.
***

   Saat itu paman Lee tidak ikut. Dia masih di kamar hotel nya, asik menonton film-film action kegemaran nya. Sampai pendengaran nya yang sangat tajam mendengar suara aneh dari balik pintu kamar hotel.

   "Siapa sih siang-siang mau cari perkara di sini? apa maling tengik, yang masih penasaran dengan berlian dan emas itu?" batin nya tetep cuek menonton film, tapi dengan memasang kewaspadaan tingkat tinggi.

   Tiga orang dengan perawakan tinggi besar masuk kedalam kamar hotel. Muka nya di tutupi dengan topeng kain tipis, yang berlobang di bagian mata dan mulut nya. Gerakan mereka tampak gesit dan ringan.

   Sampai di tempat paman Lee menonton, mereka berhenti. Melihat di depan nya ada orang asik menonton tanpa menyadari ke hadiran mereka, tanpa banyak bicara segera bergerak meringkus.

   Gerakan mereka cepat, tapi kurang cepat jika meringkus paman Lee. Dengan gerakan meliuk yang aneh, paman Lee menghindari sergapan mereka. Kali ini dia tidak akan menggunakan ginkang ( ilmu meringankan tubuh) dan iwekang (ilmu tenaga dalam) nya, bagi nya untuk menghadapai mereka cukup dengan gwakang (ilmu olah tenaga luar) nya saja.

   Untuk orang-orang yang mengagulkan diri mereka menjadi spesialis atau profesional di bidang mereka. Mereka sangat kaget, takkan pernah menyangka di otak nya yang di penuhi dengan kesombongan. Bahwa dengan begitu mudah nya orang itu lolos dari sergapan mereka bertiga. Yang selama ini tak pernah gagal dalam menyergap setiap musuh nya. Kini mata mereka sudah mulai terbuka bahwa level musuh nya sepadan, bahkan mungkin di atas mereka, jika satu lawan satu. Segera saja mereka mengeluarkan serangan terhebat dan terganas nya. Diawalai teriakan dahsyat mereka mulai menyerang lagi.

   "Mampusss!"
   "Kena kau!"
   "Mati lu!"

   Teriak mereka bersamaan dengan kata-kata yang berbeda. Seraya mengirimkan serangan maut nya dengan sepenuh tenaga. Ada yang memukul kepala, menendang lambung, bahkan ada yang memukul selangkangan nya.

Mad jo si manusia ajaibWhere stories live. Discover now