13✿

2K 230 8
                                    

Warning!🌚

Cheesy chapter kkkkkk

°
°
°
°
°
°
°
°

Istirahat tiba dan Jungkook langsung pergi ke kelas sampingnya berniat melihat Jimin. Akan tetapi, ia tidak menangkap sosok pujaan hati. Ia pun segera bertanya pada Yoongi kemana perginya Jimin.

"Bang, Jimin mana?"

"Gatau gue. Tadi pas lonceng dia main lari aja, pas gue tanya katanya ke toilet." jelas Yoongi.

Jungkook langsung beranjak keluar mencari Jimin sesuai apa yang dikatakan Yoongi. Tapi baru saja mau keluar pintu, ia tidak sengaja menabrak seseorang dan membuatnya jatuh.

"Akh..." ringis yeoja itu yang terjatuh dengan posisi tidak elitnya.

"Lu gapapa? Maaf ya." ujar Jungkook dan menolongnya untuk berdiri.

Baru saja gadis itu ingin mengatakan ia tidak apa-apa, Jungkook langsung lari aja. Membuatnya sedikit bengong.

"Cih, biarin Chae. Si Jeka lagi sibuk nyari yayangnya." ujar Seokjin pada yeoja itu-Park Chaeyoung yang ditabrak Jungkook tadi.

"Jeka siapa?" tanya Jennie, teman Chaeyoung yang membantunya berdiri bersama Jungkook tadi.

"Jungkook loh, Jen. Anak kelas B." balas Seokjin.

Dan dibalas 'O' doang sama mereka bedua.

                                     ∆∆∆

Jungkook sudah mencari Jimin di seluruh toilet di gedung kelas mereka, tapi hasilnya nihil. Jimin gaada dimana pun. Dikelas-kelas lain juga nggak ada. Jadinya Jungkook panik sekarang.

"Aastagaa Jimin kamu kemanaa?"

Jungkook memberhentikan langkahnya sebentar untuk mengambil nafas. Dan baru saja ingat jika ia dan Jimin bisa terhubung batin.

Lantas ia menepuk jidatnya,

"Gue jadi orang bego beut dah anjing." umpat nya dan langsung mencari koridor yang sepi agar bisa berkonsentrasi.

Jimin, kamu dimana? Batin Jungkook dan memejamkan matanya agar lebih bisa berkonsentrasi.

Basecamp.

Jungkook langsung berlari ke basecamp mereka sesudah mendapat balasan dari Jimin. Lega juga soalnya Jiminnya nggak apa-apa.

Krekk

Bunyi pintu itu saat Jungkook membukanya. Soalnya kan udah tua, belum dikasi pelumas (?) sama Jungkook biar ngga bunyi gitu.

Ia tersenyum kala melihat Jimin yang sedang meletakkan kepalanya dimeja dengan tumpuan tangannya.

"Kamu pasti lari, ya? Keringetan gitu... Sini aku lap-in." ujar Jimin dan memberi isyarat 'kesini' dengan tangannya dan mengeluarkan tisu dari saku bajunya.

"Kata bang Yoon kamu langsung lari kesini pas lonceng, kenapa?" tanya Jungkook dan mendekati Jimin.

Jimin tidak menjawab pertanyaan dari Jungkook, lagi serius ngelap keringet nya Jungkook yang banyak banget. Kaya abis naena. Gaa.

Jungkook kicep liat muka Jimin yang jaraknya deket sama mukanya dia. Dari deket lebih manis kalo kata dia. Jimin juga natep dia pas notis kalo Jungkook liatin dia sebegitunya. Sempat menyelami onyx satu sama lain, mencoba membaca perasaan tersirat masing-masing.

Akhirnya aksi tatap menatap itu diakhiri sepihak oleh Jimin yang ngerasa pipinya mulai panas.

"Gapapa." ujar Jimin singkat menjawab pertanyaannya tadi.

"Jangan bohong."

"Gapapa serius, Jungkook."

"Jim-,"

"Jungkook, aku ngga kenapa-napa okey. Cuman mau kesini aja." ujar Jimin bohong, Jungkook tahu itu.

Jungkook ngambil pipi Jimin terus ditangkup pake tangan besarnya, diarahin buat natap dia, Jungkook natap Jimin dalem biar Jiminnya luluh.

"Katakan padaku." ujar Jungkook halus.

"Aku..... Aku takut.... Hikss..."

Runtuh pertahanan Jimin, airmatanya menetes deras mengingat ancaman entah dari siapa tadi pagi.

Jungkook menarik Jimin dalam pelukan hangatnya, dan membisikan kata-kata penenang. Dan sesekali mengusap punggung Jimin.

"Sssst, jangan takut, aku disini sayang, aku selalu disampingmu dan melindungimu."

"Tapi hikss di-dia juga hikss ngancam kamu juga! Huaaaaa Kookkkk!!" tangis Jimin makin keras.

"Hei, kamu lupa, aku siapa hm?"

"Iya aku tau, hikss ta-tapi aura mereka kuat banget Kook, lebih kuat daripada aura kamu..." ucap Jimin dengan suara yang sedikit sengau karna ingus(?) yang menyumbat hidungnya.

"Kamu lupa kata Jaehyun? Kalo kita lawan mereka bareng paati bisa. Percaya sama aku."

Jimin reflek melepas pelukan mereka dan  menatap Jungkook yang menatap nya gemas. Coba kau bayangkan seorang Park Jimin dengan mata yang sembab, pipinya merah serta hidungnya dan bibirnya yang dimanyunkan imut, siapa coba yang ga gemes? Gua aja pengen nerkam dia pas liatin Serendipity. Gimana Jungkook dll?:)

"Tapi kan kamu belum nembak aku, gimana mau lawan bareng?" cicit Jimin yang hampir tidak  didengar oleh Jungkook, untung pendengaran nya tajam.

"Hah? Bhahahahahahah! Astaga Jim!" Jungkook gatau tiba-tiba ngakak denger penuturan Jimin.

"Kenapa ketawa?? Nggak lucu, Jungkook!"

"Ahahahaha! Lucu tau! Sumpah!" ngakak lagi dianya sampe Jimin hamil. Ga.

"Jungkook gaje ah, males!" ambek Jimin dan melipat tangannya didepan dadanya khas uke kalo lagi ngambek.

"Ini loh sayangg,, aduhh...." Jungkook akhirnya berhenti ngakak setelah liat Jimin ngambek, lebih tepatnya dia berhenti ngakak gara-gara perutnya udah sakit, matanya juga udah berair ckckckk.

"Kamu ngebet banget minta ditembak nya astagaa, kamu agresif juga ternyata." goda Jungkook dan mencolek dagu Jimin.

"Eh engga, Jungkook!" sanggah Jimin.

Padahal mukanya udah merona, kentara banget boongnya.

"Tadi apa kamu bilang belum nembak?"

"Ga ada tuh! Ishh, lupain aja!"

"Cih dasar tsundere. Untung sayang gue, Jimmm."

"Kasar! Jangan pake lo-gue, Kook!"

"Kenapa?"

"Gaboleh, kasar! Sama aku poko aku-kamu gamau tau! Kalo sama yang lain pake lo-gue terserah!" ucap Jimin sedikit nyolot, nyolotnya imut hkhkkkk.

"Lah, emang kenapa?" tanya Jungkook. Sengaja mau mancing-mancing Jimin hngggg🌚.

"Eunggggg.... Kan pertama kamu yang nyuruh pakai aku-kamu! Gimana sih??"

Jungkook makin gemes dianya sama Jimin.

"Iya iya sayang,,, nanti ya aku nembaknya. Belum saatnya."

"Kapan? Nanti keburu kamu suka ama yang lain...." cicit Jimin menunduk menarik main-main lengan seragamnya.

"Kamu kira orang kaya aku bisa berpaling dari mate nya yang jenisnya kayak kamu? Gabakal aku suka orang lain, Jim. Adanya kamu tuh yang ninggalin aku sama orang lain."

"Ga bakal bisa sama orang lain, Kook." balas Jimin tiba-tiba mengulum senyumnya.

Jungkook mengernyitkan dahinya, "kenapa?"

"Kan.... Hati aku udah sama kamu. Emang bisa suka sama orang lain kalo hati aku dihandal sama kamu?"

"Jimin gomballll!!!!"

TBC

Hwhwwhhw chapter depan yang panjang bukan chapter ini. Kkkk

Btw maap cheesy gitu yeu hwhwhwhwh XD

salam author amatir, Gia🐾💕
BigLuv, kook❤️min

Black Prince |KM [END]Where stories live. Discover now