20✿

1.9K 177 10
                                    

Satu minggu berlalu, dan sesuai janjinya, sore nanti kedua orang tua Jimin akan kembali dari Jerman. Dan itu artinya hari ini, hari terakhir Jungkook menginap dirumah Jimin.

Di siang yang terik ini, Jungkook sedang mengajari Jimin tugas matematika ditemani segelas jus pisang dingin. Iya segelas doang, bagi-bagi gitu mereka minumnya.

"Kookk,, ini susahh...." desah Jimin dan menghentakkan bolpoinnya diatas meja.

"Engga susah, kamunya aja yang mempersusah, Jim."

Jungkook menarik buku tugas Jimin dan membaca soal yang tertera diatasnya. Ia menjelaskan bagaimana menyelesaikan soal-yang kata Jimin susah itu- di kertas coretan. Jimin bukannya memperhatikan coretan penuh angka yang membuatnya pusing itu, tapi memperhatikan wajah serius Jungkook yang bertambah tampan saat memikirkan cara menyelesaikannya.

"Nah, udah paham?" tanya Jungkook selesai dengan soal itu.

Jimin menggeleng pelan tanpa mengalihkan atensi nya pada wajah Jungkook. Yang ditatap seperti itu lantas menepuk dahinya, susah-susah tadi ia mengajarkannya tapi tidak diperhatikan oleh Jimin.

Jungkook merapikan buku-buku yang berserakan diatas meja, dan menyusunnya menjadi satu tingkat. Ia kembali duduk didepan Jimin yang tidak memutuskan pandangannya daritadi.

"Kamu kenapa liatin aku mulu? Ada yang aneh sama muka aku?" tanya Jungkook.

Jimin menggeleng dan tersenyum manis. "Engga, kamu ganteng banget kalo lagi serius tadi."

Jungkook terkekeh pelan mendengar jawaban Jimin, "Jadi, kalo aku ngga lagi serius ga ganteng, gitu?"

Jimin kembali menggeleng, tapi kali ini lebih keras, "Ih ga gitu."

"Ck, terserah, Jim. Sekarang, kita ngapain?"

"Apanya?"

"Tadi aku ngajarin soal ga diperhatiin, sekarang kamu maunya ngapain?"

"Terserah deh, tapi jangan belajar lagi!"

"Hmmmm...., Naena mau?"

Plakk

Jimin mukul dahi Jungkook make buku tulisnya.

"Jangan itu juga!" ujarnya geram.

"Ishh, php ah kamu, tadi bilang terserah," Jungkook mengusap dahinya yang digeplak Jimin tadi.

"Sakit tau." lanjutnya melirik Jimin kesal.

"Bodo amat." balas Jimin dan malah ngakak liat raut wajah Jungkook yang kesal justru kelihatan imut.

"Oke, oke. Miann.... Hehe...." ujar Jimin gemas setelah puas menertawakan Jungkook.

Jungkook menatap kesal Jimin yang kembali tertawa lepas, ia menyeruput habis jus pisangnya dan akan menelannya sebelum Jimin mencegahnya.

Jimin berhenti tertawa dan menatap nanar gelas yang sudah kosong itu. "Ihhh!! Jungkook kok dihabisin sihh!!! Aku kan masih mau minummm!!"

Tiba-tiba otaknya Jungkook berubah mode, dari mode belajar, sekarang mode mesum🌚. Dia nunjuk pipinya yang ngembung karna nampung jus yang belum ditelannya habis tadi.

Jimin mengangguk, bibirnya mengerucut imut.

Jungkook mendekati Jimin dengan senyuman 'setannya', Jimin menelan ludahnya susah payah dan mundur perlahan.

"Enggaaa aku mau yang baru, Jungkook!" Jimin mendorong sedikit kuat bahu Jungkook agar menjauh darinya yang sudah terpojok didinding samping meja TV.

Jungkook menggeleng pelan dan menarik leher belakang Jimin dan menyatukan bibir mereka. Sedikit menundukan badan Jimin agar 'jus' yang masih tertampung di mulutnya mudah tersalurkan. Jungkook menarik pelan dagu Jimin kebawah agar bibirnya terbuka. Berhasil, ia langsung menumpahkan sebagian jusnya kedalam mulut Jimin yang sudah terbuka, dan langsung ditelan yang lebih mungil.

Jungkook tidak langsung melepaskan ciumannya sehabis menyalurkan jusnya tadi, Jungkook membaringkan tubuh Jimin dan menindihnya. Lidahnya menyapa langit-langit mulut Jimin dan mengajak lidah Jimin untuk bersalaman. Dan mengakhiri aksinya dengan menghisap(?) kuat bibir bawah Jimin sebelum mengecupnya manis berulang kali.

"Eungghh Kook udahh...."

Jungkook bangkit, ia menyengir lebar kearah Jimin yang menatapnya kesal. "Mian aku kelepasan." cengirnya.

"Hilih." Jimin berdecak dan bangkit, mengambil setumpuk bukunya dan beranjak mengembalikan ke tempatnya sebelum terdengar ketukan dari pintu luar.

Tok tokk tokk

"Jiminnahh?? Kami sudah pulangg...." itu suara eomma Jimin.

Jimin reflek meletakkan asal bukunya kemabali dimeja dan membuka pintu, langsung memeluk kedua orangtuanya erat.

Jungkook ikut bangkit, mau nyalamin mereka. Sang calon mertua, eak :v.

"Eh Jungkook," sapa Park Dongwook pada Jungkook yang langsung menyalami tangannya sopan begitu juga dengan Park Inna.

"Makasih ya, udah nemenin Jimin seminggu ini. Dia ngga ngerepotin, kan? Soalnya tuh si Jimin ini manja anaknya." ujar Inna yang masih dipeluk erat oleh Jimin.

Jungkook terkekeh pelan, "Engga ngerepotin kok, tan. Cuman manjanya sih iya."

"Heh! Engga ya Kook!" sangkal Jimin imut.

Ketiganya hanya terkekeh. Hei, mereka sudah seperti pasangan yang akan double date kalau kalian lihat langsung.

×××

Sore harinya Jungkook sudah bersiap-siap pulang, ia dijemput oleh Yoongi yang sebentar lagi akan tiba. Sekarang, ia sedang mengingat-ingat barang apa yang belum masuk dalam tas ranselnya. Semua baju sudah, charger sudah, Handphone ada dalam saku celananya. Sepertinya sudah lengkap.

Jimin hanya duduk manis di sisi ranjang, setelah membantu Jungkook melipat baju-bajunya. Ia memandang Jungkook yang masih mengecek barang-barang dalam ranselnya. Ah, pasti ia akan merindukan Jungkook nanti. Pasalnya telah seminggu dia makan, tidur, main, dan lainnya bersama pria bermarga Jeon itu.

"Kook...." Jimin memanggil Jungkook lirih dengan mimik cemberutnya yang imut.

"Hmm? Bentar." Jungkook menutup ranselnya dan duduk dilantai menghadap Jimin.

"Kenapa, sayang?" tanyanya lembut.

"Kenapa harus balik? Nanti kalo aku kangen, gimana?" tanyanya cemberut dengan maniknya yang sudah sedikit berkaca-kaca.

Jungkook tersenyum simpul dan bangkit, maju sedikit kedepan Jimin dan berjongkok, memegang kedua tangan mungil yang sangat pas digenggamannya.

"Kan bisa Chat, Jimm...."

"Eunggg.... Engga mau!!" rengeknya, menggelengkan kepalanya yang membuat Jungkook gemas.

"Ya aku juga gamau pulang Jim, rumah aku kan kamu, tempat istirahat jiwa, raga aku habis aktifitas seharian. Tapi aku juga gabisa ninggalin rumah aku disana, sayang." jelas Jungkook lembut.

Jimin menunduk, membenarkan perkataan Jungkook. Ia menghembuskan nafasnya kasar, menatap sedih Jungkook.

"Astagaa.... Jim jangan nangis dongg,, aku cuman balik kerumah. Nanti aku sering-sering hubungin kamu, ya?" ujar Jungkook mengelus lembut tangan Jimin.

"Iya, tapi peluk dulu sampe bang Yoon dateng."

Jungkook tersenyum simpul dan dengan senang hati memeluk erat sang pujaan hati.

"Oh ya Jim. Kamu pake terus kalung ini, ya? Takutnya ada yang mau nganggu kamu." ujar Jungkook mengelus kalung pada leher mulus Jimin.

Jimin mengangguk. "Hu'um. Tapi pas mandi aku lepas, ya? Nanti aku cepet-cepet pake kok, abis ngeringin badan."

Jungkook terkekeh singkat, "Yaiyalah, kalungnya bisa berkarat kalo kamu pake waktu mandi."

Jimin ikut terkekeh dan kembali menghirup dalam aroma tubuh Jungkook yang akan dirindukannya nanti. (ntar sekolah juga bakal ketemuan, Jimm, gitu amat dh lu(¬_¬)ノ //plak//)

TBC

Holaa 🐒

Pagikkkk🌚

Vomment yaw kawand :>.

salam author amatir, Gia🐾💕
BigLuv, kook❤️min

Black Prince |KM [END]Where stories live. Discover now