27♡

1.5K 170 7
                                    

Disinilah Jungkook sekarang, di tempat Tuhan menghukumnya, padang yang luas dengan salju tinggi yang terus turun dari langit putih itu. Dan Jungkook harus melewati padang yang luasnya ribuan kilometer itu dengan berjalan kaki. Hukuman dari penciptanya karna menyakiti hati kecil dan rapuh Jiminnya.

Jungkook mulai berjalan, dengan secarik kertas bertulis nama Park Jimin disana, dan foto close up indah Jimin yang dia ambil tanpa sepengetahuan yang bersangkutan, yang ia siapkan sebelum pergi dari dunia. Pikirnya mungkin akan memberinya kekuatan nanti saat diperjalanan. Yah, Mungkin.

Jungkook menggenggam benda itu erat dan menatap sendu langit yang terus memuntahkan salju-salju putih. "Ku harap engkau mengasihani hamba mu ini."

×××

"Aku? Bahagia? Tanpa kamu? Jangan bodoh Jungkook."

Jimin sudah kembali di penginapan mereka, ia sedang mengepak pakaian-pakaian nya ke dalam koper hitam miliknya. Jimin tidak melipat baju-bajunya dengan rapi, karna perasaan nya sedang kacau. Penglihatannya juga kabur karna airmatanya yang sudah siap diturunkan. 

Selesai membereskan baju-baju nya ia meraih kasar handphone nya di atas kasur, menekan icon galeri. Terpampang ratusan fotonya bersama Jungkook. Tapi semuanya langsung di blok dan di hapus. Begitu juga dengan video mereka. Kalung yang diberi Jungkook, ia lepas kasar dari lehernya. Ia berniat akan membuang nya di laut sesudah ia kembali ke korea nanti sore. Ya, nanti sore, Jimin sudah membeli tiket onlinenya baru saja.

"Aku bakal lupain kamu secepat mungkin, Jungkook. Dengan cara apapun."

×××

Yoongi perlahan membuka kelopak matanya, sinar matahari pagi menyilaukan mata kecilnya. Yoongi pun menutup kembali kelopak matanya dan sedikit berkerut.

"Bang?"

Itu suara Taehyung, yang dari tadi duduk di kursi samping ranjang tempat Yoongi berbaring. Suara nya membuat Yoongi membuka kembali manik nya dan menatap tepat kearah Taehyung.

"T-Tae? I- ini dimana?" tanya nya bingung.

"Penginapan. Ingat? Kemarin abang baru aja dilepasin Seolhyun."

Yoongi terdiam sebentar sebelum ber 'ah' ria. "Yang lain mana?"

"Masih pada istirahat...." jawab Taehyung sedikit ragu, soalnya kan...

"Kemarin semuanya selamat? Ade gua mana? Kangen gue sama dia."

Oh shit, no.

Taehyung menggaruk kepalanya kaku, apa yang harus dia bilang pada Yoongi?

"J-Jungkook.... Dia.... Tadi baru aja pergi jalan sama Jimin."

"Jalan ke?"

Taehyung terkekeh kaku dan mengibas tangannya, "Kencan kali... Biasa lah, kan lu tau mereka hobinya ngapain bang."

Yoongi hanya mengangguk dan turun dari kasur, ia meregangkan badannya yang kaku sehabis tidur dan menguap lebar. Yoongi mendekati Taehyung dan menepuk sedikit keras pundak Taehyung. "Thanks ya, udah selamatin gue."

Taehyung hanya membalasnya dengan senyuman. Senyuman pahit.

×××

Sinar matahari sudah menelusup diantara tirai jendela kamar Jimin. Walau sinar matahari mengganggu tidurnya tak Jimin hiraukan, selimut bewarna soft blue nya ditarik sampai menutup wajah kusutnya.

Masih terlihat jelas bekas tangisannya semalam. Pulang-pulang sampai dirumah kemarin orang tuanya langsung disambut Jimin yang langsung memeluk mereka erat dan tangisannya. Dipenuhi rasa bingung, keduanya hanya menaikkan bahu, membiarkan Jimin menjelaskannya nanti. Setelah tangisannya sedikit mereda sang ayah, Park Dongwook bertanya hal apa yang membuatnya menangis. Jimin pun menceritakannya dengan rinci.

Black Prince |KM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang