#5. Bertemu lagi

267 25 3
                                    

Dear Diary #5,

Pintu besar yang kuketuk tersebut terbuka. Gua yang melihatnya terbuka dilanda rasa ketakutan yang lumayan besar. Gua mengetuk pintu seseorang yang tidak kukenal.

"Siapa ya? Kok kamu dateng malam-malam?" Tanya seseorang ibu yang membukakan pintu itu.

Gua secara reflek menggaruk kepalaku yang tak gatal, "Um.. Aku temannya Alucard, tante" Jawabku ngawur.

Wajah ibu tersebut berubah menjadi senang, "Oh temannya Alucard, silahkan masuk, nak. Ibu akan bikinan kamu minuman ya"

"Gak usah repot-repot, bu. Aku hanya mampir disini" Ucapku.

Ibu tersebut menggelengkan kepalanya, "Tidak, sebagai tamu harus diberi ucapan selamat datang yang bagus"

Ibu tersebut pergi kedapur untuk memerikanku minum. Gua melihat kekiri dan kekanan untuk mencari sosok Erick atau Alucard ini.

Gua tidak menemukan siapapun selain foto-foto yang terpajang. Gua menghampiri foto-foto yang dipajang rapi diatas meja tersebut.

'Jadi benar, dia berbohong kepada kantor Fast-Jek. Dia ini Alucard!' Pikirku.

"Kamu dekat banget dengan Alucard ya, nak?" Kata suara yang tiba-tiba mengagetkanku.

Gua kembali menggaruk kepalaku yang tak gatal, "Enggak banget kok, tante. Aku cuman iseng kesini"

Ibu tersebut tersenyum, "Ya sudah, ibu panggilkan Alucardnya ya, nak"

Gua mengangguk sekilas untuk menjawabnya. Sementara gua juga gak bakal tau apa yang akan terjadi setelahnya.

Gua mendengar suara ibu tersebut memanggil Alucard.

"Al, Alucard ayo kedepan sebentar, ada temanmu ini yang kesini. Ayo sapa sebentar" Teriak ibu tersebut didepan kamar Alucard.

Alucard yang sedang tiduran lalu bangun dan keluar dari kamarnya. Dia pergi keruang tamu untuk mengetahui siapa tamu yang datang malam sekali.

Gua melihatnya sedang mengusap-usap matanya karena baru bangun.

Dia melihatku dengan tatapan kaget, "Elu? Kok lu bisa disini?"

Gua tersenyum kepadanya, "Hai driver bule ganteng" Jawabku dengan polos.

Ibu tersebut yang sedang tersenyum berubah menjadi keheranan karena ucapanku yang menurutku masih wajar-wajar saja.

"Driver? Maksudnya apa ya? Kamu mengerti apa yang dia bicarakan, Al?" Tanya ibu tersebut kepadanya.

Alucard mengigit bibir bawahnya, "Um.. Mengerti kok, Ma. Maksudnya kemaren aku mengantar dia sampe kerumahnya. Gitu Hehehe... "

Gua kebingungan dengan semua kecanggungan yang terjadi di ruang tamu ini.

Tiba-tiba Alucard menghampiriku dan menarikku masuk kedalam kamarnya dengan cepat.

"Kamu ngapain bawa teman kamu kekamarmu, Al?" Tanya ibu tersebut.

"Dia mau lihat kamarku, Ma" Teriak Alucard dari dalam kamarnya.

"Oh"

° ° °

Kamar Alucard, 21:04

Didalam kamarnya, firasatku tidak enak. Firasatku mengatakan bahwa gua bakal diintrogasi habis-habisan olehnya.

Alucard mengacak-acak rambut pirangnya, "Lu ngapain sampe kemari? Apa gua kemaren nganterin lu sampe kerumah lu itu gak cukup?"

Gua menarik alis mataku ketengah, "Salah sendiri gua nanya lu gak jawab. Akhirnya gua cari tau sendiri lah"

"Tapi gak usah sampe malam-malam kerumah gua. Trus lu juga pake baju mini. Gak takut lu ya?" Bentaknya.

Gua menjulurkan lidahku, "Gak lah, lu kira gua cewek cupu? Lagi pula rahasia lu udah terbongkar, bro sis" Balasku.

Gua mendengarnya berdecak kesal dengan semua perkataanku. Sepertinya dia sangat kesal dengan semua yang telah gua ketahui.

Dia melihat kearahku, "Trus mau lu apa sekarang?" Tanyanya.

Gua menarik salah satu ujung alisku, "Gua mau lu setiap hari nganterin gua kesekolah dan pulang sekolah, dann.. "

"Dan apa?"

"Dan lu harus temenin gua kemana pun gua mau" Sambungku.

Dia mengacak-acak rambutnya kembali, "Setres lu ya? Kalau gua gak ada waktu gimana?"

"Urusan lu, lu anggep aja kita pacaran, padahal cuma fake. Pokoknya kalau lu gak jalanin, Gua bakal cepuin lu ke nyokap lu" Balasku.

"Oke deal, tapi gua juga punya syarat" Katanya.

"Apa?"

Dia menatapku dengan serius, "Kalau sampai nyokap gua atau bokap gua tau, lu bakal kena konsekuensinya"

"Apa konsekuensinya?" Tantangku.

Dia menarik ujung bibirnya untuk menantangku, "Lu gak boleh kontakan lagi dengan gua, ataupun keluarga gua dan lu harus pergi jauh dari sini. Gua sarankan keluar kota. Deal?"

"Deal" Gua dan dia bersalaman atas taruhan ini. Gua gak bakal biarkan nyokap dia tau tentang taruhan ini atau tentang dia nyamar jadi driver ojek.

Gua duduk dikasurnya, "Btw soal Fast-Jek, kenapa lu pake nyamar segala? Ganti nama pula"

Dia melihat kebawah, "Gua suka pekerjaan itu. Gua merasa hidup gua bosen tanpa kerjaan lebih"

"Trus kenapa lu harus sampai nipu umur segala? Lu korupsi umur sampe banyak banget" Tanyaku.

Dia berdecih, "Gua kelas 12 sekarang, Kalau umur segitu, gua belom terlalu dipercaya untuk kerja. Jadi gua memutuskan untuk ganti nama dan umur, walaupun sebenarnya masih sedikit orang yang percaya"

Gua tertawa sedikit, "Contohnya gua, gua gak percaya umur lu 23. Gua percaya lu masih SMA dan ternyata bener"

"Benar apanya?" Tanyanya.

Gua menghembuskan nafasku, "Benar kalau lu itu Alucard yang dibilang oleh orang-orang disekolah gua. Lu ketos, bule ganteng, anak basket, tinggi...."

Alucard memutarkan bola matanya dan melihatku.

"...Lu terkenal di sekolah lu dan sekolah gua. Lu pintar dan banyak orang suka lu. Lu perfect, Al" Sambungku.

Alucard tertawa sedikit, "Menurut gua itu masih biasa saja. Yang membuat gua menarik adalah uang yang dihasilkan dengan kerja keras gua sendiri"

"Tapi kan, elu dapat pandangan bagus dari semua orang itu dari usaha lu sendiri, Al" Balasku.

"Tidak juga..."

"...Gua lebih senang usaha gua sendiri dan gua kerja sama motor kesayangan gua" Sambung Alucard.

Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu secara mendadak. Gua dan Alucard reflek melihat kearah pintu.

Maaf lama update, semoga belom jamuran:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf lama update, semoga belom jamuran:)

-Kims!-

High Level Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang