#12. Hari sial?

211 22 0
                                    

Dear Diary #12,

Gua berbalik masuk kepager gua. Namun saat gua hendak membukanya, pager tersebut terkunci oleh gembok.

"Waduh, kayaknya tadi kebuka deh. Gua masuknya gimana? Masa manjat? Nanti dikira maling rumah sendiri:("

Gua melepaskan tas sekolahku dan membukanya untuk mencari kunci rumah.

"Semoga ada.. semoga ada.." Kataku.

Sepertinya keberuntungan tidak berpihak kepadaku. Kunci rumahku hilang, entah dimana.

Gua memukul dahiku pelan, "Kebodohan gua nambah satu deh, udah dikunciin diluar, gak ada yang nemenin, kunci hilang pula"

Tiba-tiba ada yang berteriak dari dalam rumah, "HAHAHA MAMPUS LU, UDAH TIDUR DILUAR AJA. BIAR GAK KURANG OKSIGEN DISINI"

Gua melihat kearah pintu rumah gua. Gua melihat abang lakn*t gua disana.

Gua mengedor-gedor pagar rumah, "Woi ngapain lu kunciin gua diluar? Masih mending gua dikunciin dari pintu rumah. Ini malah gua dikunciin diluar rumahh!!"

"BUKAIN PINTUNYA, ABANGG!!!" Teriakku.

Dia masih saja membuka pintu rumah untuk menyahutiku, "Gak! Salah sendiri asyik ngobrol sama pacar lu" Katanya sambil menutup kembali pintu.

Wajahku berubah menjadi kesal, "ABANGG!!!!"

° ° °


"Oyy Miya.. Oy" Kata seseorang yang memegang pundakku.

Gua yang masih kesal langsung menepis tangan itu, "Apaan sih lu, Bang? Kesel gua sama lu!"

"Woi sadar... woi"

Dan banyak sekali yang menyorakiku karena perkataanku.

Gua melihat semua orang dikelas sedang melihatku. Bahkan guru yang sedang berdiri didepan juga melihatku.

Semua murid sedang berdiri untuk mengucapkan salam kepada guru, tapi gua malah asyik dengan duniaku sendiri.

Gua langsung cepat-cepat berdiri dan membungkuk memberi salam kepada guru itu, "Maaf bu.. maaf" Kataku.

"Keluar kamu, Miya!"

° ° °


Gua menunggu diluar kelas sendirian, beberapa guru yang lewat menanyakan kenapa gua ada diluar kelas.

(btw author pernah juga disuruh keluar kelas:< )

5 menit kemudian..

"Kaki gua udah pegal banget cok, pengen duduk" Kataku dengan pelan.

"Oh kamu pegel ya?"

Gua menoleh dan mendapati guru tadi berdiri dibelakangku, "Anu bu.. Enggak kok"

Bu Pharsa menampilkan wajah kecewanya, "Kamu ini ya, nilai kamu semakin menurun. Kamu sudah duduk sama Layla, kamu harusnya belajar dari orang pintar..."

Gua hanya menunduk sambil berdiri.

"...Layla tidak mau mengajari kamu atau kamu yang tidak mau belajar?" Sambungnya.

"Kapasitas otak saya segitu doang, Bu. Pas-pasan, Hehe.."

"Kamu gak boleh ngerasa otak kamu segitu doang dong. Tingkatkan belajar kamu lagi" Balasnya.

Gua mengangguk-anggukan kepalaku, "O-Oke bu.. Hehe.."

Bu Pharsa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sembari mengajak gua mengikutinya.

High Level Girl [END]Where stories live. Discover now