20

629 61 3
                                    

Author pov

Dua hari sudah Jiyeon dan Yoongi hidup bersama dalam ikatan pernikahan.

"Yoongi-ah aku sudah menyiapkan sarapan, ayo kita sarapan bersama" ucap Jiyeon mencoba memperbaiki hubungan mereka

Yoongi hanya mengangguk dan berjalan kearah meja makan rumah ini.

"Yoongi-ah kapan kau akan berangkat ke Amerika?" Tanya Jiyeon sedikit sesak saat menyebutkan Amerika karena dia tau pasti yoongi akan bertemu dengan kekasihnya disana

"Aku tak akan kembali kesana, semua urusan disana sudah ku berikan kepada orang terpercaya ku" jawab yoongi yang membuat Jiyeon teriak bahagia didalam hatinya

Jiyeon tersenyum senang karena ini adalah jawaban yoongi terpanjang setelah mereka menikah dan karena yoongi juga tak akan bertemu dengan kekasihnya lagi.

"Tapi.....tapi... Bagaimana dengan kekasihmu?" Tanya Jiyeon gugup dan sesak di dadanya

"Kami sudah berakhir" jawab yoongi lalu memakan sesuap nasi

Tidak..... Jiyeon tak lagi tersenyum ataupun senang, kini dia tau alasan mengapa yoongi menjadi berubah beberapa hari ini.

"Yoongi-ah bukankah sudah kukatakan kau harus mempertahankannya. Kau tau kan aku tak akan merasa marah ataupun sedih jika kalian tetap berhubungan jadi kumohon kembalilah kepadanya" ucap jiyeon sedikit dengan nada kesal

Brak.....
Yoongi membuang sendok dan garpunya lalu bangkit dari duduknya dengan wajah kesal.

Jiyeon semakin takut dengan sikap yoongi.

"Yoongi-ah, maafkan aku" ucap Jiyeon menahan langkahnya

"Sudahlah jangan ganggu aku" jawab yoongi lalu berjalan kearah kamar tidur mereka

Jiyeon kembali menangis namun tak menghentikan langkahnya untuk menyusul yoongi.

Jiyeon menarik nafas beberapa kali untuk mengumpulkan keberanian sebelum membuka pintu kamarnya.

Cklek.....
Bukan Jiyeon yang melakukan, tapi yoongi yang sedang membuka pintu entah untuk apa.

Jiyeon menatap sekilas kearah yoongi sebelum pintu itu tertutup kembali oleh yoongi.

"Kenapa matanya merah? Apa dia habis menangis?" Batin Jiyeon masih termenung didepan pintu kamar itu

"Ah bodoh sekali kau ini, bagaimana jika dia tau aku habis menangis" batin yoongi yang menyender di pintu kamar yang habis ditutupnya

Jiyeon menangis sejadinya, Jiyeon terus memukul dadanya agar rasa sakit itu menghilang. Rasa sakit itu semakin terasa bahkan Jiyeon kehilangan kekuatan kakinya untuk berdiri dan berakhirlah Jiyeon terjatuh didepan pintu dengan air mata semakin deras.

"Jangan menangis....." Teriak Jiyeon agar yoongi mendengarnya

"Sakit...... Itu membuatku sakit" teriak Jiyeon lagi dengan memukul dadanya

Dibalik pintu itu yoongi mendengarnya jelas tanpa terasa dia ikut menangis.

"Ji.... Hentikan jangan memukul tubuhmu" jawab yoongi dibalik pintu dengan suara yang dibuat sebiasa mungkin

"Kau ingin aku berhenti memukul diriku? Hiks..... Katakan padaku apa kau ingin aku berhenti?" Jawab Jiyeon

"Ya!!!!" Bentak yoongi menjawab

"Kalau begitu jangan menangis lagi, aku tak pernah meminta mu untuk meninggalkan kekasihmu. Jika kau tak sanggup meninggalkannya lalu kenapa kau meninggalkannya??? Tak tahukah dirimu aku merasa menjadi sebab air mata mu dan ini sakit sekali" jawab Jiyeon yang sudah tak dapat menahan semua rasa didadanya dan semakin kencang memukul dadanya

"Ji.... Hiks... Kumohon ber..hen..ti" ucap yoongi yang membuat Jiyeon terkejut karena suara yoongi yang bergetar dan menangis

"Percayalah ini bukan salah mu, itu sudah keputusan ku untuk mengakhiri hubungan ku. Aku berjanji setelah ini kau tak akan melihat ku menangis" lirih yoongi dan Jiyeon berusaha memahaminya

only you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang