21

566 51 5
                                    

Author pov

Jiyeon tertidur pulas disofa ruang keluarga setelah kelelahan menangis, sedangkan yoongi berjalan mendekati Jiyeon untuk memindahkannya dikamar mereka agar lebih nyaman. Selembut mungkin yoongi menggendong Jiyeon agar tak terbangun dan menidurkan Jiyeon dikasur mereka.

Setelah memastikan Jiyeon dalam keadaan pulas, yoongi segera berjalan kearah pintu kamar dan tak lupa mengambil kunci mobilnya.

"maafkan aku ji" lirih yoongi sebelum menutup pintu kamar mereka

Yoongi pov

Aku mengendarai mobilku menuju bandara internasional incheon sambil sesekali melihat jam tanganku berharap aku tak terlambat.

"hai" sapa ku saat menemukan sosok gadis yang sangat kurindukan

"siapa? Aku tak mengenal mu" ketus gadis itu

"ayolah jennie-ya jangan seperti ini" ucapku memohon dan mengambil alih koper yang dibawanya

"kumohon untuk kali ini saja biarkan aku membantu mu" sambung ku lagi

"untuk apa oppa? Sudah cukup jangan menyakiti ku lebih dari ini" ketusnya dengan wajah sedih menahan air mata

"jennie-ya aku hanya khawatir, kau memang orang korea tapi kau hidup diamerika bahkan ini kali pertama mu datang ketempat kau lahir. Makannya aku membantu mu, menyiapkan semua keperluan mu termasuk tempat tinggal mu!" jawab ku sedikit kesal

"apa mau mu? Untuk apa kau membantu ku seperti ini? Agar aku semakin bergantung padamu? Agar aku susah melepasmu? Atau kau hanya ingin menebus kesalahan mu padaku?" ucapnya sedikit kencang sehingga banyak mata menatap kami berdua

Tanpa menjawab ucapannya aku segera menarik tangannya dengan tangan kanan ku dan kugunakan tangan kiriku untuk membawa kopernya, aku terus menariknya hingga tiba di parkiran mobilku dan dengan paksaan aku menyuruhnya untuk masuk dan duduk dimobilku.

Aku segera menjalankan mobilku menuju apartemen yang sudah kusiapkan untuknya.

"aku sudah menyiapkan maid didalam apartemen mu dan aku juga sudah menyiapkan supir untuk mu, kau bisa pergi kemanapun dengan supir itu" ucap ku masih fokus menatap jalanan

"hahaha, aku tak butuh apapun darimu. Aku hanya butuh dan ingin dirimu" Lirihnya yang membuatku menatap singkat dirinya tanpa berani menjawab ucapannya

"ku rasa aku telah melakukan kesalahan yang besar, seharusnya saat itu aku tak membiarkan mu kesini untuk menghadiri pernikahan sahabat mu" ucap jennie yang sudah menangis

"maaf" jawab ku singkat

"sudahlah semuanya sudah terjadi, kuharap kalian selalu bahagia" Lirihnya mencoba kuat dan tersenyum kepadaku

Sakit, itulah perasaan ku saat melihat senyuman yang penuh kesedihan di wajahnya.

Tak terasa kami sudah tiba dihalaman gedung apartemen jennie.

"ayo kuantar masuk" ajak ku saat memasuki lobby

"tak usah, katakan saja berapa nomor apartemen ku?" tanyanya lalu merebut kopernya dari tangan ku

"414" ucap ku singkat

"baiklah terimakasih, kau lebih baik pulang istrimu pasti khawatir" ucapnya tersenyum lalu berjalan menjauh dari ku menuju lift
hingga akhirnya dia berbalik menatap ku setelah menaiki lift lalu tersenyum sebelum pintu lift itu tertutup.

"dasar bodoh, masih bisa tersenyum setelah menangis" gumam ku yang menyadari tetesan air di pipi jennie





only you Where stories live. Discover now