part 18

9.2K 880 17
                                    

Jennie berdiri di depan kelas lisa menunggu lisa keluar. Beberapa saat kemudian lisa berjalan keluar dari kelas bersama kyungsoo dan rose.

"Lisa bisa kita bicara" ucap jennie. Mendengar ucapan jennie membuat kyungsoo dan rose pergi terlebih dahulu meninggalkan lisa.

"Ada apa unnie?" Tanya lisa. "Hmm. Bisa kita bicara di tempat yang aman? Ini sangat penting" ucap jennie. Lisa mengajak jennie bicara di dalam kelas yang sudah kosong dan jennie mulai menceritakan kejadian saat ia bertemu dengan miyeon.

"Jadi,miyeon melihatmu bersama kekasihmu?" Tanya lisa. Jennie mengangguk lirih "mianhe lisa" ucap jennie. "Tak apa unnie. Itu bukan salahmu. Ini semua salahku. Harusnya aku tak menyeretmu kedalam masalahku. Maafkan aku" ucap lisa.

"Tidak apa lisa. Lalu bagaimana rencanamu selanjutnya?" Tanya jennie. "Kau tenang saja. Aku bisa menyelesaikannya. apa kau membawa mobil?" Tanya lisa. "Tidak. Wae?" Tanya jennie.

"Kalau begitu ayo aku antar kau pulang" ucap lisa sambil tersenyum. "Tidak perlu repot repot lisa. Aku bisa naik taksi" ucap jennie. "Aku tidak suka penolakan unnie. Kajja" ucap lisa.

Jennie hanya mengangguk lalu berjalan berdampingan bersama lisa. Saat hendak memasuki mobil seorang wanita meneriaki nama lisa. Membuat lisa dan jennie berbalik bersamaan.

Lisa dan jennie terkejut saat melihat miyeon berjalan ke mereka. "Lisayah, aku ingin mengatakan padamu betapa murahannya kekasihmu ini" ucap miyeon.

"Aku tau. Jennie sudah menceritakan semuanya padaku. Pergilah" ucap lisa datar. "Mwo? Aku memergoki kekasihmu ini sedang berselingkuh dan kau bersikap seolah biasa biasa saja" ucap miyeon.

"Lalu aku harus bersikap bagaimana?" Tanya lisa. "Tentu saja putuskan dia dan kembali kepadaku" ucap miyeon. Ucapan miyeon membuat membuat lisa tertawa terbahak bahak jennie dan miyeon hanya terdiam bingung menatap lisa.

"Kembali padamu? Apa kau lupa kejadian waktu itu. Jangan harap aku mau kembali padamu" ucap lisa. Lisa membuka pintu mobilnya dan masuk kedalam mobil bersama jennie meninggalkan miyeon.

Selama perjalanan ahjussi sesekali menatap ke arah lisa melalui kaca spion. "Apa miyeon mengganggu anda nona?" Tanya ahjussi.

"Sangat" ucap lisa. "Lisa..." ucap jennie. "Ne unnie" ucap lisa. "Sebenarnya bagaimana ceritamu putus dengan miyeon? Maaf jika aku lancang bertanya" ucap jennie. Lisa menghela nafasnya kemudian mulai menceritakannya.

Flasback on

Lisa pov
Aku membeli sebuket bunga dan sebuah cincin berlian untuk kekasihku yang paling kucintai. Setelah hampir satu minggu aku pergi ke amerika untuk menjenguk kakek.

Ketika aku masuk ke apartement miyeon ternyata miyeon sedang tidak ada di apartement. Sebuah ide merasuk kedalam kepalaku, aku akan memberikan kejutan untuk kekasihku.

Ketika aku mendengar miyeon pulang, aku bergegas masuk ke dalam lemari untuk menunggunya dan memberi kejutan padanya. Di dalam lemari aku masih bisa mengintip dari sela sela kecil.

Tiba tiba aku terkejut saat melihat miyeon masuk sambil bercumbu dengan seorang pria. Ingin rasanya aku keluar dan membunuh mereka berdua tapi aku memutuskan untuk diam dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Hampir dua jam aku berada di dalam lemari. Menahan emosiku saat aku mendengar desahan dan teriakan dari miyeon dan juga pria itu.

"Kapan kau akan meninggalkan wanita itu? Aku tak rela jika tubuhmu terbagi" ucap pria itu yang membuatku terkejut.

"Sayang, bersabarlah. Jika aku tetap bersamanya kau juga akan menikmati apa yang ku dapat. Coba lihat apartement mewah dan mobil mewah pemberian lisa. Kau juga bisa menikmatinya kan" ucap miyeon.

"Aku mengerti sayang. Tapi aku tak suka jika wanita itu menyentuh tubuhmu. Aku tak suka jika kau bercinta dengannya" ucap pria itu.

"Sayang, tidak ada yang bisa membuatmu puas selain milikmu. Aku akui jari lisa memang panjang tapi itu tidak bisa memuaskanku" ucap miyeon.

Mendengar ucapan miyeon membuatku benar benar muak.

Brak

Aku keluar sambil mendobrak pintu lemari membuat miyeon dan pria itu langsung menutup tubuh telanjang mereka. "Aku tak menyangka kau sejahat ini miyeon ssi" ucapku. Miyeon dengan cepat memakai pakaiannya dan menghampiriku.

"Sayang de..." ucapan miyeon terhenti karena aku menampar pipi kanannya dengan sangat keras hingga darah sedikit terlihat di ujung bibirnya. "Jangan memanggilku sayang. Aku tak ingin wanita murahan sepertimu. Mulai hari ini kita putus" ucapku lalu berjalan keluar.

Ketika hendak menutup pintu aku berbalik menatap pria yang bersama miyeon. "Aku akan membuatmu menderita hingga kau menyesal telah melakukan ini padaku. Kau melakukan kesalahan yang sangat fatal tuan" ucapku lalu berjalan keluar sambil membanting pintu.
Lisa pov end

Flashback off

Jennie sangat terkejut mendengar cerita lisa. Ia mengerti kenapa lisa bisa menjadi sosok yang sedingin es dan itu karena masa lalunya.

"Maafkan aku lisa. Aku tak bermaksud menyinggung perasaanmu karena menanyakan tentang miyeon" ucap jennie. "Tak apa unnie. Aku sudah melupakannya. Aku ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi" ucap lisa sambik tersenyum. Melihat senyuman lisa membuat jantung jennie berdetak kencang.

Setibanya di depan rumah jennie, lisa melihat mino berdiri di depan pintu rumah jennie. "Kau mau mampir?" Tanya jennie. "Tidak unnie terimakasih, lagi pula kekasihmu sedang menunggumu" ucap lisa.

Jennie mengalihkan pandangannya ke mino. "Ohh tak apa. Kita bisa makan malam bersama kedua orang tuaku" ucap jennie. "Tidak unnie terimakasih. Lagi pula aku belum menyiapkan perlengkapan camp besok" ucap lisa. "Baiklah. Sampai jumpa besok" ucap jennie.

Jennie pov

Aku melambaikan tanganku ke arah mobil lisa yang mulai menjauh. Entah mengapa aku merasa tidak ingin jauh dari lisa. Aku mencoba menepis pikiranku karena tidak mungkin aku menyukai lisa.

"Kau pulang dengan siapa?" Ucap mino yang membuat lamunanku berakhir. "Oppa, aku pulang bersama juniorku. Ada apa oppa kesini?" ucapku. "Aku merindukanmu sayang" ucap mino.

Mendengar mino oppa memanggilku sayang rasanya berbeda dengan saat lisa berpura pura memanggilku sayang. Setiap kali lisa memanggilku sayang jantungku berdetak dua kali lebih cepat sedangkan saat mino memanggilku sayang aku hanya merasa biasa saja.

"Oppa, aku harus menyiapkan perlengkapanku untuk camp besok" ucapku. Mino menghela nafas lalu tersenyum kepadaku sambil membelai pipiku. "Baiklah kalau begitu ijinkan oppa mengantarmu ke kampus besok" ucap mino.

"Baiklah oppa. Tapi jangan terlambat" ucapku. Mino mengangguk kemudian berpamitan untuk pulang kepadaku. Aku hanya berdiri menatapnya hingga mobil mino sudah tidka terlihat lagi

Something In The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang