part 33

7.2K 694 10
                                    

Lisa masuk ke dalam rumah sambil menyanyi. Langkah kakinya terhenti ketika seorang pria paru baya berdiri menyambutnya.

"Kakek" teriak lisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakek" teriak lisa. Lisa berlari menghampiri kim jae won lalu memeluknya dengan sangat erat.

Uhuk
Uhuk
Uhuk

"Sayang, hentikan. Kau memeluk kakek terlelu erat. Lihatlah, kakek menjadi batuk seperti itu" ucap ji woon. Lisa melepaskan pelukan lalu mengakhirinya dengan sebuah kecupan manis di pipi kanan jae won.

"Kau sangat merindukan kakek huh... dasar anak nakal. Kau bahkan tidak menelpon kakek sama sekali" ucap jae won. "Mianhe kakek. Lisa sekarang menjadi cucu yang super sibuk" ucap lisa sambil tertawa.

"Kakek tau. Asal kau tau berita tentangmu menyebar hingga ke amerika" ucap jae won. "Benarkah? Aku bahkan tidak ingin membaca artikel tentangku. Aku takut jika membaca komentar buruk tentangku" ucap lisa.

"Tidak ada yang berani berkomentar buruk tenyang cucu kakek. Lalu kenapa kau pulang malam begini kau bahkan melewatkan makan malam dengan kakek" ucap jae won.

"Lisa tadi makan malam bersama calon mertua" ucap lisa sambil tertawa. "Mwo? Calon mertua?" Tanya jae won dan ji won bersamaan. "Ne. Orang tua jisoo sudah merestui hubunganku dengan jisoo" ucap lisa sambil tersenyum.

"Dasar anak nakal. Kau bahkan sudah memiliki kekasih tapi tidak memperkenalkannya pada kakek" ucap jae won sambil menjewer telinga lisa.

"Ahhh... kakek.... sakit... maafkan lisa" ucap lisa. Perlahan jae won melepaskan tangannya dari telinga lisa. "Ceritakan pada kakek siapa dia?" Tanya jae won. Lisa memperlihatkan sebuah foto pada jae won.

"Ini dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini dia. Namanya kim jisoo. Dia seniorku di kampus. Cantikkan?" Ucap lisa. "Kau mengenalnya nak?" Tanya jae won pada ji won. "Ne appa. Dia yang membuat cucu nakalmu ini menjadi seperti sekarang. Jisoo yang mendorong lisa agar mau mengurus perusahaan" ucap

"Benarkah? Dia tidak seperti wanita murahan yang dulu memanfaatkan cucuku?" Tanya jae won. "Maksud appa miyeon?" Tanya ji won. "Tentu saja. Siapa lagi kalo bukan dia" ucap jae won.

"Kakek, jisoo sanget berbeda dari miyeon. Dia seperti eomma, sangat dewasa dan perhatian. Aku sangat mencintainya. Sangat sangat mencintainya" ucap lisa.

"Aigooo... kakek penasaran seperti apa jisoo" ucap jae won sambil tertawa. "Lisa akan memperkenalkan pada kakek secepatnya" ucap lisa.

"Baiklah. Sekarang pergilah ke kamarmu dan beristirahatlah" ucap jae won. "Selamat malam kakek" ucap lisa mengecup pipi jae won dan tak lupa mengecup pipi ji won berlari masuk ke dalam kamar.

"Aigoo. Cucuku sudah dewasa. Lihatlah dia mirip sekali denganmu dan sikap manjanya mirip sekali dengan ranee" ucap jae won.

"Aku bahagia melihat lisa kembali seperti dulu. Aku tidak pernah melihatnya sebahagia itu setelah kejadian miyeon dan meninggalnya ranee" ucap ji won.

" dengarkan appa, sekarang sudah saatnya bagimu untuk menjadi ayah yang baik untuk lisa. Kita datangi orang tua gadis yang bernama jisoo. Lalu kita lamar dia untuk lisa. Lebih cepat lebih baik. Appa tak ingin melihat cucu appa sakit seperti dulu" ucap jae won.

"Baiklah appa. Kita akan menemui keluarga jisoo besok. Tapi appa, bagaimana dengan hyung? Sahabat appa menolak memberitahu keberadaan hyung pada kita" ucap ji won.

"Kita pikirkan itu nanti. Yang terpenting sekarang adalah kebahagiaan putrimu" ucap jae won. "Baiklah appa. Aku akan menyiapkan semua keperluan untuk besok" ucap ji won. Jae won hanya tersenyum sambil menepuk bahu ji won.

-
-
-
-
-
-

"Morning appa morning kakek" ucap lisa lalu mengecup pipi kedu pria yang ia cintai. "Morning. Cepat makanlah" ucap ji won. "Tidak appa, lisa sudah meminta ahjumma membawakan bekal untuk lisa. Lisa harus menjemput jisoo" ucap lisa. "Tapi nak..." ucapan ji won terhenti ketika lisa berlari begitu saja meninggalkan ji won dan jae won.

"Dasar anak nakal. Dia bahkan tidak mendengarkanmu bicara. Bagaimana dengan acara nanti?" ucap jae won. " aku sudah mencari tau mengenai keluar ga jisoo. Ayah jisoo bernama kim hyung joong kepala kejaksaan seoul dan ibunya bernama kim sae rwon seorang ibu rumah tangga biasa" ucap ji won.

"Kepala kejaksaan seoul? Hmm gadis itu berasal dari keluarga baik baik. Aku mulai tertarik untuk mengenalnya" ucap jae won. "Appa, apa kita akan memberitahu lisa mengenai rencana kita?" Tanya ji won.

"Aku rasa tak perlu. Biarkan ini menjadi kejutan nanti" ucap jae won. "Ne appa" cap ji won.

-
-
-
-
-

*** jisoo house ***

Lisa berdiri di samping mobilnya sambil tersenyum melihat jisoo yang berjalan ke arahnya. "Morning" ucap lisa lalu mengecup bibir jisoo. "Morning" ucap jisoo.

Selama perjalanan ke kampus lisa sangat manja pada jisoo. Ia bahkan meminta jisoo untuk menyuapinya sarapan. "Kapan kau bisa bertemu dengan kakekku?" Tanya lisa tiba tiba.

"Hmmm. Aku takut. Bagaimana jika kakekmu tidak menyukaiku?" ucap jisoo. Lisa tersenyum sambil menggenggam kedua tangan jisoo "tidak ada alasan untuk kakekku tidak menyukaimu" ucap lisa."Baiklah. Aku terserah kau saja" ucap jisoo. Lisa hanya tersenyum puas mendengar ucapan jisoo.

Setibanya di kampus, lisa langsung bergegas menuju kelasnya begitu pun jisoo. Lisa melihat rose sedang sibuk memainkan ponselnya. "Aku benci padamu" ucap rose tanpa melihat lisa.

Lisa sedikit terkejut ketika rose memakinya. "Ada apa denganmu? Kenapa kau membenciku" ucap lisa. "Kau terlalu sibuk hingga melupakan sahabatmu ini" ucap rose.

"Aigooo. Maafkan aku. Lalu apa yang kau mau dariku?" Tanya lisa. "bagaimana jika kita pergi nonton dan makan sepulang kuliah? Aku akan mengajak kyungsoo dan kau bisa mengajak jisoo unnie" ucap rose.

Lisa berpikir sejenak mengenai ucapan rose. "Baiklah. Kita pergi nanti setelah perkuliahan selesai" ucap lisa. "Benarkah? Apa kau tidak memiliki pekerjaan hari ini?" Tanya rose.

"Tidak ada meeting hari ini. Aku akan menghubungi sekretarisku nanti" ucap lisa sambil tersenyum. Beberapa saat kemudian profesor datang dan memulai pelajaran.

Something In The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang