3. Something Starts to Arise

1.3K 119 11
                                    

"Sebelum membaca, absen jam berapa kamu baca part ini."

Tolong penuhi komentar di setiap paragraf. Juga vote yang gratis di pojok kiri bawah. Don't be siders. Kalau kalian aktif, aku juga akan aktif update.

• Selamat Membaca •

•••

"Gapapa, Nak. Gurumu pasti ngerti kok. Namanya musibah, nggak ada yang tau."

Ethereal atau yang akrab dipanggil Tere itu menghembuskan nafasnya kasar saat mengingat kembali percakapannya pada Ibunya saat makan malam tadi.

Seminggu berlalu sudah semenjak kejadian yang menimpa sekolahnya, Tere akhirnya menceritakan bagaimana dirinya kesal dengan proposal yang terbakar serta beberapa dokumen penting di ruangan OSIS. Yang paling membuat cewek itu kesal adalah, dirinya tidak memiliki salinan soft copy pada semua dokumen yang terbakar.

Tere tidak mungkin sekesal ini kalau musibah atau kejadian itu benar-benar terjadi dengan tidak sengaja. Namun masalahnya, dirinya jelas tau bahwa kejadian itu disengaja oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab.

Setelah percakapannya dengan Zahra beberapa waktu lalu saat di kantin, Tere akhirnya memutuskan untuk tidak menceritakan yang sebenarnya pada orangtuanya. Sebenarnya dirinya juga takut orangtuanya tak percaya, lebih-lebih malah menganggapnya tak sopan menuduh orang sembarangan.

Tere kesal sendiri. Benci melihat bagaimana cowok itu terlihat santai waktu itu. Tidak memikirkan dampak dari perbuatannya, yang bahkan sampai saat ini masih membuat Tere bertanya-tanya dalam hati, apa sebenarnya motif cowok itu melakukan hal yang gila menurutnya.

Mengingat sesuatu, Tere langsung turun dari kasurnya, lalu mengambil ponselnya yang berada di meja belajarnya. Setelah makan malam tadi, Tere berpamitan untuk pergi ke kamar duluan, mau belajar, katanya.

Setelah satu minggu sekolah diliburkan-imbas dari kejadian itu-, besok akhirnya jadwalnya masuk. Namun untuk Tere dan semua anggota OSIS, dalam satu minggu itu justru mereka rutin ke sekolah, guna ikut membantu membersihkan serta merapikan kekacauan akibat kejadian itu.

"Maharaja si setan," gumam Tere sembari mengetikkan beberapa huruf pada keyboard ponselnya.

"Dih, najis banget followersnya kok bisa banyak sih! Cewek semua lagi. Mana followingnya nol, selebriti kali lo, cuih." Tere menatap geram pada sesuatu yang ditunjukkan oleh ponselnya.

"EH ANJIR!" Tere tiba-tiba berteriak panik saat jarinya tak sengaja menyentuh tombol hati pada salah satu postingan yang barusan dilihatnya.

"Duh, bego banget. Nggak bakal tau dia pasti. Untungnya baru beberapa jam yang lalu di post sama dia. Dari ribuan cewek yang nge-like postingan dia, nggak mungkin tau dia akun gue." Tere bernafas lega ditempatnya, setelah memencet kembali tombol hati yang tadi sudah berwarna merah, kembali menjadi warna putih.

"Semoga hidup lo dikelilingi sama orang gila, biar lo jadi gila, terus lo ngaku sama perbuatan lo, habis itu lo depresi, frustasi, terus jadi gila beneran. Habis itu terserah lo mau ngapain lagi. DASAR MAHARAJA SETAN!"

---

Seorang cowok yang sedang asyik makan langsung memegang telinganya saat tiba-tiba telinganya berdengung. Wajahnya terlihat bingung. Mengusap beberapa kali sampai akhirnya kembali normal, cowok itu juga kembali memakan makanannya.

MAHARAJAWhere stories live. Discover now