9. Without Conscious

849 87 7
                                    

"Sebelum membaca, absen dengan spam emoji ini 🐛 disini!"

Tolong penuhi komentar di setiap paragraf. Juga vote yang gratis di pojok kiri bawah. Don't be siders. Kalau kalian aktif, aku juga akan aktif update.

• Selamat Membaca •

•••

"Bisa lebih gila lagi nggak jadi orang?"

Pertanyaan sarkas dengan nada yang sengaja dikeraskan itu membuka percakapan antara kedua pasangan yang sedang berada diatas motor. Melaju dengan kecepatan sedang menuju sekolah.

Itu suara pertama Tere dari pertama kali mereka sarapan di rumah Tere, setelah mereka sudah setengah jalan menuju sekolah. Maharaja yang sedang memakai helm full face nya tersenyum menyeringai dibalik helmnya saat mendengar ucapan seseorang yang diboncengnya ini.

Memilih tak menghiraukan ucapan itu, Maharaja tetap santai mengendarai motornya. Jangan tanya kabar jantung cowok itu. Dari pertama Tere duduk dibelakangnya, yang mau tak mau tanpa sengaja keduanya bersentuhan, rasanya kepala Maharaja sampai pening merasakan euforia yang baru kali ini ia rasakan.

Aneh, tapi candu.

Maharaja menyukai semua sensasi yang dirinya rasakan saat berdekatan dengan Tere.

Tere memukul pundak Maharaja dengan kesal saat ucapannya tak ditanggapi cowok menyebalkan itu, "Sekarang udah bisu? Habis ngobrol sama orang tua gue, lo kehabisan suara?" tukas Tere terdengar kesal. Suaranya masih ia keraskan—takut tak terdengar—karena jalanan pagi ini terlihat ramai.

"Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 pasal 283, seseorang bisa kena sanksi jika mengganggu konsentrasi pengendara motor. Lo kalau mau kena sanksi sendiri aja, jangan ngajak-ngajak," ucap Maharaja terdengar datar. Cowok itu mengulum senyumnya saat melihat kaca spion yang sengaja ia arahkan pada Tere, tanpa gadis itu sadari.

Tere melotot ditempatnya. Cewek itu bahkan hampir memukul kepala Maharaja, namun akhirnya kembali menurunkan tangannya, dan melipat kedua tangannya di dada. Mengerucutkan bibirnya menatap sembarang arah.

Dan Maharaja menggeram melihat bagaimana gemasnya gadis itu di sana.

---

"Jadi beneran mereka berdua pacaran?"

"Anjir, hot topik lagi ini mah."

"Gila, kok bisa sih. Mereka kapan deketnya? Apa backstreet kali ya selama ini?"

Tere dengan terburu-buru langsung melepaskan helm yang ia pakai setelah turun dari motor Maharaja. Cewek itu sadar, murid-murid kini sudah menonton mereka dari berbagai sudut sekolah. Ini yang paling ia benci.

Tere tak pernah mau menjadi pusat perhatian jika alasannya bukan karena hal-hal positif tentangnya. Seperti saat dirinya kembali menjabat sebagai ketua OSIS saat itu, Tere senang banyak yang memperhatikannya. Dirinya di dukung untuk hal yang memang positif.

Tapi ini?

Apa-apaan dengan spekulasi murid-murid tentang dirinya yang berpacaran dengan idola sekolah ini? Tere benar-benar kesal. Benci bagaimana cowok yang kini juga sudah melepas helmnya—membuat beberapa pekikan terdengar—membuat kehidupannya menjadi konsumsi publik.

MAHARAJAOù les histoires vivent. Découvrez maintenant