5. Sorry

2.2K 221 8
                                    

Awalnya Jimin sedikit takut untuk pulang kerumah, karena hari sudah malam dan dia lupa mengabari sang eoma.

Perlahan dia masuk dan membuka pintu, dilihat penjuru rumah. Dan keadaan yang sedikit sepi di ruang tamu.dia mendengar suara dari arah dapur dan ternyata eomanya berada di sana.

" Eoma aku pulang"

" Eoh, kau sudah pulang anak nakal,kemana saja?,kenapa tak mengabari eoma haa? "

Pertanyaan bertubi-tubi yang di layangkan dari eomanya itu membuat Jimin hanya tersenyum kecut

" Mian eoma,tadi aku lupa mengabarimu, aku terlalu pokus berlatih,dan tak tau sudah malam" Jimin mencoba tertawa untuk menutupi kebohongan nya,tapi tawanya terkesan memaksa

" Aigoo, jangan terlalu memaksakan diri Jim, kau lihat dari hari ke hari kau semakin kurus,dan aku lihat kau juga pucat, eoma tak mau kau kelelahan"

Dan untungnya eomanya itu tak menyadari kebohongan Jimin, dan sedikit rasa bersalah datang saat mendengar eomanya takut Jimin kenapa-kenapa, semakin kuat keinginan nya untuk menutupi semua kejadian yang di alaminya tadi, Jimin semakin tak mau membuat eomanya khawatir

" Sekarang kau mandi dan nanti turun untuk makan malam, eoma akan siapkan makanan nya"

Jimin tersenyum pada eomanya dan segera naik ke lantai atas menuju kamarnya.

Saat berada di kamar Jimin segera menaruh tasnya di nakas meja belajar, dan membuka jaket yang terbalut pada tubuhnya. Atensinya mengadah kebahawah saat mendapati surat dari rumah sakit tadi terjatuh di dekat ujung kaki. Jimin berpikir sperkian detik, dimana tempat yang aman untuk menyembunyikan surat keterangan rumah sakit ini, karena mungkin nanti akan di temukan eomanya saat membereskan kamar.

Matanya mengeliling mencari lemari yang mungkin aman. Matanya menuju ke arah nakas tempat tidurnya itu, setelah dipikir eomanya tidak pernah membuka nakas itu karena tidak ada apaun selain sebagai meja lampu tidur.

Dan Jimin beranjak dan segera menaruh surat itu di dalam nakas, dan setelah itu dia pergi mandi.




' perasaan atau kesakitan apapun yang kau tutup serapat mungkin pasti akan di ketahui, percayalah, orang-orang yang paling menyayangi mu selalu ingin tau apa yang terjadi padamu saat ini '

*********

Tae tengah asik memainkan stik game yang di pegang nya saat ini, sebenarnya rasa bosan sudah menghampirinya sejak berapa menit yang lalu. Tak tau mau melakukan apa, jadi dia hanya diam sambil sesekali bergumam tidak jelas -tipikal anak aneh.

Matanya menerawang ke penjuru kamar yang mendominasi warna yang sedikit tajam -corak macan, di sana ada beberapa album foto yang sudah lama sekali tak dia buka atau sekedar melihat-lihat.

Di ambilnya satu album yang paling tebal tapi bersampul kecil, sehingga terkesan seperti album mini.

' i'am and friend '

Sampul depan yang kekanakan mungkin, tapi bagi Tae itu tidak. Karena banyak sekali foto dirinya dan Jimin sewaktu kecil hingga beranjak dewasa seperti Sekarang.

Halaman pertama menunjukkan hari dimana mereka bersekolah di taman kanak-kanak untuk pertama kalinya. Jimin adalah anak yang ramah, itulah kesan pertama Tae. Dan makin hari kehari mereka menjadi teman bahkan sahabat ,dari sifat hingga sikap sudah bukan lagi menjadi rahasia, bahkan ketakutan Jimin akan kupu-kupu masih terjelaskan di memori Tae saat ini, mengingat Jimin adalah anak yang tidak melawan jika di tindas jadi anak-anak menjadikan nya bahan bullyan.

Tae terkekeh saat mengingat wajah Jimin saat itu, lucu sekali untuk bahan olok-olok kan sampai sekarang    
    -teman yang sangat baik.

Halaman kedua menunjukkan foto mereka telah memasuki umur 8 tahun. Dan dengan kebetulan nya mereka bersekolah di tempat yang sama lagi, jadi tak menutup kemungkinan mereka dekat sampai sekarang.

Di sana tertera jelas halam belakang rumah Tae. Di sana Jimin sedang tersenyum sambil melempar kue tart ke arahnya. Dan ya hari itu adalah hari ulang tahun Tae, hari itu mungkin Tae Sangat sedih karena dia pikir Jimin tak mau lagi berteman dengannya dan ternyata hanya akal-akalan Jimin agar memberi kejutan padanya. Dan dia sangat bahagia mengingat mereka masih bisa berteman.

Dan halaman ketiga adalah saat Tae menangis untuk pertama kalinya di hadapan Jimin, waktu itu Tae berumur 15 dan Jimin pun sama, hari itu adalah hari kematian kakeknya, di saat kesedihan benar-benar datang saat itu dengan dewasanya Jimin menenangkan Tae dengan ucapan-ucapan menyemangati

" Tae kau tau kan kakek tak menyukai tiger boy nya menangis, kau kan sudah besar dan kau kuat, aku yakin pasti kakek akan sedih bila melihatmu menangis, jangan bersedih lagi ya "

Tae selalu tersenyum bila mengingat bagaimana perilaku Jimin padanya dulu, dia benar-benar menjadi sahabat yang sangat di butuhkan takala itu, rasanya berteman dengan Jimin adalah hal yang paling tepat.

Dan yang menggangu akhir-akhir ini cukup membuat Tae merasa sedih, sebab Tae tau Jimin sedang menyembunyikan sesuatu, dia tau Jimin adalah seseorang yang tak mau bergantung atau merasa seseorang khawatir

" Hari itu di kelas aku benar-benar melihat Jimin mimisan, tapi kenapa dia tak bilang sih, padahal aku tau dan dia pura-pura tak terjadi apapun

Kemarin juga waktu Jungkook bilang dia sudah tak apa-apa maksudnya apa?, Apa Jimin sakit? Tapi kenapa dia tak pernah cerita padaku lagi "

Tae bergumam kala mengingat kejadian- kejadian yang di alami Jimin baru-baru ini, dia yakin pasti Jimin ada apa-apa, -jangan sepelekan hati temanmu.

Di tutupnya album foto tadi dan diletakkan nya kembali, Tae sedikit menghela nafas saat kembali berbaring di atas ranjang kamarnya.

Dia sedikit khawatir bagaimana Jimin selalu menyanggupi ajakan teman-temannya untuk mengikuti kegiatan yang mengeuras tenaga sertah membuatnya lelah, dia tau Jimin tak akan pernah mengeluh atau berujar tak mau, sifatnya yang terlalu tak enakkan pada orang lain maupun sahabatnya membuat nya menyiksa dirinya sendiri.

' Jim aku harap kau tak menyembunyikan apa-apa, ntah hanya perasaan ku atau mungkin hanya ketakutan yang datang, aku melihatmu berbeda dan kau sedikit berubah, aku hanya takut sahabat ku terluka, aku harap kau bisa jujur bila terjadi apapun Jim, karena aku adalah sahabat mu'












Kala mata ini terpejam. Membayangkan kekecewaan yang memuncak serta ke khawatiran yang ketara, aku hanya takut mengecewakan dan membuat orang bersedih, aku hanya mau aku saja yang merasakannya, cukup memberi kesan tak apa,asalkan kita bahagia dan tersenyum bersama, sakitnya biarlah aku saja yang merasakan.

'Karena aku masih sahabatmu'


















Taeis03. 14 / 06 / 19

APPORTUNITYWhere stories live. Discover now