10. be honest

1.8K 163 4
                                    

Berjalan dengan goyah dengan langkah lunglai, sambil pandangan menrawang ke depan, Chan mungkin saat ini sudah frustasi.

Menangkup kepalanya dengan kepalan tangan yang kuat dan menggerang kuat.

" Arghhhhhhhh "

Dari luar pintu pun terdengar suara geraman itu, siapapun tau yang ada di dalamnya sedang tidak baik-baik saja.

" Bagiamana ini, apa yang harus aku lakukan ? "

Chan kembali mendudukan dirinya di kursi kerjanya, dari awal kembali ke ruangnya dari rumah sakit tadi dia seperti orang yang benar-benar kehilangan arah.

Chan berpikir bagaimana dan apa yang harus dia lakukan sekarang, bagaimana ekspresi ibunya saat mengetahui ini, dan bagaimana dia menyelesaikan masalahnya dengan berpendapat pada Jimin.

Chan benar-benar menyayangi Jimin,Chan hanya tidak mau menjadi yang salah untuk kedua kalinya.

" Bagaimanapun sepertinya aku harus kuat untuk ini, untuk ibu dan untuk Jimin, aku harus bisa membuat Jimin kembali, aku hanya ingin Jimin tetap bersama kami "

Chan kembali menghela nafas, ntah kenapa dia pikir ini semua begitu rumit, saat dia mulai ingin memperbaiki semuanya namun dengan takdir yang sulit ini datang maka Chan rasa ini adalah hal terberat.





*******

Jimin kembali menyandarkan diri pada tembok kamar mandi, keringat dingin mulai muncul di sela pelipis dan lalu di garis rahang pipinya.

Mukanya pucat dan matanya menerawang ke langit-langit merasakan sakit yang mendalam di kepalanya.

Jimin kembali melenguh dengan keras mencoba mengendalikan nafas serta tetap berdiri tegak.

Kepala serta dadanya tidak berjalan kontras, pening dan sesak mulai merambat ke tubuhnya itu, Jimin rasa dia tak tahan.

Tapi dengan kekuatan yang tersisia Jimin tetap berusaha tenang dan meneguk luda dengan lambat.

Awalnya Jimin sedang latihan dance bersama Hoseok hyung, tetapi kepalanya mulai pening dan Jimin tau mungkin sebentar lagi dia akan mengalami gejala yang sama seperti saat-saat sebelumnya.

Jimin bangkit sambil berpegangan pada dinding, mencoba berusaha mengatur detak jantungnya dan mulai melangkah pelan.

Perlahan kepalanya sudah tidak sakit dan mulai reda akan pusing yang melanda, dan Jimin bersyukur akan itu karena mungkin saja Hoseok akan curiga bila dia lama-lama di kamar mandi.

Jimin kembali berjalan ke arah ruang yang tadi dia pakai dengan Hoseok, dan di sanalah Hoseok sedang duduk di atas lantai sambil meluruskan kakinya.

" Kau lama sekali Jim, ehh tunggu kenapa kau berkeringat sekali "

Jimin gelagapan sambil mengelap keringat di sekitar dahi nya, bisa-bisa nya dia lupa mengelapnya saat keluar.

" Ahh ini kecipratan air Hyung, aku tadi sempat membasuh muka sebentar, makanya aku agak lama di kamar mandi "

" Ahh begitu, aku kira terjadi sesuatu"

Jimin hanya tersenyum sambil juga duduk di sebelah Hoseok, dia melakukan hal yang sama dengan meluruskan kakinya.

Tetiba Suasana menjadi hening dan tak ada lagi yang memulai pembicaraan.

APPORTUNITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang