6. I was silent for fear

1.9K 200 4
                                    

Hoseok menganggap Jimin sebagai salah satu sahabatnya yang paling tertutup dan selalu mengiyakan apapun walau menyiksanya.

Hoseok suka sifat Jimin yang tenang dan lembut, Jimin yang selalu menjadi penenang di setiap situasi tegang, Jimin yang menjadi penasehat di situasi dimana mereka bertengkar satu sama lain.

Jimin salah satu sosok yang melengkapi persahabatan mereka.

Sekalipun Jimin tak pernah menolak atau sekedar mengeluh, Hoseok tau Jimin bukanlah orang yang bisa menyelesaikan apa saja, Jimin hanya sosok seseorang yang mau menjadi orang yang tau kalau dia ada di setiap situasi, walaupun dia tak bilang walau dia tak bisa. Jimin yang selalu benar.

Sesi latihan kemarin masih terngiang-ngiang di kepala Hoseok, bagaimana Jimin berlatih Sangat keras dan berusaha agar tak mengecewakan dirinya.

Dia tak memaksa walau Jimin tak mau waktu itu, tapi bagaimana sifat Jimin yang selalu siap sedia menjadikan Hoseok merasa bersalah, Karena hal kemarin membuat nya takut pada Jimin, apa Jimin baik-baik saja ?

Taehyung bilang dia curiga akan gerak-gerik Jimin dalam satu bulan ini, sepertinya bukan hanya Tae,tapi Jungkook juga, sebab aku juga tau Jungkook menyembunyikan sesuatu.

Bagaimana caranya agar Jimin mau berbicara?, Tae saja yang lebih dulu berteman dengan nya dia selalu tertutup.

Saat ini Jam 9 pagi dan libur, rencananya Hoseok mau latihan kembali bersama Jimin.

Hoseok sudah berada di tempat latihan saat melihat Jimin berjalan ke arahnya lewat pintu belakang.

" Hyung!!! Apa sudah lama ?"

" Tidak Juga, aku baru sampai "

" Kalau begitu ayo latihan, jadi nanti kita pulang tidak sore "

" Baiklah, ayo "

Hoseok segera berjalan ke arah speaker dan menyalakan lagu.

Hampir satu jam latihan dan Jimin memutuskan istirahat karena mau ke kamar mandi, Hoseok yang melihat Jimin berjalan ke kamar mandi segera mencari air minum, dia merasa haus dan baru menyadari lupa membawa air.

Melihat tas yang dibawa Jimin terbuka,mungkin tak ada salahnya Hoseok meminta air minum Jimin toh dia tak akan marah.

Saat dia mencari-cari tangannya tak sengaja memegang botol-botol kecil, Hoseok sempat heran mengapa Jimin membawa botol-botol yang penuh obat itu, hampir semua obat itu tak ada yang sama semua obatnya berbeda-beda.

Saat dia dengar langkah kaki yang mendekat Hoseok segera menaruh kembali obat-obatan itu

" Kau sedang apa hyung? "

" Ahh, aku tadi melihat tas mu terbuka jadi aku berniat mengancingnya"

" Ahh begitu, mungkin tadi aku lupa "

Hoseok hanya berusah mengendalikan ekspresi nya agar Jimin tidak curiga, dia benar-benar harus mengetahui obat apa saja itu tadi, walau dia bisa bertanya pada orangnya langsung Hoseok yakin Jimin akan beralibi kembali dengan kebohongan.

Mereka kembali melanjutkan latihan tanpa kecurigaan Jimin, Hoseok akan benar-benar yakin bilah sudah mengetahui yang sebenarnya, karena jujur dia tak akan pernah tenang.




13 : 00

Ruang lingkup kantor yang ramai membuat suasana menjadi sesak dan berdesakan, karena sudah waktunya makan siang maka para pegawai kantor bersiap menuju cafetaria hanya sekedar memesan makan atau memakan bekal makanan yang di bawa sendiri dari rumah.

Seseorang yang melewati resepsionis dengan langkah pelan tanpa menoleh membuat para pegawai yang berjalan beriringan menghentikan langkahnya sebentar guna menyapa atau segedar hormat pada petinggi ini.

APPORTUNITYWhere stories live. Discover now