14. heart back

1.8K 148 4
                                    

Mentari tau mana hari yang cocok untuknya berada tepat di atas sana.

Kalau kau melihat langit yang berawan maka tentunya akan turun hujan.

Dan saat ini mata itu sedang menatap ke arah atas sana saat mendung yang datang dengan perasaan yang mewakili sekali.

Takut, cemas, panik

Semua menjadi satu saat pertama kali ia membuka mata.

Memang benar sesuatu yang di sembunyikan tidak akan ada yang bertahan lama, sekuat apa dia menyembunyikannya maka sekejap juga tuhan memperlihatkannya.

Mungkin itu yang di khawatirkan Jimin,  saat terbangun di dalam ruangan rumah sakit, dengan alat-alat yang entah apa namanya banyak menempel di tubuhnya.

Ia tau, pasti semua orang sedang membicarakannnya saat ini, lagi pula ia dalam susana tak tepat waktu itu.

Pasti Hoseok sedang khawatir, dan inilah salah satu kenyataan yang tak bisa Jimin terima, ia membuat semua orang terkasih khawatir,ia sangat takut membebani mereka.

Saat tengah asik bergelut dengan pikiran, pintu terbuka menampakan makhluk pucat dengan wajah datar.

Jimin tidak sadar dan matanya hanya terus menatap kearah langit yang kini telah mengeluarkan airnya.

" kau sudah makan? "

Jimin menoleh dengan cepat saat suara tersebut menginstrupsinya, menampakan Yoongi yang sedang berdiri menghadapnya.

" hyung,  kapan hyung kemari?  "

" dari kemarin, aku bertanya apa kau sudah makan "

" ahh sudah "

Dan mereka kembali hening,dengan Jimin yang mulai membuka obrolan kembali.

" emm, hyung, apa hyung sudah mengetahuinya? "

" iya "

Singkat, jelas, semua membuat Jimin takut, takut hyung nya ini kecewa.

" apa hyung marah padaku?"

" untuk apa?, tidak ada gunanya lagi untuk marah, itu sangat kekanakan "

Yoongi berujar dengan wajah datar, Jimin tau dalam pikiran hyung nya ini pasti sedang berdebat dengan hatinya sendiri.

Yoongi tentu memiliki sifat yang menyebalkan, tapi mampu membuat semua orang memahaminya.

" maafkan aku, sungguh maafkan aku hyung"

Yoongi segera mengerlingkan matanya saat mendengar Jimin berbicara seperti itu, dan melihat Jimin yang menunduk dalam sambil menatap selimut yang menutupi setengah badanya.

" Jim, jujur saja aku tak mau mengatakan hal ini, tapi kau tau, kau tak pernah salah, aku benci dirimu yang selalu menganggap dirimu sendiri itu kuat, kau berbohong aku tak akan marah, tapi tolong hal yang besar seperti ini tak seharusnya kau sembunyikan, yahh aku sangat tau, benar-benar tau bahwa kau pasti berpikir kami akan sangat khwatir padamu, kalau begitu apa salahnya kami mengkhawatirkanmu?

Kau sama saja menyakiti kami dengan berbohong Jim, kau tau perasaan ku saat Chan hyung berbicara denganku dan Hoseok, aku tidak pernah sekacau ini, aku benar-benar tidak tau harus menyalahkan siapa, aku tak bisa mendengar maaf mu "

Di akhir kalimat itu, sebuah tetesan air mata dari seorang Min Yoongi jatuh membasahi pipi putihnya.

Saat ini Yoongi di titik sedihnya, dimana dia bisa menangis dihadapan seseorang tanpa menahannya seperti biasanya, ia hanya terlalu takut, takut akan sesuatu yang tak akan pernah ia tunjukan akan ketulusan hati yang ia utarakan.

APPORTUNITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang