Bab 7: Instagram: Inspiring Time In Goreme Open-Air Museum

48 3 1
                                    

Kenapa harus takut ketika kita punya Allah

-Asmi-

Tak pernah terbayang menjalani backpackeran berdua seperti ini bersama Ashfi, rasanya masih menjadi sebuah mimpi yang hanya tertuang dalam bait-bait tulisan yang selalu kami tulis dalam milis-milis kami.

Menulis duet dengan Ashfi sangat menyenangkan, menjadi hiburan tersendiri diantara tugas yang menumpuk dan kegiatan yang tak henti hadir. Kini hanya menjadi kenangan manis antara aku dan Ashfi. Kembali senyumku mengembang demi mengulang deretan instastory Ashfi yang mentag akunku selama perjalanan kami kemarin.

Instastory yang berisi video-video singkat dari museum mozaik, kekocakannya saat kutantang ia memakan buah zaitun, menjelajahi rumkale, mengelilingi benteng romawi dan tentunya perjalanan meninggalkan kota Gaziantep menuju kota tujuan selanjutnya.

Kota dimana ribuan balon air mengudara menghiasi langit. Aku tersenyum melihat malam yang semakin pekat dari balik jendela bus yang kami tumpangi, di sebelahku Ashfi terlelap tidur usai bercerita. Guratan lelah dan sisa tangis menghiasi garis wajah mungilnya.

Sebenarnya selepas menjelajahi rumkale Aku ingin mengajak Ashfi ke Kota Urfa atau ŞanlIurfa, salah satu kota yang memiliki historis yang kental pula, disebut juga sebagai kota wisata ziarah, yang mana menurut para ahli sejarah disitulah kota kelahiran nabi Ibrahim AS.

Tempat kelahiran Nabi berada di Cave Of Abraham, tepatnya di sebuah gua, diarea tersebut berdiri pula masjid besar dengan artistektur timur tengah. Tak jauh dari gua terdapat Balıklı göll, sebuah kolam ikan sebagai bukti mukjizat Allah SWT yang mana dipercaya sebagai tempat nabi Ibrahim dilemparkan ke kobaran api oleh Raja Namrud dan sebelum tubuh sang Nabi mendarat Allah SWT mengubah api tersebut menjadi air dan kayu bakarnya menjadi ikan.

Terdapat pula dua tiang raksasa yang menurut para ahli adalah tempat pembakaran Nabi. Para Ahlipun mendapatkan banyak peninggalan Raja Namrudz yaitu dua tiang yang masih berdiri kokoh, dua tiang yang disebut sebagai tempat bertahtanya Raja Namrudz. Selain ditemukan tempat kelahiran Nabi Ibrahim Di kota tersebut banyak sekali peninggalan sejarah seperti kuil, istana dan artefak.

Namun Ashfi tampaknya sudah tak sabar untuk melihat keindahan langit berhiaskan hot air ballons, akhirnya kami bertolak ke "land of Fairy Chimney", salah satu kota yang memang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Kami sengaja mengambil perjalanan malam agar menghemat waktu dan tidak perlu menginap di hotel atau hostel dan semacamnya, itu artinya tak bisa mengajak Ashfi merasakan sensasi menginap di Cave House.

Keunikan menginap di tempat ini ialah pengalaman tidur di dalam gua dengan fasilitas yang nyaman, seru sekali. Sangat disayangkan hanya bisa kuceritakan pengalamanku menginap di salah satu Hotel bernama Kayakapi Premium Caves, Tampaknya Ashfi sangat kecewa mendengarnya. Biarlah.

Dalam perjalanan Ashfi pun menceritakan mengenai kegundahan hatinya. Salah satu yang menjadi alasannya pergi secara mendadak ke tempat impiannya ini. Yang semenjak kedatangannya menjadi tanda tanya besar dalam benakku. Aku tak menyangka kedatangannya menyimpan kebimbangan mengenai pilihan hidupnya.

Memilih antara orang yang Ia cintai atau menerima orang asing yang baru seminggu dikenalnya itupun hanya lewat orang tua dan 2 bulan lagi yang akan menjadi bagian dari hidupnya. Pilihan yang menurutnya sangat sulit, hingga akhirnya Ia terbang ke Turki untuk memperjuangkan cintanya yang nyatanya hunusan luka yang Ia dapatkan. Orang yang selama ini didambakan nyatanya telah memilih orang lain. Aku tau Ashfi sangat terluka.

"Aku nggak tau kenapa aku sebodoh ini Mi, aku masih belum bisa menerima semuanya. Aku masih mencintai Aidil Mi, aku masih mengharapkannya tapi itu mustahil." Air matanya semakin mengurai.

JarakWhere stories live. Discover now