Slide

2.3K 210 0
                                    

"Aku ikut senang mendengarnya. Semoga kalian berdua semakin baik dan selalu bahagia. Selamat atas kelahiranmu, Ji."celoteh Yoora dibalik ponsel, wanita ini tengah bertelepon dengan Jieun. Jieun yang menghubunginya, dan ini kesempatan besar untuk Yoora menghindari Yoongi. Iya, sudah menginjak delapan bulan kehamilan, Yoongi yang mengalami hal-hal aneh dalam mengidam, seperti mual, ingin es krim yang Yoora sukai, dan ingin terus bersama Yoora -baik itu memeluk, menciumi, bahkan hal lain yang hampir melewati batas. Jujur, Yoora begitu takut dengan mengidam Yoongi yang itu, Yoora tengah hamil besar, jika sampai-sampai Yoongi melampaui batas, bisa saja pria itu melakukan hal yang sangat dilarang saat wanita tengah hamil.

"Aku dan Jimin akan ke rumah Yoora-ssi, boleh kah?"tanya Jieun.

"Aku selalu menunggu kehadiranmu, mulai sekarang panggil aku eouni saja, -ssi itu terlalu formal."ujar Yoora berkeluh.

"Ah, baiklah. Um, eouni.. aku akan menutup teleponnya, bayiku menangis."

"Oke, sampai bertemu nanti."ucap Yoora, telepon pun diputus. "Aku jadi tidak sabar menanti kehadiran bayiku."gumam Yoora mengelus perutnya. Yoora pun mengedarkan pandangannya, "Yoongi?"panggilnya dan tidak mendapati Yoongi disudut manapun, Yoora pun beringsut berdiri dengan hati-hati lalu berjalan mencari keberadaan Yoongi.

"Yoongi."ucap Yoora mendapati Yoongi tengah berdiri dihadapan wastafel -sepertinya habis muntah.

"Sayang."ujarnya begitu lemas. Yoongi pun berbalik. "Cepatlah lahir, aku tidak suka seperti ini,  pekerjaanku juga jadi terganggu."keluh Yoongi berakhir memeluk Yoora.

"Maafkan anak kita. Saat aku mengalami hal sepertimu ini, aku juga merasa lelah, tapi bagaimana lagi. Yoongi, bersabarlah."seru Yoora mengusap punggung sang suami lembut. Yoongi mengangguk dalam pelukannya ini. "Ya sudah, ayo kita sarapan."ucap Yoora dan bermaksud melepaskan pelukan suaminya ini. Tapi, Yoongi tidak bergeming. Yoora menghela napasnya gusar dirinya merasa kasihan pada pria bermarga Min ini.

Akhirnya, Yoora pun tetap berjalan dengan Yoongi berada dipelukannya. Yoora terkekeh. "Yoongi kau ini."tawa Yoora keluar, karena merasa lucu dengan Yoongi yang berjalan mundur karena posisi pelukan ini. Yoongi pun menghentikan jalan mereka, merubah posisinya menjadi dibelakang Yoora, memeluk dari belakang.

"Ah sama saja, aku kira kau akan melepaskanku."ketus Yoora. Yoongi malah berlaga imut, memanyunkan bibir tipisnya itu. Yoora tidak ingin terlalu larut dengan pesona pria yang tengah aneh ini, dirinya pun tetap ke dapur.












.









"Nah, buburnya sudah jadi. Lepaskan aku Yoongi, kita harus segera sarapan."seru Yoora, ya Yoongi tetap bertengger ditempat kesukaannya, tadi pun dirinya mengelus-elus perut Yoora, membuat kegiatan pembuatan  bubur Yoora terganggu.

"Baiklah."ucapnya dan melepaskan istrinya itu, Yoora begitu gemas melihat Yoongi yang mendadak jadi imut dan bergaya juga berkata seperti anak kecil. Mereka pun duduk di kursi makan.

"Suapi."ucapnya sembari menenggerkan kedua pipinya di dua telapak tangan.

"Aku juga harus memakan sarapanku, kau makan sendiri saja, sudah tidak lemaskan?"ucap Yoora, Yoongi menggeleng pelan.

"Suapi!"ujarnya sedikit memekik.

'Kenapa aku seperti seorang ibu dan Yoongi balita. Ya ampun, kenapa dengan suamiku ini, menggemaskan sekali wajah dan sikapnya itu, tapi nada bicaranya menyebalkan. Apa dia tidak ingat, usianya sudah kepala dua lebih. Ish. Apa ini termasuk mengidam juga? Entahlah.'batin Yoora beroceh ria. "Ya sudah, sini aku suapi."putus Yoora dan menggeserkan kursinya lebih dekat dengan Yoongi. Terlihat Yoongi mengukirkan gummy smile nya.

Seesaw | Myg [M] [END]- RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang