Seven

2K 172 1
                                    

"Sayang, kau masih marah?"tanya Yoongi menghampiri Yoora yang masih mengabaikannya. Sudah tiga jam berlalu sejak kejadian yang bisa dibilang prank dari seorang Min Yoongi.

"Kau pikir saja sendiri."ketus Yoora akhirnya membuka suara. 

"Yoora... tolong pahami aku. Aku melakukannya karena aku merindukan dirimu dan anak-anak. Aku sedih karena tidak ikut dalam tumbuh kembang anak-anak kita. Aku mohon biarkan satu minggu saja aku di rumah."celoteh Yoongi dan kini meraih kedua tangan Yoora, lalu menggenggam kedua telapak tangannya erat.

"Drama sekali, ."ujar Yoora ketus. "Sudahlah, aku mengantuk. Tidur sana."lanjut Yoora dan segera beringsut ke kasur. Yoora merebahkan dirinya lalu berubah miring membelakangi tempat tidur Yoongi.

"Kau yang drama. Aku memberi kesempatan padamu agar kau bisa melepas rindu juga. Tapi, kau malah-"

"Berisik!"sela Yoora membuat Yoongi terdiam dan mengatup mulutnya.

"Ya ampun, Yoora, maafkan aku."ucap Yoongi ingin menyerah saja jika sudah seperti ini. Yoora tak bergeming. Yoongi mendecak kesal lalu beringsut memposisikan dirinya untuberings dengan gerakan kesal. "Jika diam saja, nantikan besok pagi kau tidak bisa keluar dari kamar ini."ancam Yoongi, walau tidak sungguhan, hanya memancing Yoora saja agar memberi maaf pada Yoongi supaya Yoongi bisa tidur tenang.

"Maksudmu?"tanya Yoora berbalik. Yoongi menerbitkan senyumnya.

"Aku merindukan ibu dari anak-anakku. Kau paham, kan?"ujar Yoongi memberi senyuman mencurigakan.

"Tidak tidak. Jangan harap!"sergah Yoora merapatkan selimutnya.

"Terlambat. Min Yoongi itu keras kepala, jadi jika sudah mengambil keputusan, tidak ada penolakan, hum."ujarnya berlagak kasihan. Yoora mendengus kesal, ada rasa takut juga.

"Aku mengantuk."

"Kantuknya akan hilang, percayalah."sela Yoongi.

"Aku sedang datang bulan."

"Sayangnya aku tidak percaya."geleng Yoongi begitu menyebalkan melihat wajahnya. Jika sudah seperti ini, jalan pintasnya Yoora bergerak pelan menurunkan kakinya, nasib baik ada selimut yang melancarkan aksinya.

Satu kaki Yoora berhasil turun, sekarang disusul kaki satunya. Ya berhasil. Yoora berdiri lalu melempar selimutnya pada Yoongi dan lari.

"Ya! Yoora!"teriak Yoongi kelabakan, dirinya mengira diam dan tatapan Yoora adalah sebuah rasa menyerah, tapi ternyata sebuah inisiatif. Segera mungkin Yoongi menyusul.






.






Deg

Yoora tersentak saat Yoongi datang dan berhasil menghalangi jalannya.

"Kau tidak merindukan hal panas kita?"tanyanya membuat Yoora menelan ludah susah-susah. "Sayang, kumohon. Ini sesak. Sungguh."ujar Yoongi melas. Yoora menggeleng berulang. Yoora memang sangat merindukan Yoongi. Sangat. Tapi, untuk urusan biologis ini, Yoora dirundung takut, walau dirinya dan Yoongi pernah melakukannya.

"Tidak!!!"teriak Yoora dan segera berlari ke dalam ruang kerja Yoongi yang memang terletak di dalam kamar ini.

Terlambat, tangan kekar Yoongi mengganjal pintu, alhasil pintu gagal tertutup. Yoora mendecak kesal, deretan giginya menggigit bibir bawah.

Klek

Pintu ditutup pelan oleh Yoongi, Yoora hanya bisa berjalan menjauh.

"Jangan berteriak di malam hari. Sebaiknya kita lakukan dengan tenang dan penuh rasa."ujar Yoongi berjalan mendekat. Yoora menggeleng disertai keringat dingin bercucuran.

"Yoongi! Jangan Yoongi!"

"Yoongi!!!"Yoora terbangun, napasnya terengah-engah, ternyata yang barusan itu hanya mimpi. Yoora pun membuang napasnya lega.

"Akhirnya kau bangun."ujar pria yang berada dimimpi barusan, ya Yoongi. Yoora mendongak, sontak dirinya merasa ketakutan, mimpi itu terasa seperti nyata. "Kenapa sayang? Kau mimpi buruk, barusan kau memanggil namaku begitu lantang. Apa yang ku lakukan dimimpimu?"celoteh Yoongi merapatkan duduknya, sontak Yoora segera memposisikan dirinya untuk bersandar, agak parno dengan jarak Yoongi sekarang.

"Tidak ada. Aku, aku hanya gelisah, jadi saat gelisah aku selalu mimpi buruk."jawab Yoora begitu gelagapan.

"Mimpi buruk dan ada aku di sana. Coba kau ceritakan mimpinya?"ucap Yoongi sembari merapihkan rambut Yoora dan mengusap sisa keringat dinginnya. Yoora semakin gelagapan.

"Um, i-itu. Eu."

"Sayang, kenapa ya ampun. Kau mimpi buruk karena telah memaafkanku? Apa begitu?"tebak Yoongi. Yoora menggeleng cepat. Apa tadi? Yoongi telah dimaafkan olehnya, tapi dimimpinya Yoora belum memafkan Yoongi. Berarti mimpi lain yang tadi itu hanya mimpi saja. Yoongi di dalam mimpi begitu menakutkan.

"Aku mimpi kau akan melakukan hal itu padaku."jelas Yoora agak risih dan kikuk.

Yoongi seketika diam, Yoora menatapnya dan seketika terkekeh wajah suaminya ini sekarang menjadi mirip wajah kucing, beda dari Yoongi yang hadir dimimpi sangat mirip pria hidung belang.

"Lalu, dimimpi itu, apa aku benar-benar melakukan itu?"tanya Yoongi tiba-tiba. Apa? konyol sekali pertanyaannya. Menyesal Yoora mencertikannya.

"Hampir. Tadi aku berteriak karena dimimpi kau semakin mendekatiku, kau seperti pria hidung belang. Untung saja, aku terbangun, jadi mimpi itu tidak berlanjut. Hahh syukur-"

"Mau dilanjutkan? Mimpinya dibuat jadi kenyataan."sela Yoongi cepat. Tunggu, wajah kucingnya berubah jadi wajah mencurigakan sekarang. Yoora tak bergeming. Napasnya mulai terasa terputus-putus sekarang. Sial, Yoora baru sadar, sedari tadi tangan Yoongi bertumpu disamping kaki kanan kirinya. Yoora terperanjat saat Yoongi menarik kedua kaki Yoora dan membuat Yoora kembali ke posisi tidur. Yoongi menumpu tangan kirinya disamping kepala Yoora, satu tangan lainnya merapihkan rambut istrinya ini. Yoora mendadak kaku. Kenapa Yoongi semakin tampan?! Dapat dilihat juga dibawah hidungnya bulu-bulu kecil, sepertinya Yoongi baru mencukur kumisnya, padahal kumis yang dimilikinya memang tipis.

Yoora membulatkan kedua matanya, saat dirasa bibirnya berhasil dikuasai bibir tipis sang suami. Ada rasa geli karena bulu-bulu pendek diatas bibir milik Yoongi yang otomatis ikut bergerak.

"Uhm."Yoora meremas bahu Yoongi pelan beraturan dengan tautan mereka.

Decakan dan lenguhan tercipta. Hingga tak dirasa Yoongi sudah mengambil posisi diatas Yoora. Yoongi melepas tautannya, ada jembatan saliva tercipta disertai napas keduanya yang tersenggal.

"Aku merindukanmu."ucapnya dan kini kembali dengan kegiatan cumbunya. Merayapi sekujur tubuh Yoora dengan bibir tipis dan dibantu dengan jemari panjangnya juga.

Lenguhan Yoora tak tertahankan, mengalir dibarengi jahilnya seorang Yoongi.

"Aku sudah tidak tahan sayang."ujar Yoongi ingin langsung. Yoora sedang mengatur napasnya, dua tahun keduanya tidak bertemu dan tidak ada hal itu, Yoongi sepertinya ingin membubuh habis hal itu hari ini.

Jemarinya tak sabaran menelanjangi diri dan sang istri.

"Yoongihh."panggil Yoora antara tidak ingin tapi sudah terlanjur. Keduanya sudah jatuh dalam kerinduan yang mendalam.

"Ya sayang, ini hari kita."ujar Yoongi membantu Yoora. Sungguh bukan hanya rindu kebersamaan yang hilang, tapi rindu dengan tubuh dan aroma satu sama lain, sungguh memabukkan.

Keduanya berlanjut, kearah hal yang lebih panas lagi. Malam yang dingin karena lambaian angin akan menjadi kobaran panas bagi pasangan yang tengah menumpah rindu ini. Malam akan menjadi terasa sangat panjang.




















S E E S A W
T  B  C

21.09.2019

💜☺👐

Seesaw | Myg [M] [END]- RevisiNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ