Give Me A Reason

1.5K 122 1
                                    

Setiap hal yang berjalan palsu pada akhirnya juga akan kembali pada jalan yang semestinya. Dan disaat itulah, sebuah kebenaran akan menguak segalanya. Hingga yang tersisa hanyalah sebuah pilihan. Entah pilihan benar atau salah.

Namun tidak mungkin tetap melanjutkan apa yang salah. Karna yang salah tak akan pernah menjadi benar dikemudian hari, apapun alasannya.

...

" May." Gun memanggil May yang memunggungi nya.
" Tidak perlu menjelaskan, tidak usah menunggu sekalipun aku belum bertemu orang yang bisa menjagaku selainmu. Toh kamu berhak bahagia." Kata May dengan senyum. Ia berbalik menatap Gun dengan pandangan seolah mengerti dan memahami.

Padahal May sungguh sadar, dia terluka.

Gun memandang May dengan rasa bersalah, memang niatnya dia masih ingin bersembunyi dengan perasaannya sendiri pada Jihoon. Toh Gun memang bertanggung jawab pada May seperti awal, menjaga gadis itu hingga dia menemukan seseorang yang tepat.

" Kamu sudah terlalu cukup menjagaku, kau tetap seorang kakak bagiku. Meski status kita berakhir." Toh bisa apa lagi dia menahan seseorang yanh sudah menemukan sayap untuk terbang.

Bagi May, hanya Gun satu-satunya lelaki asing yang begitu tulus menjaganya. Memberikan segala alasan untuk dirinya tetap bertahan hingga detik ini. Gun datang dikala ia terpuruk dan lemah. Dan sekarang tak ada alasan lagi untuk menahan Gun.

Gun berhak bahagia, toh selama ini Gun sendiri sudah cukup menderita karna Off. Kini mungkin Jihoon memang ditakdirkan untuk menggantikan Off.

Gun melangkah menuju gadis itu, memeluknya erat. Meminta maaf karna memang harus mengakhiri semuanya. Tapi Gun masih berharap gadis itu tak menghindar darinya.

Gun sudah terbiasa melindungi May, menjaga gadis itu, memberi apa yang dibutuhkan gadis itu. Tapi jika kini mereka berdua kembali menjadi sahabat biasa, apakah May akan tetap mau jika Gun masih memberi apa yang biasa ia beri.

Karna yang Gun takutkan adalah jika harus keduanya kembali menjadi dua orang asing.

May menangis dalam diam, apa yang terlintas dalam pikirannya adalah jelas sekali jika hubungan keduanya akan menjadi dua orang asing.
May cukup tahu diri, mana mungkin ia akan menerima lagi apa yang biasa ia terima jika keduanya kini telah berakhir.

Malam itu jadi malam terpanjang yang mereka habiskan berdua.

Saling bertanya apa segalanya akan baik-baik saja?.

...

Jiyoung menatap kakaknya dengan seksama, Jiyoung tahu apa yang dihadapi Jihoon teramat berat.

Perlahan ingatan-ingatan masa lalu oppanya berdatangan. Meski masih samar, namun itu cukup melelahkan.

Jiyoung mendorong kursi rodanya ke arah oppanya.
Lalu memeluk kakak tersayangnya, kakak yang baru kembali dua tahun ini. Jiyoung merasa terluka atas apa yang terjadi pada kakaknya.

Jihoon menutup matanya, menyandarkan kepalanya pada sang adik.

Kepalanya teramat sakit tak tertahan.

Sekitar sebulan ia menjalani hubungan dengan Gun. Dan Jihoon menyadari, kehadiran lelaki itu membawa dampak pada ingatannya. Meski belum yakin dengan pasti, Jihoon sadar Gun ada hubungannya dengan samar kembalinya ingatan-ingatan Jihoon.

Jihoon juga tidak bodoh untuk tidak bisa menyimpulkan.

Karna Jihoon mulai menyadari, ada keterikatan khusus dirinya dengan Off, mantan kekasih Gun.

" Oppa takut, trauma itu muncul, dan menyakitkan." Adu Jihoon pada sang adik.

" Aku tak ingin mengingatnya, itu sungguh mengerikan dan menyakitkan, tapi ada kenangan yang tak bisa begitu saja oppa abaikan." Jiyoung mengelus punggung Jihoon dengan lembut.

Forever Love - CompleteWhere stories live. Discover now