Pandora

1.5K 135 11
                                    

Dalam mitologi Yunani, Pandora adalah sebutan untuk sebuah hadiah dari Dewa untuk Manusia, wanita bernama Pandora. Dalam pernikahan Prometheus.

Namun dewa melarang siapapun untuk membukanya. Karna penasaran, Pandora tetap membukanya karna penasaran.

Akibat kelancangannya, Ternyata kotak itu berisi segala macam teror dan hal buruk bagi manusia, antara lain masa tua, rasa sakit, kegilaan, wabah penyakit, keserakahan, pencurian, dusta, kedengkian, kelaparan, dan berbagai malapetaka lainnya. Dan dengan terbukanya guci itu, segala kejahatan pun berhasil bebas dan menjangkiti umat manusia. Semua keburukan itu merupakan hukuman dari Zeus atas tindakan pencurian api Olimpus oleh Prometheus.

Pandora amat menyesali perbuatannya tersebut, saat ia melihat lagi kedalam kotak itu, ada satu yang tidak bisa terbang yaitu Harapan.

...

Ada hal yang sudah menjadi batas manusia, jika melewati batasnya maka akan ada harga yang harus dibayar.

...

Di sebuah Taman Rumah Sakit, anak kecil bermata lebar sedang menikmati icecreamnya. Dilihat dari pakaiannya, dia sepertinya pasien Rumah Sakit.

" Hai boleh aku duduk di sini? " Tanya seorang anak kecil lainnya, kali ini matanya lebih sipit, seperti bukan berasal dari kota ini.

Gun mendongak menatap sosok itu, dia sama sekali tak mengerti bahasa apa yang digunakan oleh bocah itu.

Sedangkan bocah itu masih menunggu respon dari Gun.

" Kau bicara apa? Aku tidak mengerti." Kata Gun dengan cara menerangkan secara perlahan maksud perkataannya dengan isyarat tangan.

Bocah yang lebih tinggi menggaruk bagian kepalanya padahal tidak gatal.

Dua bocah yang sama bingungnya, tapi ingin saling mengenal satu sama lain.
Keduanya tertawa bodoh, biarlah sama-sama tidak mengerti, mereka masih bisa berbagi ice cream dan kue.

" Kang Jihoon." Teriak seorang ibu yang berlari menghampiri keduanya.
" Eoma, mianhae. " Kata Jihoon pada ibunya, wanita itu tersenyum mengusap kepala sang bocah.

Gun merekam nama itu, Kang Jihoon.

Ibu Jihoon menghampiri Gun.
" Maaf yah, Jihoon tidak bisa berbahasa Thailand, dia masih harus belajar. Nama kamu siapa?" Tanya Ibu Jihoon pada Gun.
Gun tersenyum, karna ibu Jihoon bisa berbicara dengan bahasa Thailand.

" Gun Athapan." Kata Gun dengan semangat.
Jihoon sendiri tersenyum melihat semangat bocah itu, diam-diam merekam wajah dan juga nama bocah pendek itu.
Jihoon berjanji akan belajar giat soal bahasa Thailand, agar bisa berkomunikasi dengan bocah itu suatu hari nanti.

Berharap akan memiliki kesempatan untuk berteman dengan bocah pendek itu.

" Kalau begitu, Gun terimakasih sudah menemani Jihoon, cepat sembuh yah." Pamit ibu Jihoon.

Sedangkan Gun tersenyum mengiringi kepergian keduanya.

Pertemuan pertama dengan sosok asing, dikala sore hari, kala langit berlukis senja.
Di suatu musim panas.

...

Gun terbangun dari mimpi nya barusan.
Gun mendadak bingung, mimpi tadi seolah serpihan ingatan masa kecilnya.
Masa kecil yang sering ia habiskan di Rumah sakit karna penyakit asmanya.

Seiring bertumbuhnya umur, asmanya sudah tidak pernah kambuh.

Namun ingatan nya yang memang kabur dimasa kecil kini salah satunya tiba-tiba kembali.

Gun mendongak ke arah Jihoon yang masih terlelap.

Gun perlahan menutup matanya dan merapatkan lututnya, berusaha meredam suara tangisnya.

Gun sekarang tahu, ia dan Jihoon ternyata pernah bertemu saat kecil dulu, ia lupa saat berumur berapa. Namun yang lebih mengejutkan Gun adalah sosok wanita yang menjadi ibu Jihoon adalah sosok yang sama dengan ibu Off.

Sekarang Gun baru tahu, Jihoon dan Off adalah orang yang sama.

Namun yang melukai hatinya, ia masih harus mencari tahu apa penyebab Off hingga kehilangan ingatannya, menderita trauma, bahkan sampai minum obat depresan dan pil tidur.
Sesulit apa kondisi Off?
Dan kenapa mendadak Off memiliki keluarga di Korea?
Juga mendapatkan namanya kembali, Kang Jihoon.

Apa Gun harus mencari tahu semuanya?
Semua yang terjadi pada Jihoon? Atau Off. Toh ternyata keduanya orang yang sama.

...

" Kamu kenapa?" Tanya Jihoon yang khawatir melihat kekasihnya meringkuk dan menangis.
Gun mendongak menatap wajah yang dirindukannya.
Perasaanya tidak salah.
Pada akhirnya ia tetap jatuh cinta pada orang yang sama meski dengan keadaan sosok itu ada dalam identitas baru bahkan melupakannya.

" Aku hanya mimpi buruk." Sahut Gun lirih.
Jihoon mengulurkan tangan untuk menghapus air mata Gun.
" Tenang yah, ada aku disini." Jihoon beranjak memeluk erat Gun. Berusaha menenangkan kekasihnya.
Gun mengangguk dalam pelukan Jihoon.
" Janji yah sama aku, jangan tinggalin aku." Pinta Gun pada akhirnya.

Tak apa jika Off sedang melupakannya.
Nyatanya Off tetap mencintainya.

Tak apa jika harus dalam identitas Kang Jihoon.
Toh Gun tetap mencintai keduanya.

Tak apa jika Jihoon tak bisa mengingat masa lalunya.
Jika memang harus dilupakan, maka biarlah segalanya terlupakan.

" Aku tak tahu kenapa ujungnya kamu tiba-tiba bicara hal seperti ini. Tapi tak apa, aku akan berjanji tak akan meninggalkanmu." Kata Jihoon pada Gun.

Sebuah janji yang tidak akan pernah tahu akan sejalan dengan takdir.

" Aku bahagia ketemu kamu, bahagia karna kamu jadi milikku, bahagia karna kamu mencintaiku." Kata Gun.

Jihoon tersenyum lembut menanggapi perkataan jujur sang kekasih.

Ia melepas pelukannya lalu mencium kening Gun dengan lembut.

" Jika ada yang bisa menggambarkan lebih dari bahagia, maka itu perasaanku saat ini." Ungkap Jihoon.

Ia tak pandai berucap kata romantis, tapi biarlah, toh Gun akan selalu tahu bagaimana besar rasa cinta Jihoon pada dirinya.

Keduanya pun melanjutkan tidur dengan berpelukan. Kembali bergelung dengan alam mimpi.

...

" Jadi, cari tahu semua tentang Jihoon, Off dan Bu Alana. Apapun itu informasinya kasih tahu aku." Pinta Gun pada informan kepercayaannya.

Disanggupi oleh sang informan.

Gun menutup teleponnya lalu memandang Jihoon yang sedang duduk membaca sebuah buku. Sedangkan dirinya sedang sibuk memasak.

Gun sama sekali tak pernah sekalipun menyangka bahwa takdir akan mempertemukannya kembali dengan Off meski dalam identitas Jihoon.

Mendadak semua rasa benci atas segala rasa sakit hati atas perginya Off hilang dan sirna terganti rasa rindu yang teramat menggebu.
Ingin rasanya ia tutup mata berusaha tak ingin mencari tahu lagi alasan Jihoon seperti ini. Namun rasa penasaran menghantui Gun.

Entah kebenaran apa yang ada dihadapan Gun nantinya, namun Gun berjanji seburuk apapun kenyataannya, ia akan tetap memilih untuk bersama Jihoon. Tidak perduli Jihoon akan menjadi Jihoon atau menjadi Off kembali.

Gun akan tetap mencintai sosok itu.

...

Tbc

...

Hallo baru sempet up wkwk.
Alurnya makin aneh kah?
Makin membosankan mungkin yah?
Hehe maafkan.

Forever Love - CompleteWhere stories live. Discover now