Karna Ku Sayang

1.4K 132 12
                                    

Hari ini May kembali ke Thailand, Gun hanya mengantar ke bandara.

May sudah mulai masuk kuliah, May akan tinggal di Rumah Gun, mungkin akan sering ditemani Singto dan Ohm. Toh kedua sahabatnya itu menyayangi May sebagai adik sendiri.

" Kamu disana nggak boleh pergi sembarangan, kemana-mana harus lapor P'Ohm atau P'Singto. Dua bulan lagi P'Gun baru pulang." May tersenyum mendengar petuah dari Phi'nya.
" Iya, Phi juga hati-hati yah." Pesan May balik.
Gun mengacak rambut May dengan gemas.

Setelahnya Gun menunggu hingga pesawat May benar-benar terbang menuju Thailand.

Gun buru-buru pulang karna sore ini Jihoon akan datang. Gun lega lelaki itu baik-baik saja, ponselnya rusak, jadinya kemarin Jihoon beli ponsel baru lagi.

Rasanya lega, Jihoon tidak berniat pergi darinya, sudah takut saja Gun jika itu benar-benar terjadi. Tanpa disadari oleh Gun, dirinya berubah posesif jika itu menyangkut Jihoon.

...

Didepan apartement Gun, Jihoon menunggu sambil berjongkok. Bahkan ia mengantuk. Entah harus berapa lama menunggu, pada akhirnya Jihoon ketiduran.

Padahal Jihoon tahu passcode pintunya, namun ia malah memilih menunggu sang kekasih.

...

Gun yang baru datang, melihat Jihoon tertidur, ia tersenyum melihat kedatangan Jihoon dan tingkahnya yang konyol.
Gun ikut berjongkok depan Jihoon, lalu tangannya perlahan mengusap rambut kekasihnya.
Ada rasa haru yang datang secara tiba-tiba. Karna terbawa suasana, dan lingkungan sekitar sepi, maka Gun memeluk Jihoon yang masih tidur.

Gun memejamkan mata, tanpa ia duga, segala kenangan akan kebersamaan nya dengan Off malah bermunculan, menyeruak dan memporak-porandakan hatinya.

Jihoon terbangun karna pelukan Gun,

" Kamu baru datang?" Tanya Jihoon. Gun segera melepas pelukannya lalu menyuruh Jihoon berdiri.
" Kenapa nggak langsung masuk? Kan kamu tahu passcodenya?" Tanya Gun gemas. Lalu ia pun membuka pintu, masuk kedalam diikuti oleh Jihoon.

Tapi baru beberapa langkah, ia masuk, kakinya terhenti karna Jihoon memeluknya dari belakang. Jihoon senderkan dagunya ke bahu Gun.
" Aku rindu." Gumam Jihoon.
Gun merasa pelukan Jihoon itu hangat.
" Aku juga rindu kamu." Balas Gun.

Gun pikir setelah kepergian Off, tak akan pernah ia rasakan perasaan sehangat ini, namun sekaligus menyelinap rasa bersalah karna nyatanya ia masih membandingkan antara Jihoon dan Off.

" Aku masih ingin peluk kamu." Gun hanya diam, menikmati pelukan hangat sembari bertanya-tanya ada apa dengan kekasihnya.

...

Gun hanya memandang kekasihnya yang kini terlelap nyaman bergelung dengan selimut milik Gun. Sedangkan dirinya duduk dipinggiran tak henti memperhatikan wajah damai kekasihnya.

Gun dilanda kebingungan yang tiada mampu ia tuntaskan. Bagaimana mungkin hadir rasa rindu untuk Off ketika Gun sedang berusaha menerima Jihoon seutuhnya.
Gun berani bersumpah ia mencintai Jihoon bukan karna sebuah pelarian akan keputusan asaan.

Namun kini dilemanya semakin membuatnya merasa terluka lebih dari yang ia kira.
Karna diam-diam ia juga menikmati rindu itu lagi.

" Kamu sudah bangun." Kata Gun agak sedikit gugup karna tiba-tiba Jihoon membuka matanya.
" Barusan, maaf yah, aku malah jadi numpang tidur disini." Kata Jihoon merasa bersalah.
Gun tersenyum lalu mendekat ke arah Jihoon yang beranjak duduk.
" Nggak masalah, kamu kan lagi lelah. " Kata Gun
Jihoon memegang tangan mungil Gun.

Forever Love - CompleteWhere stories live. Discover now