9 | Chimmy?

9 1 0
                                    

"Apa ada hal lain yang kulupakan dari masa lalu?"

Yunhee tersentak. Dia tak menyangka Sunhee akan menanyakan hal seperti itu. Apalagi secara tiba-tiba.

"Apa maksudmu?" Tanya Yunhee dengan penuh kebingungan.

"Aku bertemu Park Jimin. Apa ada lagi?" Sunhee menundukkan kepalanya, wajahnya terlihat murung.

Yunhee bangkit dari tidurnya, perlahan bergerak ke pinggir kasur.

Jika boleh jujur, hal ini lah yang paling ditakutinya. Takut jika Sunhee bertanya-tanya soal masa lalunya.

"Tidak. Dia hanya bagian dari masa kecilmu, lagi pula sebelum itu terjadi, kau juga tidak bertemu dan juga mengenalnya." Yunhee mengelus pundak saudarinya itu.

"Aku lelah terlihat bodoh seperti ini. Apa yang harus kulakukan?" Sunhee mengangkat kepalanya, menatap kosong ke arah jendela.

"Jika kau mengharuskanku untuk menjawab, maka aku akan menjawab waktu. Percayalah, masa depanmu juga jauh lebih penting dari pada masa lalumu." Yunhee tersenyum.

Sunhee tak menjawab, hatinya masih tak yakin. Hatinya masih saja gelisah, tetapi dia sendiri juga tak bisa berbuat apapun.

•••

"Di mana Sunhee?"

Yunhee menoleh, "K-kau..?"

"Apa urusanmu?!" Tanya gadis itu ketus.

"Ada yang ingin ku bicarakan dengannya" Jawab Jimin santai.

"Dengar. Ini peringatan pertamamu, jangan pernah menemuinya lagi!" Yunhee menatapnya dengan penuh dendam.

"Hei, kau ini kenapa? Aku datang baik-baik dan hanya ingin—"

"Ya!! Yunhee ayo ki—" Sunhee yang awalnya berlari kecil dengan wajah sumringahnya mendadak canggung.

Jimin tersenyum, "Annyeong!"

"A-Eoh! Annyeong!" Sunhee tersenyum kikuk sambil melambaikan tangannya.

"Dia mencarimu." Ucap Yunhee datar.

Sunhee menoleh kebingungan, "Aku? A-ada apa?"

"Bisa bicara sebentar?" Tanya Jimin ragu.

Sunhee menatap Jimin dan Yunhee bergantian, "Eoh, tentu saja."

"Yunhee-ya tunggu sebentar ya?"

Yunhee berdiri dari tempat duduknya, "Tidak. Aku akan pulang duluan. Kau selesaikan masalahmu dengannya lalu segeralah pulang."

Yunhee menatap keduanya bergantian, "Aku pergi dulu."

•••

"Aku minta maaf" Jimin memecah keheningan.

Sudah 10 menit mereka duduk tanpa suara, sudah sejak 10 menit yang lalu pula Sunhee merutuki Jimin dalam hatinya.

Sunhee menoleh, "Untuk apa?"

Jimin menghela napas perlahan, "Aku tidak tau kau mengalami amnesia. Aku minta maaf."

"A-apa? Kukira kau ingin meminta maaf atas perbuatanmu menyebalkanmu kemarin?" Sunhee meluapkan isi pikirannya.

"Aku? Menyebalkan? Hei, kalau begitu kau juga perlu meminta maaf kepadaku! Jimin tak mau kalah.

"Mengapa aku harus melakukannya? Kau benar-benar membuatku kesal." Sunhee melipat tangan didadanya.

Jimin menghela napasnya kasar, "Sudah. Aku sedang tidak ingin ribut. Lagipula bukan itu tujuanku kemari."

Sunhee hanya mengangguk samar.

"Apa kau benar- benar mengalaminya?" Tanya Jimin, kali ini suaranya lebih lembut.

Sunhee mengangguk lagi, "Hm.. Yah, begitulah."

"Kau sungguh tak mengingat apapun dari masa kecilmu?" Jimin merubah posisi duduknya menghadap Sunhee.

"Tidak. Aku sudah berulang kali mencobanya. Tapi, setiap kali aku melakukannya, itu hanya akan menyakiti kepalaku." Jawabnya lirih.

"Sebentar, aku baru tau kalau kau memiliki saudari kembar?" Benar. Dulu mereka hanya berdua, Jimin yang selalu menemaninya karena Sunhee tidak memiliki teman.

"Kami tidak akur... Bukan, lebih tepatnya aku sering menyakitinya lalu kami bertengkar. Jadi ibuku memisahkan kami sampai aku masuk sekolah dasar." Sunhee menatap lurus dengan pandangan yang kosong. "Tenang saja, itu Sunhee yang dulu. Sekarang aku tidak menyakiti siapapun lagi."

Jimin tersenyum hangat, "Aku tau kau tidak akan."

"Maafkan aku yang dulu" Sunhee menoleh pada Jimin.

"Tentu saja, Sunny." Jimin mengangguk lalu tersenyum.

"Chimmy?" Sunhee tertawa pelan.

"Hei bagaimana kau mengingatnya?"

"Tadi malam ibuku bercerita. Lagipula, aku perlu tau hal itu. Karena aku yang memberimu nama itu!" Sunhee kali ini meledeknya.

Jimin tertawa, kalimat itu membawanya kembali pada ingatan masa lalu. Dimana Sunhee yang semula salah menyebutkan nama, hingga akhirnya nama itu menjadi spesial.

"Aku kira amnesia itu hanya akan ada di sebuah film, ternyata sekarang aku berhadapan dengan orang yang mengalaminya langsung." Jimin lalu menatapnya tak percaya.

Sunhee mengangguk setuju, "Aku sendiri tak percaya akan hal ini. Seakan aku kembali lahir ke dunia."

"Lalu, bagaimana dengan masa sebelum kau mengalami kecelakaan?"

Sunhee tersentak.

Bagaimana aku sebelum kecelakaan?

to be continued..

————

Wah! Akhirnya aku update:")
Sejujurnya aku udh ngestuck sama cerita ini. Jadi, cerita ini hanya penghilang gabutku aja wkwkwk

Semoga readers nya tambah banyak huhu

Yang udah baca sampai sejauh ini,
TERIMA KASIH!!<3
Jangan lupa vote&komen ya mantemanku<3

Hide and SeekNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ