#4

12.9K 1.4K 326
                                    

Mampus gue.

Pada akhirnya, aku sudah berdiri di depan gedung Big Hit Entertainment. Aku sengaja tak mengajak Naina, khawatir ia makin menggila bila bertemu dengan anggota BTS tanpa sengaja. Aku menggaruk kepala yang tak gatal, lantas berjalan memasuki gedung dengan degup jantung tak beraturan.

Di dalam, aku bertanya pada resepsionis. Wanita berambut bob itu langsung menyodoriku kartu pengunjung dan meminta seorang temannya mengantarku. Tanganku sudah berkeringat dingin. Aku bahkan tak sempat mencuri pandang ke sekeliling gedung yang bisa dibilang cukup sederhana untuk ukuran gedung kantor agensi dibanding seperti Big 3.

Selanjutnya, aku disambut seorang pria berwajah tegas yang tak memberiku senyum sedikit pun. Ia memintaku masuk ke dalam sebuah ruangan.

Waduh, aku mau diapain ya?

"Silakan duduk," kata pria itu. Aku membaca identitas yang ia kalungkan di leher. "Nona...."

Aku menyebutkan nama lengkapku.

BTW, aku sengaja menyamarkan namaku padamu. Ini soal privasi. Ya... percaya saja bahwa namaku Elegi Cendekia.

"Baik. Pertama-tama, saya ingin memperkenalkan diri. Nama saya Park Da Won. Saya adalah kepala khusus di bidang keamanan kantor agensi ini. Saya yang biasanya melaporkan orang-orang yang mengancam keselamatan artis-artis kami ke kantor polisi. Eh...." Pria itu menggosok hidung. Aku masih duduk melipat tangan di atas pangkuan, mendengarkan dulu dengan saksama (biasanya sih, aku bakal ngegas jika merasa tak bersalah). Sabar dulu dah. "Soal telepon...."

"Boleh saya memberikan penjelasan sedikiiiit saja?"

"Oh, silakan."

"Begini, Pak." Aku menarik napas dalam-dalam dan mengembuskan pelan. "Saya benar-benar salah kirim, lho. Lalu, tiba-tiba saya dihubungi agensi ini dan diminta datang ke kantor. Ya, sebelumnya saya ucapkan terima kasih karena kalian berbaik hati meminta saya datang ke sini, alih-alih ke kantor polisi."

Kalau di Indonesia namanya jalur damai yekan.

"Saya tidak tahu kalau nomor yang saya chat itu nomor artis Anda." Aku menunjukkan dua jariku. "Suer."

"Kalau begitu, bagaimana hal itu bisa terjadi?"

Duh, aku kan nggak bakat bohong, Pak! Aku perlu memikirkan kalimat yang pas agar masalah tak semakin lebar.

"Anu...."

"Anda tahu tidak? Artis kami sering mendapat gangguan dari fans fanatik. Bahkan, salah satu dari mereka merasa tidak nyaman karena merasa diikuti setiap saat, bahkan sampai difoto di toilet. Apalagi telepon yang selalu berdatangan dari berbagai nomor. Salah satu artis kami bahkan membeli banyak ponsel demi menghindari telepon dari fans fanatik."

"Saya bukan fans mereka!" Aku bersikeras. Lagian apa sih bagusnya BTS? Huft.

"Baik, kami berusaha untuk percaya. Anda tahu mengapa Anda dipanggil langsung ke sini? Agensi kami sangat menjaga artis kami agar (sebisa mungkin) terhindar dari pemberitaan media tentang hal-hal selain prestasi mereka. Kami tidak ingin artis kami masuk pemberitaan media hanya karena kelakuan sasaeng. Kami berbaik hati ingin mencari tahu langsung dari Anda." Pria itu mengusap dagu.

"Oke. Jadi, apakah saya harus bilang terima kasih karena tidak dilaporkan ke kantor polisi?" tanyaku remeh. "Saya benar-benar salah kirim. Tadinya, saya ingin mengirim pesan ke kakak senior. Saya mahasiswa asing yang butuh kontak senior. Barangkali saya salah memasukkan nomor dan akhirnya malah mengirim chat ke artis Anda."

First Love (Cerita Halu BTS Suga)Where stories live. Discover now