56%

1.1K 199 21
                                    

Focus: 97 Line

29 April 2019

12.43

Eunha menyamakan lajunya dengan Eunwoo yang sedang berjalan menuju rumah lama milik keluarga Choi —yang sekarang sudah menjadi milik keluarga Hwang— dengan langkah yang cepat.

"Lu serius ke sini? Kalo di kunci gimana, woo??" tanya Eunha.

"Gua ada duplikatnya."

Di belakang mereka, ada Younghoon dan Winwin yang tengah memegangi Miyeon. Sialnya, walau sudah dibius gadis itu tetap memberontak, meskipun lama kelamaan pergerakannya melambat.

"Ini dimana, sih? Kok Eunha kayak panik gitu?" tanya Roa.

Hyunjae yang sedang membantu Roa berjalan terdiam. Tidak berniat menjawab pertanyaan Roa. Empat orang ini tidak akan pernah menduga jika masalah mereka akan berhubungan dengan masa lalu Eunwoo dan Eunha.

Lelaki itu tahu jelas sejarah Eunwoo dan kawan-kawannya dulu. Selain satu SMA, mendiang kakaknya berteman baik dengan mereka.

Dan ia sangat benci dengan fakta jika Taeyong harus terlibat di dalamnya.

Alih-alih mendapat jawaban, Roa malah mendapati kakinya sudah tidak menapak di tanah.

Hyunjae menggendongnya. Lelaki itu meringis ketika tangannya yang biru berada di lipatan kaki Roa.

"EH BANGSAT TURUNIN!" teriak Roa. Namun Hyunjae malah menatapnya tajam.

"Lu gak liat Eunwoo, Eunha, Younghoon sama Winwin udah di dalem?? Lu jalan kelamaan."

Eunwoo terdiam tepat ketika sepatunya berhasil memijak keramik. Matanya menatap keadaan dalam rumah yang prrabotannya ditutupi oleh kain putih.

"Pintunya gak di kunci," ujar lelaki itu. Ia melirik ke arah selembar kertas di lantai ruang tamu. "Ada yang masuk ke sini."

"Rumah ini, kan, udah dibeli, woo. Mungkin yang punyanya yang ke sini," sahut Eunha.

Younghoon membaringkan Miyeon di lantai sambil memegangi gadis itu. "Ini rumah siapa, sih?? Rumah lu? Rumah Eunha?"

"Rumah orang," jawab Eunwoo singkat. Ia berjongkok di depan selembar kertas tersebut.

"Oh gua kira rumah barbie."

Winwin yang baru saja masuk ke dalam bersama Younghoon ikut menatap kertas yang bertuliskan arah mata angin tersebut. "Ih anak sd mana yang buat? Rapih amat."

"Ini bukan anak sd yang buat," sahut Eunwoo. Ia menatap ke penjuru rumah.

Lelaki itu baru tersadar jika rumah ini dipenuhi oleh makhluk tak kasat mata dimana hanya ia yang dapat melihatnya.

Eunha melirik ke arah Eunwoo setelah gadis itu membantu Roa duduk di kursi ruang tamu yang masih diselimuti oleh kain putih. "Kenapa, woo?"

"Portalnya udah kebuka," jawab Eunwoo.

Hyunjae mengernyit. "Portal apa?"

Bukannya menjawab, Eunwoo malah menatap satu per satu orang-orang disekitarnya. "Inget, kan, rencananya?"

Lima orang itu mengangguk. Kecuali Miyeon tentunya.

"Karena kaki Roa gak memungkinkan, ada sedikit perubahan.

"Roa sama Hyunjae diem di sini. Jagain Miyeon. Sisanya ikut gua."

Younghoon mendongak. "Cari jiwanya Miyeon, kan? Tapi lu gak pernah bilang carinya di mana."

«²» Endgame Where stories live. Discover now