dua puluh dua // tanpa arti

1.5K 340 4
                                    

Cewek gue

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cewek gue.

Dua kata itu benar-benar menggangguku. Semakin dipikirkan, semakin aku terbelah dalam dua pilihan, padahal jelas-jelas jawabannya hanya satu: tidak ada artinya. Semenjak malam itu, kesan yang Kak Gadang berikan masih terasa sampai berhari-hari selanjutnya, pun sampai sekarang. Perbuatannya masih membuat perutku mulas apabila sekadar memikirkannya. Namun bagaimanapun, aku yakin semua itu sesederhana kebaikan umum yang akan ia lakukan ke temannya yang lain. Tidak lebih.

Tapi tetap saja, ada satu hal lagi yang mengusikku. Kak Gadang tidak pernah meminta maaf. Baik setelah mengatakan dua kata itu atau setelah tangannya menggenggam tanganku. Penjelasan pun nihil. Ia tidak menyebutkannya secara gamblang. Mungkinkah aku yang terlalu berlebihan? Apakah menggenggam tangan seseorang selumrah itu? Tapi sebenarnya, dua hal tersebut sama saja seperti kebohongan yang Kak Gadang sebutkan pada Ratna dan Yudha tentang kami yang pergi bersama, bukan? Seharusnya tidak perlu dipermasalahkan karena jawabannya pun sudah jelas: tidak ada artinya.

Aku jadi bertanya-tanya, bagaimana rasanya kalau semua itu mempunyai arti? Apakah perasaan membuncah yang membuatku ingin melompat apabila memikirkannya ini akan muncul persis sama?

"Git, lo nggak mau pulang?" Audri menyikutku dari samping.

Aku baru tersadar bahwa kelas sudah berakhir--anak-anak sudah berhamburan keluar.

"Hm, ngelamun lagi bocah, bocah. Kenapa sih lo?"

"Nggak."

"Sekarang main rahasia-rahasiaan. Btw, lo nggak cerita-cerita cowok di Reverie kemarin siapa. Gebetan lo?"

Aku berdeham. "Bukan. Kak Gadang."

"Demi apa lo? Kok bisa?"

Aku menghela napas. Kesal. "Seperti kata lo, dia 'kan orangnya baik baaanget sampe bikin baper, nah karena melihat gue ditinggal dengan mengenaskan oleh seseorang yang ngakunya temen, dia nawarin buat nemenin sampe orang itu balik. Puas lo?"

Audri terdiam, sadar aku menyindirnya, kemudian mengangkat jari membentuk simbol 'ok'. "Maaf kali, Git. Lo 'kan tahu Niki dan yang lainnya itu sahabat gue dan resenya cuma gue yang terlempar ke Smagada. Eh, tunggu, itu nggak penting. Terus dia nemenin lo sampe kapan, tuh? Gue 'kan nggak balik-balik?"

"Sampe kapan, ya? Tau dah, lo pikir aja sendiri."

Aku memasang tas dan beranjak pergi meninggalkan Audri.

"Eh, Git! Tungguin!" Audri menyusulku. "Lo waktu Elysian free kan?" Elysian adalah nama pensi tahunan milik Smagada.

"Nggak. Gue ada tugas klub."

"Yah, gue sendirian, dong?"

"Emang sahabat-sahabat lo nggak pada dateng?"

"Yah, Git, kok masih ngambek sih lo?"

"Nggak ada yang ngambek."

"Lo mau ke mana, sih?"

"Kumpul klub. Bye!"

— — —

notes:

btw, ada yang baru di chapter playlist dan character boards!

crescent.Where stories live. Discover now