7

715 56 16
                                    

"Berdirilah, Han! Sudah adzan," aku mencoba mengingatkan yang kemudian direspon dengan cepat oleh Hanand, "Sudah saatnya calon papa mendirikan shalat. Ambil wudhu duluan, Key, bagi tahu orang-orang masjid kalau imam segera datang!" Seketika meregangkan tubuhnya seperti beruang yang baru saja bangkit dari hibernasi panjang, Hanand memasang wajah menyebalkan dan segera menutup laptopnya.

Bagi kami syarat utama untuk kelak bisa jadi pemimpin rumah tangga yang hebat adalah dengan tidak meninggalkan shalat sama sekali. Kehidupan dunia boleh menegangkan atau mungkin menyenangkan, tetapi setiap lelaki hebat selalu punya Tuhan. Aku pun bergegas pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Yang kemudian disusul oleh Hanand.

Ariel yang masih berusaha mengusai dirinya sendiri pun akhirnya ikut shalat berjamaah ke masjid. Yang mana jarak dari kosan ke masjid sebenarnya hanya sekitar 17 langkah kaki orang dewasa. Kecuali Hanand. Dia tua. Langkah kakinya tidak dihitung sama.

Siang hari setelah selesai mendirikan shalat dzuhur berjamaah, sekitar pukul 12.31, seperti biasa kami berbincang di beranda kosan yang tidak begitu luas tetapi selalu cukup untuk manampung kebersamaan. Tanpa menyentuh laptop terlebih dahulu Hanand memulai pembicaraan yang jika dilihat dari raut wajahnya mungkin apa yang akan ia bicarakan adalah hal yang serius. Mungkin soal cerita keberhasilan menaklukan dirinya sendiri bangun sepagi tadi. Atau bagaimana ia mengalami mimpi aneh semisal dikejar hantu dan sebagainya. Hanand penakut. Walau punya wajah menyeramkan tapi Hanand tidak pernah lebih songong dari tampangnya. Jika bertemu hantu dia akan lari.

"Key, aku memang tak senang, tapi sepertinya kau selalu butuh tahu tentang dia," begitu ucap Hanand.

"Maksudmu, Han?"

"Dua hari yang lalu aku lihat Sera jalan dengan lelakinya. Aku sebenarnya malas harus bercerita, apalagi harus melaporkan hal menyebalkan semacam ini tapi, ya, kau tahulah aku tidak bisa lihat kawanku dipermainkan, kau harus tahu, Key!"

Dari laporan yang disampaikan Hanand aku seketika bisa menyimpulkan semuanya, tentang kenapa pesanku tidak Sera balas. Aku percaya Hanand. Maksudku, dia tidak mungkin berbohong. Aku kenal Hanand dengan baik. Jadi secara teknis aku tidak perlu repot-repot memastikan atau mencari tahu lagi alasan kenapa Sera tiba-tiba menghilang. Ya, walau kejadian seperti ini bukan baru kali ini saja terjadi.

Aku sebenarnya tidak terlalu butuh tahu tentang kehidupan Sera selebihnya. Karena pada dasarnya memang aku tak berhak. Dilihat dari sisi manapun aku sama sekali tidak punya keharusan untuk mencari tahu apa pun lagi tentang hidup Sera, selain ingin memastikan bahwa Sera tidak menghilang sebelum memaafkanku.

Laki-laki selalu butuh dimaafkan.

Di antara sekian banyak hal menyebalkan dan dari jutaan cerita yang tak layak didengarkan, akulah satu-satunya hal yang paling tidak boleh ada. Hidup sedang mereka jalani berdua. Tidak boleh ada aku. Bumi ini sedang asyik mereka jejaki bersama. Setidaknya aku selalu merasa Sera seperti itu.

Aku sejak sesuatu terjadi selalu menaruh kesadaran akan hal ini; di mana berharap kepada manusia adalah kesalahan paling bodoh dari sebuah proses patah hati. Dan mengalaminya aku pernah. Itulah kenapa sekarang aku bisa bersikap baik-baik saja. Tidak menyenangkan memang, tetapi mendengar berita semacam ini sudah tidak lagi membuatku berhenti dari berjalan. Maksudku, aku baik-baik saja, walau di dadaku mungkin sesuatu sedang terjadi. Hal-hal seperti ini sudah tidak lagi merusak apa-apa, karena dariku mungkin memang sudah tidak ada lagi yang bisa dihancurkan.

Dulu mungkin aku bisa marah. Dan secara tidak sadar mengacaukan hari-hari yang sebenarnya akan menyenangkan. Sekarang setelah lebih memahami banyak hal, aku seperti sanggup melihat suatu kejadian dari sudut pandang yang berbeda. Mungkin aku bisa begini setelah kepada Sera aku sudah tidak menaruh harapan apa-apa lagi.

Kupikir Sera melakukan semuanya dengan baik. Dia sedang kencan, secara hati sudah bisa dipastikan bahwa dia sedang malakukan sesuatu yang menyenangkan bersama orang yang kini baginya menenangkan. Yang bersamaan dengan itu dia menepikan aku agar tidak mengetahui apa-apa. Perihal kencannya dan hal-hal lain yang mungkin menurutnya akan membuatku terluka. Aku percaya bahwa dengan tidak mengabariku Sera sedang melakukan suatu kebaikan, hatinya bermaksud baik.

Sudah 2 hari. Barangkali kekasihnya sedang ada libur panjang. Dan berkat jarak, mereka punya banyak sekali rindu yang perlu direkatkan. Dari pekerjaan yang pastinya melelahkan tentu aku tahu benar bahwa menemui perempuan secantik Sera adalah perlu.

Beristirahat tidak pernah benar-benar bisa menyembuhkan lelah, hanya perempuan cantik yang bisa melakukannya.

Aku pun, jika sesuatu tidak terjadi dan jika sampai sekarang Sera masih menjadi kekasihku, mungkin aku akan melakukan hal yang sama. Walau jarak tidak begitu jauh, tetapi selalu ada rindu yang bisa dirasakan. Terlebih siapa lelaki yang tidak merasa kangen jika sehari saja tidak melihat wajah Sera? Selain cantik, Sera itu lucu, dan dia punya sihir ajaib yang bisa membuat orang-orang yang bertemu dengannya merasa beruntung. Dari sekian banyak hal menyenangkan, bertemu Sera adalah salah satunya.

Aku bukannya mendukung kencan Sera dengan kekasihnya. Aku hanya mencoba memikirkan hal-hal lain yang bisa aku syukuri, sebab dari dada yang sedang bergejolak mungkin akan ada kejadian yang tidak menyenangkan, jika tidak segera ditenangkan. Dan sejak lama aku sudah berlatih untuk melakukannya. Bahwa menenangkan diri sendiri adalah hal yang penting jika masih ingin mencintai seseorang.

Jangan berpikir lain. Seperti menaruh angkara bagi orang-orang yang masih bergumul dalam lara. Mungkin ini tidak benar, tetapi selalu ada cerita aneh dari mencintai seseorang. Sesuatu yang tidak bisa dimengerti oleh orang-orang yang tidak sedang merasakan.

Hari ini adalah hari Rabu dan selalu ada keberuntungan di hari Rabu. Kabar bahwa Sera sedang bersama kekasihnya bukanlah duka, jika dilihat dari sisi lain, berkat kabar ini aku beruntung. Bahwa setidaknya di bumi ini Sera masih ada--sedang berbahagia.

____

Hai, selamat membaca :)

Langit Yang Jauh Untuk Kecoa Yang TerbalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang