Between a different

7K 461 57
                                    

Seo changbin, tolong jangan mati dan cepat cari aku hiks.

⚛⚛⚛


Felix berlari melewati hutan rimbun dengan medan curam yang sedikit licin. hatinya bergemuruh ditengah ketakutan yang mendominasi.

kakinya sakit, bagian belakang tubuhnya sakit, hatinya lebih sakit. ia terus berlari dengan hati terluka.
lari bersama isaknya, lari bersama airmatanya.

Felix akan pergi. jauh, jauh sekali.
hingga alat canggih kepolisian pun tak akan bisa menemukannya.

"kumohon, biarkan aku selamat. aku hiks- tak punya siapapun lagi".

⚛⚛⚛

Pria itu terbangun dengan sisa-sisa nyeri ditubuhnya. Ia menoleh ke sisi, tampak seorang pria pelaku utama rasa nyeri yang ia rasakan.

"Heh bangun, sekolah sanaa!!".

Dia bergeming. Merubah posisi tidur menjadi terlentang hingga mengekspos dada telanjangnya. Setelah itu kembali tidur.

"Heh! Pulang sanaa". Ia menjambak rambut gelap pria yang lain dengan sadis. Hingga mau tak mau pria itu terbangun.

"Astaga, apa sih sayang!! Aku ngantuk. Udah ah aku bolos ajaa". Ia kembali masuk kedalam selimut tebal yang mereka kenakan.

Pria pertama menghembuskan nafasnya. Menyerah. Toh adu bicara dengan anak itu hanya akan membuatnya jengkel.

"Fellie, mau kemana?"

"Mau balik ke rumah. Udah 2 hari kamu ngurung aku dikamar bau sperma ini".

"Bau gini, sperma kita juga kan?".

"JISUNGGGG!!"

"Iya iya 5 menit lagi, aku ngumpulin nyawa dulu baru anter kamu balik abis itu aku sekolah. Puas?"

Pemuda pertama tersenyum renyah, berjalan mendekat lalu mengecup kening pria bernama 'Jisung' itu.

"Okay, aku mandi duluan"

=

Felix menatap pria yang kini tengah mengeringkan rambutnya. Menatap lembut dengan otak menerawang jauh, mengembalikan memory setahun silam.

Hari itu, ditengah hujan badai. Di pinggir hutan rimbun yang Felix tak yakin ada dimana, ia kehabisan tenaga kakinya memiliki luka gores dimana-mana, telapak kakinya tak berhenti mengeluarkan darah. Felix merasa aman dari gangguan orang, namun tidak akan nyawanya yang bisa berhenti kapan saja. Felix tak bisa bertahan.

Hingga ia terbangun di sebuah kamar rumah sakit yang ia tak tau ada dimana, dengan piyama khasnya dan dengan banyak sekali perban dimana-mana.

"Kau sudah bangun?". Wajah tampan seorang pria berbaju SMA yang bisa ia lihat pertama kali.

🍂🍂🍂

"Aku sayang kamu". Jisung menggenggam jemari Felix yang ia tumpukan diatas paha. Felix menatapnya hingga tatapan itu bertemu.

"Siapapun kamu, aku sayang kamu. Lee felix". Ulangnya sekali lagi.

Felix tersenyum padanya, pada dia yang selalu ada, pada dia yang menyayanginya tanpa karena, tanpa tetapi atau tanpa apapun.

Uri Lixeu⚠ ✔Where stories live. Discover now